Menurut data Badan Pusat Statistik edisi Buklet bulan Mei 2012, Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar, memiliki luas wilayah daratan 1.910.931,32 km2 yang terbagi habis kedalam 33 propinsi di Indonesia dari Propinsi Aceh sampai Papua Barat dengan jumlah 17.504 pulau.
Dengan kondisi geografis yang terdiri dari beribu pulau ini, tentu tak disangkal lagi adanya beragam kebudayaan yang muncul dari kurang lebih 300 kelompok etnik atau 1.340 suku bangsa yang ada di Indonesia, yang terdiri 238 juta jiwa penduduknya, menurut data Sensus Penduduk 2010.
Setiap suku bangsa yang merupakan golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama, maka identitas suku pun ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis.
Keragaman suku bangsa di Indonesia ini berdampak pada keragaman budaya yang tampak pada adat istiadat, kebiasaan, pola pikir dan kehidupan sehari-hari. Keragaman budaya akibat begitu banyaknya suku bangsa dapat menimbulkan dua hal yang sangat mungkin terjadi dan sudah terjadi, yaitu beragam menjadi berbeda dan beragam menjadi bersatu, sehingga semboyan negara Bhineka Tunggal Ika yang menyampaikan pesan bahwa walaupun berbeda namun tetap bersatu, itulah yang paling sesuai bagi Indonesia agar keragaman ini dapat menjadi Potensi Pariwisata terbesar.
Keragaman sebagai Awal Potensi Pariwisata
Mengangkat keragaman sebagai Potensi Pariwisata perlu dukungan semua pihak, mulai dari kelompok masyarakat terkecil yaitu keluarga dan pendidikan baik di sekolah maupun di rumah, sampai ke Pemerintahan Daerah dan memperoleh dukungan sarana dan prasarana dari Pemerintah Pusat.
Maksudnya adalah bahwa pertikaian yang terjadi akibat perbedaan etnis dan suku bangsa yang ada, mesti dihilangkan dengan menyadari bahwa kita “memang berbeda” satu sama lain dan semestinya setiap orang mampu menghargai perbedaan itu. Saya berbeda dengan anda, saya berbeda suku bangsa, saya mempunyai cara berpikir sesuai dengan kebiasaan keluarga saya berpendapat, hal ini tentu tidak dapat dipaksakan oleh kelompok lain dari suku bangsa yang berbeda. Namun, apakah masing-masing kita tetap kukuh pada cara pandang kita sendiri, seandainya ada pandangan dari suku bangsa yang berbeda, yang mungkin lebih baik ? Mari mencari jalan keluar, dengan berembug dan berdiskusi bersama, agar keragaman tidak menjadi sumber masalah dan pertikaian antar etnis.
Selain wawasan Bhineka Tunggal Ika, yang mengajak setiap orang menyadari bahwa kita berbeda tapi tetap bersatu, bentuk nyata dari implementasi hal ini adalah membentuk kerjasama antar budaya yang terintegrasi dengan baik. Bentuk kerukunan dalam keragaman budaya ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama saling menghargai kebudayaan suku bangsa lain yang notabene Indonesia juga walau terpisah karena kondisi geografis, sehingga muncullah semangat untuk mempromosikan bentuk keragaman ini ke dunia luar, ke bangsa-bangsa lain untuk menikmati keragaman budaya bangsa Indonesia (tidak lagi budaya kelompok tertentu saja) dan mengajak wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.
Pariwisata Indonesia perlu Brand Image
Pariwisata Indonesia sebagai sebuah produk yang ditawarkan baik kepada wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara, perlu sebuah merk atau brand yang dapat mempengaruhi image setiap orang yang ingin berkunjung, baik untuk melakukan kunjungan wisata ataupun melakukan kepentingan lain, seperti berinvestasi, melakukan perjalanan bisnis atau bahkan bersekolah di Indonesia.
Brand (merek) sangat diperlukan baik untuk produk berupa barang atau jasa seperti sektor pariwisata ini. Produk yang mempunyai Brand akan memiliki nilai tambah atau lebih bernilai harganya, karena dianggap lebih berkualitas dan dapat dikenali, dibandingkan dengan produk yang tanpa Brand, sekalipun menghasilkan produk yang sama.
“Merek adalah istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual, yang membedakan produk/jasa tersebut dengan produk lain terutama produk saingannya” (Kotler,1987, p. 440).
Brand harus merupakan hal yang mudah diingat, memiliki makna, memiliki desain menarik, mudah dimengerti oleh pasar dan legal secara hukum. Contoh Brand Nation yang menurut saya cukup kuat dan selalu diingat mengenai sebuah negara diantaranya : Malaysia, truly Asia; India, Incredible India; Korea, Be Inspired; Thailand, Always amazing you; Cambodia, Kingdom of Wonder; Vietnam, timeless charm; Taiwan, Touch your heart dan Maldives, always natural
Tagline : Indonesia is The Beautiful Diversity
Sama seperti negara lain, Indonesia juga perlu memiliki sebuah brand nation, selain di lingkup ASEAN juga di dunia, agar mudah dikenali dan meningkatkan nilai. Mengapa tagline ini saya pilih sebagai tagline untuk Indonesia karena seperti penjelasan dan data di bagian awal penulisan saya, Indonesia memang beragam, sangat beragam, dengan suku bangsa yang memiliki keragaman pula dalam adat, kebiasaan, cara pandang, cara makan juga berbagai jenis hidangan kulinernya, namun justru disinilah keragaman Indonesia tidak menjadi sebuah pergolakan atau pertikaian, tapi menjadi sesuatu yang indah (~ beautiful). Keindahan ini merupakan satu kesatuan. Indonesia akan muncul sebagai sebuah negara dan bangsa yang beragam, bukan hanya dikenal sebagai Bali, Lombok, Manado, Raja Ampat, Borobudur atau Danau Toba saja, tapi Indonesia.
Mempertahankan Tagline sebagai Brand Nation
Agar tagline sebagai Brand Nation mempunyai potensi mengangkat bangsa Indonesia khususnya mulai dari sektor Pariwisata, Indonesia harus memperhatikan
1.mengutamakan kualitas produk (Jasa Pariwisata) dengan cara memperhatikan semua sarana dan prasarana yang ada, seperti bandara internasional, akomodasi dan transportasi para wisatawan, kenyamanan (dan keamanan) selama berada di Indonesia, akses menuju tempat tujuan wisata, fasilitas di obyek wisata (bangunan candi atau museum sampai fasilitas kamar kamar mandinya)
2. menjadi yang pertama (unggul) di pasar, memenangkan pelanggan, memiliki keunggulan yang berbeda dengan negara lain dalam mempromosikan negaranya
3. Unique positioning concept : Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan membedakan dari pesaingnya. Indonesia sangat mampu karena Indonesia sendiri sudah unik dan berbeda dengan bangsa lain.
4. strong communications program :
Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan yang efektif, pengiklanan, kampanye promosi yang akan mengkomunikasikan fungsi dari brand itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan usaha yang keras, dan komitmen untuk memperkuat komunikasi itu, maka akan menimbulkan kesadaran konsumen akan brand tersebut, diantaranya dengan cara mengoptimalkan seluruh kedutaan besar Indonesia di setiap negara mempromosikan Indonesia melalui Pameran Pariwisata dengan mengangkat tema Keragaman dari tempat pariwisata yang belum terangkat selama ini, melalui pakaian, tari-tarian, kuliner, keindahan alam, dan keunggulan infrastrukturnya.
5. Waktu dan Kesinambungan,
Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan waktu untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ada di dalamnya, dipromosikan berulang-ulang melalui semua akses komunikasi yang ada di seluruh dunia, juga penempelan spanduk. Dalam memelihara nilai-nilai merek dibutuhkan waktu yang berkesinambungan dan dihubungkan dengan perubahan lingkungan. Selain promosi yang disarankan diatas, promosi juga dapat dilakukan dengan kerjasama budaya seluruh atau beberapa suku bangsa atau propinsi yang ada di Indonesia mengadakan promosi dan pameran pariwisata yang terintegrasi baik di Ibukota Negara maupun Ibukota Propinsi, dengan mengundang tamu atau wisatawan mancanegara sebanyak-banyaknya di wilayah tersebut.
Perlu tagline sebagai brand nation Indonesia ? tentu perlu ~ Indonesia is The Beautiful Diversity and I really love Indonesia 🙂
Tulisan ini menjawab pertanyaan :
Indonesia kaya dengan beragam budaya, namun di sektor wisata, Malaysia lebih berhasil mem-branding “Truly ASIA”. Kira-kira apa ya branding yang cocok untuk Indonesia? Buat tagline, dan jelaskan kenapa tagline itu cocok untuk Indonesia di kawasan ASEAN. #10DaysforASEAN hari ke-3 bersama ASEAN Blogger