Saya lahir di era tahun 60 an, waktu itu memasang pesawat telpon di rumah saja dilakukan orangtua setelah saya duduk di kelas lima bangku sekolah dasar. Sebelumnya, jika ibu ada keperluan menghubungi bapak di kantor, ibu akan meminjam telpon di rumah tetangga, yang memasang telpon dengan koin di rumahnya, atau setelah ada boks telpon umum di dalam perumahan kami, kami menggunakan itu jika penting sekali.
Saya juga mengenal komputer setelah duduk di bangku kuliah di sebuah Akademi Kedinasan, sekitar tahun 1987, saya dan teman-teman memang harus mempelajari hal itu karena kuliah kami berkaitan banyak dengan pengolahan data. Saya belajar mulai dari pengolah kata dengan Wordstar, pengolah data dengan Lotus123 dan bahasa pemrograman seperti Dbase. Yah memang masih jadul sekali tapi saya bersyukur sekali karena semua itu menjadi bekal dalam menyelesaikan skripsi dan bekerja setelah tamat dari sana. Masa itu, saya belum mengenal internet, internet baru saya kenal setelah masuk kerja, itupun masih terbatas hanya untuk keperluan mencari informasi saja. Sedangkan memiliki handphone, baru beberapa tahun setelah saya bekerja juga hanya untuk keperluan mengirim pesan singkat dan berkomunikasi lewat telpon.
Namun itu semua tidak dapat dibandingkan dengan era dimana anak-anak saya lahir, tumbuh dan berkembang. Mereka lahir di masa orang tua mereka telah memiliki semua fasilitas dan semua akses itu di rumah. Mereka melihat bagaimana sehari-harinya kami menggunakan alat komunikasi dengan handphone atau telpon bahkan bekerja dengan komputer dan laptop di rumah.
Anak-anak sudah mengenali bentuk alat komunikasi itu sejak mereka bayi. Bahkan mereka sudah bisa berkomunikasi dengan kami, orangtua nya, saat kami ada di kantor dan mereka ada di rumah bersama nenek atau pengasuh mereka. Mereka tahu bahwa oh ada suara mama atau papa di ujung telpon sana. Beranjak ke masa kanak-kanak, mereka sudah mulai bisa memencet nomer handphone kami yang kami tempelkan di dinding rumah dekat dengan pesawat telpon.
Di sekolah, anak-anak juga sudah mulai menerima dan mengenal komputer sejak dini sesuai tingkatan mereka. Banyak sekolah, sudah mulai memperkenalkan media ini sejak anak didik duduk di tingkat Taman Kanak-kanak, untuk mengenal huruf, warna, bentuk dan angka. Di bangku sekolah dasar, anak-anak juga sudah mulai meningkat keterampilan dan pengetahuannya, mereka sudah mengenal cara mengolah kata, membuat kartu ucapan, membuat tabel dan juga membuat gambar serta banyak lagi. Lebih dalam lagi pengetahuan mereka di jenjang berikutnya, selain pengetahuan dasar mengenai komputer itu sendiri, anak-anak sudah mulai diajari membuat data base atau bahkan belajar mengolah data sederhana.
Selain mengenal media komputer, yang sebelumnya hanya digunakan untuk hal-hal tersebut. Komputer juga kemudian digunakan sebagai media untuk menerima informasi melalui jaringan telekomunikasi, yang disebut dengan internet, kependekan dari Interconnected Computer Networks atau bisa didefinisikan sebagai jaringan komputer tanpa batas yang menjadi penghubung pengguna komputer satu dengan pengguna komputer lainnya serta dapat berhubungan dengan komputer di sebuah wilayah ke wilayah di penjuru dunia, dimana di dalam jaringan tersebut mempunyai berbagai macam informasi serta fasilitas layanan internet seperti world wide web (www), electronic mail (e-mail), mailing list (milis), bulletin board system, telnet, chatting (internet relay chat), news group, file transfer protocol, gopher, internet telephony, internet fax dan masih banyak lagi.
sumber gambar dari http://www.4ycr.co.uk/computer-services/networking-internet-setup/
Bagi anak-anak sekolah, fasilitas internet diperlukan untuk mengerjakan tugas sekolah, seperti mencari bahan pelajaran, buku pelajaran juga sudah ada yang berbentuk e-book, mencari pembandingan bahan pelajaran, misal jika saya atau anak-anak kurang paham dengan bahan yang diberikan guru di sekolah, biasanya kami mencari bahan atau contoh soal yang mampu memberi pencerahan. Guru di sekolah juga sudah mulai memberi tugas, yang hasilnya dikirimkan melalui email, hal ini bagus juga, selain menghemat waktu dan juga menghemat penggunaan kertas (paperless). Fasilitas ini juga digunakan untuk mencari informasi sekolah dimana saja yang mempunyai website, bahkan dapat digunakan untuk mencari beasiswa melanjutkan studi dan melakukan riset di luar negeri (scholarship).
Sedangkan sebagai hiburan atau selingan, biasanya anak-anak usia sekolah ini juga menggunakan internet untuk menjadi anggota dalam sebuah atau beberapa jejaring sosial (social media) seperti Facebook, Twitter dan banyak lagi, yang secara positif memberi manfaat memperbanyak teman dan membina hubungan dengan teman yang sudah ada namun berbeda tempat, selain itu internet juga dapat digunakan untuk mendownload permainan (game), lagu ataupun membuat tulisan melalui blog, seperti yang sudah banyak dilakukan anak-anak usia sekolah saat ini. Bahkan internet pun sekarang dapat digunakan untuk melakukan bisnis on-line maupun berinvestasi seperti pasar saham, yang dapat dipantau dari mana saja.
Mari simak data dari grafik berikut dibawah ini, yang saya peroleh dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2013 dan proyeksi dua tahun berikutnya yaitu tahun 2014 – 2015.
sumber gambar dari www.apjii.or.id
Dari grafik diatas tampak kenaikan yang signifikan dari para pengguna internet di Indonesia, dimana pada tahun 1998 hanya sekitar 500 ribu pengguna sedangkan sekarang di tahun 2013 telah mencapai sebanyak 82 juta orang pengguna, yang berarti bahwa dalam 15 tahun terjadi peningkatan pemakaian sebanyak 16400%, peningkatan ini tentunya juga didukung dengan semakin tersedianya media teknologi yang semakin canggih dan kemudahan akses internet dimana-mana, juga penyedia layanan jasa internet (provider) yang berlomba memberikan layanan terbaik pada pelanggannya.
Berdasarkan data diatas, pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia menurut catatan Badan Pusat Statistik adalah sebanyak 237.641.326 orang dengan pengguna jasa internet sebanyak 42 juta orang, yang artinya sekitar 17% orang penduduk Indonesia menggunakan jasa tersebut. Sedangkan pada tahun 2013, diperkirakan penduduk berjumlah 250 juta orang dengan pengguna jasa internet sebanyak 82 juta orang, yang artinya terjadi peningkatan pengguna jasa ini menjadi 32.8% atau meningkat hampir dua kali lipat dalam kurun waktu 3 tahun saja. Peningkatan juga dapat terjadi karena adanya kebutuhan akan informasi yang diperlukan dengan menggunakan fasilitas ini.
Dulu, di era 90 an, fasilitas internet bisa saya nikmati hanya melalui media komputer atau laptop saja, namun di masa sekarang fasilitas internet yang multifungsi itu ada dalam sebuah genggaman, yang semuanya berada didalam sebuah media yang disebut dengan gadget, yang bisa berupa audio gadget, video gadget, camera gadget dan Ipods. Pada website wikipedia berbahasa Indonesia gadget didefinisikan sebagai berikut: “Gadget adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Inggris untuk merujuk pada suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru. Gadget dianggap dirancang secara berbeda dan lebih canggih dibandingkan teknologi normal yang ada pada saat penciptaannya.”
sumber gambar dari http://gamesisort.blogspot.com/2012/01/meningkatkan-performa-gadget.html
Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Freddy H. Tulung, penggunaan piranti telekomunikasi canggih ukuran genggaman (gadget) di Indonesia saat ini mencapai angka 240 juta unit. “Angka tersebut lebih banyak dibanding penduduk Indonesia yang jumlahnya di kisaran 230 juta jiwa, sementara tingkat penggunanya mencapai 67 persen,” ujar beliau di Pontianak, pada hari Selasa, 2 April 2013. Ia juga menilai, untuk proporsi kepemilikan gadget, terutama berbentuk telepon cerdas multi-fungsi (smartphone) terbanyak di Pulau Jawa, di mana rata-rata satu orang mempunyai dua gadget, sedangkan akses telekomunikasi kini telah mencapai di wilayah pedesaan.
Lalu bagaimana peran orangtua mengatasi trend mobile internet pada perkembangan anak ? Dengan melihat bahwa sesungguhnya banyak terdapat dampak positif dari perkembangan penggunaan internet, maka sebagai orangtua dari anak-anak di era teknologi seyogyanya turut mendukung anak-anak dalam menggunakan fasilitas ini, dengan tetap memberi batasan dalam penggunaannya untuk mencegah terjadinya dampak negatif terhadap anak-anak. Sesungguhnya memang lebih sulit membatasi anak-anak dengan mobile internet daripada anak-anak yang menggunakan fasilitas internet dengan komputer, hal ini disebabkan karena mobile internet dikemas dalam satu gadget yang multifungsi sehingga mudah dibawa kemana saja, ke kamar mandi sekalipun dan bisa diakses kapan saja.
sumber gambar dari http://www.networkintellect.com/blog/85-of-internet-users-worldwide-choose-mobile/
Dalam sebuah laporan survei yang dirilis oleh A Pew Internet and American Life Project pada tanggal 20 April 2010 disampaikan data mengenai bagaimana anak muda menggunakan telpon selular. Hasil ini diambil pada tahun 2009 terhadap 800 anak usia 12 sampai 17 tahun beserta orang tua mereka.
sumber gambar dari http://digitalis.nwp.org/resource/1324
Temuan singkat dari hasil survei tersebut adalah sebagai berikut :
- Pesan teks adalah metode komunikasi yang disukai para remaja dan teman-teman mereka.
- Menelpon dengan ponsel adalah metode yang disukai komunikasi antara remaja dan orang tua mereka.
- Anak perempuan menggunakan ponsel mereka untuk pesan teks dan menelpon teman-teman mereka lebih banyak dari yang anak laki-laki lakukan.
- Meskipun sebagian besar sekolah melarang membawa dan menggunakan ponsel, remaja terus mengirimkan pesan singkat di kelas.
- Umumnya, peraturan orangtua tidak mempengaruhi pola penggunaan telepon seluler remaja.
- Remaja dari rumah tangga berpendapatan rendah lebih cenderung menggunakan ponsel untuk online dibandingkan remaja lain.
- Konflik antara remaja dan orang tua tercatat berkaitan dengan penggunaan ponsel dan regulasi.
- Sepertiga dari remaja usia 16-17 telah mengirim sms saat mengemudi.
Berdasarkan hasil survei tersebut, hal itu yang sebagian besar juga terjadi diantara usia anak muda dan usia anak sekolah di hampir seluruh bagian dunia ini.
Adapun dampak negatif yang saat ini juga sering terjadi dalam penggunaan jasa internet ini diantaranya seperti pornografi, kekerasan, penipuan dalam bisnis online, penipuan melalui jaringan social media, penipuan kartu kredit, cyber crime dalam bentuk hacking dan cracking, kurangnya komunikasi baik dengan teman, saudara maupun orangtua dan interaksi sosial baik dalam rumah maupun dengan teman di lingkungan sekitar, dapat diatasi dengan batasan yang sesuai dengan perkembangan usia anak, mengingat bahwa dinding batasan dunia ini sudah terbuka semua dalam sebuah gadget, dengan melakukan hal diantaranya seperti berikut ini :
- Memberi penjelasan mengenai kegunaan dari mobile internet kepada anak-anak, karena selain internet mempunyai banyak fasilitas yang berguna dan memberi dampak positif, juga menggunakan mobile internet memberi kepraktisan karena mudah dibawa dan dapat diakses dimana saja dan kapan saja
- Memberikan penjelasan adanya dampak negatif yang mungkin timbul dalam melakukan akses kedalam internet dan upaya pencegahannya, seperti tidak meng-upload semua foto yang dimiliki kedalam jejaring social media, membatasi informasi yang dipublikasikan kepada umum
- Memberi penjelasan situs apa yang boleh dibuka sesuai norma agama dan pendidikan yang anak-anak peroleh disesuaikan dengan umur dan kebutuhan mereka. Biasanya untuk anak-anak usia SD mereka lebih banyak menggunakan gadget atau fasilitas mobile internet untuk mendownload game. Sedangkan sesuai dengan perkembangan anak pra remaja dan remaja yang mulai banyak perasaan ingin lebih tahu dan ingin mengetahui segala sesuatu, beri penekanan, apa yang bisa dan pantas mereka akses dan untuk keperluan apa.
- Dampingi anak-anak khususnya yang masih usia Sekolah Dasar dalam menggunakan mobile internet ini. Sedangkan bagi anak-anak usia pra remaja keatas, saat mereka sedang “on-line” dengan gadget mereka, tanyakan apa yang sedang mereka kerjakan dan pantau sekali waktu.
- Tetap melakukan interaksi sosial. Ajaklah anak-anak untuk membatasi diri dari segi waktu dalam memakai gadget dan menggantikannya dengan melakukan kegiatan bersama-sama dengan teman di lingkungan atau berinteraksi dengan orang lain. Jika anak-anak memiliki gadget masing-masing maka batasilah penggunaannya untuk kuota dalam sebulan, setidaknya mereka akan menggunakan kuota yang ada dengan bijaksana, walaupun tak tertutup kemungkinan anak-anak akan mengakses di banyak tempat yang memiliki fasilitas Wi Fi
- Buat aturan dan kesepakatan bersama anggota keluarga, kapan waktu yang tepat dan berapa lama melakukan akses internet dengan menggunakan mobile internet, misal apakah pulang sekolah atau kah hanya pada hari libur saja, selama berapa lama ? dan seterusnya. Tetapkan waktu rutin untuk melakukan hal bersama-sama tanpa gadget, misal saat makan pagi atau makan malam dan berliburan bersama keluarga
sumber gambar dari http://www.stealthmobiletracking.com/
Pada intinya bukan orang tua melarang anak menggunakan mobile internet untuk kebutuhan mereka, melainkan beri kepercayaan pada anak untuk bertanggungjawab dalam menggunakan mobile internet dan sebagai seorang anak yang seyogyanya dalam batasan usia sekolah, wajib memperhatikan waktu belajar dan waktu nya untuk bersosialisasi dengan lingkungan dan teman-temannya atau melakukan kegiatan off line yang lain seperti bersepeda, bermain bulu tangkis ataupun memancing dan melakukan kegiatan belajarnya.
Orang tua wajib memberi penjelasan dan mengayomi anak-anak dalam berinteraksi dengan media gadget apapun karena mereka juga jangan sampai tidak paham teknologi canggih yang dapat membantu mereka dalam banyak hal tapi orangtua juga wajib melindungi mereka dari hal-hal buruk sebagai dampak penggunaan media ini, dengan memberikan wawasan dan rambu-rambu yang jelas sesuai dengan perkembangan usia mereka.
Tulisan dan Opini ini bertema “Peran Orangtua Mengatasi Trend Mobile Internet terhadap Perkembangan Anak” yang diadakan oleh Dari Perempuan.com
Komplit banget, mbaa…
memang benar, ortu harus mengawasi penggunaan mobile internet.
hehe iya mbak, terimakasih ya dah mampir, sekalian sharing dan topiknya pas kena di hati 🙂
salam kenal, kunjungan perdana
wah keren nieh mbak tulisannya…
sukses kontesnya
haaa….terimakasih sdh mampir….salam kenal juga ya….mari dilihat tulisan2 yang lain, mungkin bermanfaat buat keluarga utk jalan2 dan lain2 nya 🙂
: Keluarga yang bijak menyelami trend mobile internet sangat sulit saat ini. Trend mobile internet memerlukan teknologi. Teknologi memerlukan sejumlah dana. Banyak keluarga yang jauh dari kesan akrab dengan mobile internet. Karena itu, keluarga semacam ini sangat sulit bersikap bijak. Namun, ada keluarga yang sangat mudah memperoleh sejumlah gadget dengan mengikuti trend mobile internet. Keluarga ini pun tetap sulit menjadi bijak. Sesulit-sulitnya permasalahan tetap harus ada satu pilihan. Pilihan itu ada pada tulisan di atas! (Selamat berkarya Mbak Adjeng!)
terimakasih banyak pak Djony, sudah mampir dan memberi tanggapan, Tuhan berkati 🙂