Dalam rangka memperingati kegiatan Paskah tahun 2013, kembali Persekutuan Umat Kristiani Karyawan PT Bank DKI mengadakan pembekalan rohani bagi karyawan dan keluarga karyawan berupa kegiatan retreat selama 2 (dua) hari 1 (satu) malam, yang diadakan di Vila Anugerah, Gunung Geulis, Gadog, Bogor, jawa Barat.
Sesi pertama dimulai setelah makan siang di hari Sabtu, 15 Juni 2013, dengan mengambil tema “Gambar Diri”, yang disampaikan olehnya Pendeta Nixon Manalu. Dengan mengawali sesi dari ayat dalam Amsal 23 : 7a yang berbunyi, “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri, demikianlah ia”, beliau menjelaskan bagaimana memiliki Gambar Diri yang sehat karena melalui pikiran, hati dan perbuatan yang baik akan menghasilkan karakter yang baik, sementara pola pikir yang salah akan menghasilkan keributan.
Diungkapkan ada 4 sindroma yang dapat menyebabkan Gambar Diri yang salah, yaitu :
Takut Gagal atau Ketagihan Sukses, yang mana seseorang tersebut memiliki standar tertentu, contohnya : seorang perfeksionis, orang yang mengejar sukses dengan cara apapun, persaingan, mengasihani diri sendiri atau tidak berani ambil resiko
Disampaikan dalam Roma 3 : 28 mengenai Kebenaran Allah bahwa karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan oleh iman, bukan karena ia melakukan hukum Taurat
Takut tertolak atau Ketagihan menyenangkan orang lain, misal : selalu menyenangkan orang lain, takut kesepian, rasa tidak aman, mudah tersinggung dan takut dikritik
Roma 8:15 menyimpulkan bahwa kita sangat berharga di mata Tuhan karena telah menerima roh yang menjadikan kita sebagai anak-anak Allah
Takut Dihukum atau Ketagihan rasa tertuduh, misal pada orang yang mudah terintimidasi, yang sulit masuk ke hadirat Tuhan, yang suka mengritik orang lain dan suka menyalahkan orang atau situasi pada saat gagal
Rasa Malu atau Ketagihan kebiasaan buruk, misal orang yang memiliki rasa minder atau sulit bergaul, tertutup dan jaga image atau yang melakukan pelarian dengan terikat pada kebiasaan buruk
Gambar Diri yang salah disebabkan karena kepercayaan yang salah, yang merupakan hasil tipu daya iblis. Kita berharga bukan karena kata orang tapi karena siapa yang ada didalam diri kita, seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 4 : 3
Kepercayaan yang benar adalah Kebenaran Allah, seperti tertulis dalam 1 Samuel 16 : 7 b yang demikian bunyinya, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah, manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi Tuhan melihat hati”. Harga diri saya adalah siapa saya, pribadi saya dan apa kata Tuhan.
Orang percaya sangat berharga di mata Tuhan, seperti tertulis dalam ayat berikut :
- Yohanes 14 : 8 – 10 manusia dipulihkan
- 1 Petrus 1 : 18-19 manusia ditebus
- Kis 1 : 8 manusia menerima kuasa Roh Kudus
Jadi, siapa yang ada dalam diri kita, yang menjadi gambar diri kita, itulah yang akan terpancar melalui pikiran, perkataan dan perbuatan yang membentuk karakter kita dalam hidup keseharian.
Sesi kedua, dilanjutkan setelah istirahat dan makan malam, dimulai pada pukul 19.00 sampai dengan selesai, yang disampaikan oleh hamba NYA yaitu Pendeta Yorie Abas, yang mengambil tema inti acara yaitu “Sehati Bersama Melayani Tuhan” dengan berdasar pada firman Tuhan dari Filipi 2 : 1-5 dibawah perikop Nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus.
Beliau menyampaikan bahwa sebagai anak Tuhan sudah semestinya kita memiliki kualitas prima atau excellent, melalui karakter dan sikap, bersama sehati dalam melayani Tuhan.
Ada beberapa Musuh dari Komunitas, diantaranya :
Kelicikan, seperti dalam Bilangan 32 : 1 – 5, dimana hanya untuk membangun image agar tampak “sehati” padahal sesungguhnya tidak demikian. Juga dalam Lukas 18 dimana hidup keagamaan orang Farisi seperti pemungut cukai, orang Yahudi yang hidup untuk bangsa Romawi
Manipulasi Efraim dalam Hakim 8 : 1-3, Gideon berperang bersama 300 orang yang dipilih Tuhan untuk melawan bangsa Midian. Bagi Tuhan, ketaatan lebih penting daripada sebuah pengertian. Manipulasi terjadi di saat perang hampir usai karena orang-orang ini hanya ingin dicatat dalam sejarah.
Euforia Simon dalam Lukas 5 : 6-7, dari yang semula hidup untuk diri sendiri menjadi penjala manusia yang dipilih Tuhan. Yesus memberi interupsi berupa isyarat dan mentalitas teman Simon yang mau turut membantu
Acara malam hari itu ditutup dengan kegiatan Api Unggun, yang mana sebelumnya seluruh peserta diminta menuliskan hal-hal buruk apa yang ingin dilepaskan dan didoakan agar dapat dimusnahkan dan dileburkan kedalam api.
Sesi terakhir dalam kegiatan Retreat ini adalah sesi yang disampaikan oleh Pendeta Peter Wowor, yang menyatakan bahwa motivasi sebuah pelayanan tergantung pada hidup kita sendiri, seperti tertulis dalam Kis 20 : 33 – 35, “……. adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima”
Motivasi dalam Pelayanan diantaranya adalah seperti yang disampaikan dalam ayat berikut :
- Lukas 6 : 46 menjadikan Tuhan Yesus sebagai Tuhan (Juru Selamat)
- Mazmur 1 : 1-2 menjalankan Firman Tuhan sebagai kesukaannya
- Matius 28 : 9-12 pelayanan bukan beban tapi sebagai sebuah kehormatan
- Efesus 5:17 memberikan waktu untuk mengerti kehendak Tuhan
- Kolose 3:23 Rendahkanlah dirimu satu dengan yang lain, seperti takut akan Tuhan. Melayani sesamamu, jangan mencari pujian tapi hanya berfokus kepada Tuhan
Apa yang harus dilakukan agar pelayanan benar ?
- Mempunyai visi dan misi benar dan sama seperti dalam Efesus 4:13
- Menghindari perilaku jahat
- Tunduk pada otoritas/pemimpin tertinggi (Tuhan) untuk berubah karakter
Kegiatan retreat ini diakhiri dengan pemilihan Ketua PUK untuk periode yang baru berikutnya, kiranya seluruh karyawan PT Bank DKI yang tergabung dalam PUK PT Bank DKI dapat terus bertumbuh bersama dan makin setia melayani Tuhan beserta segenap keluarga besarnya.