Film “Soekarno” Hadirnya Tokoh Proklamator, Bapak Bangsa dan Presiden Republik Indonesia Pertama

Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lalu. Mengapa kita mesti belajar Sejarah adalah karena dengan mempelajari Sejarah, kita dapat mengetahui apa yang terjadi di masa lalu tanpa kita perlu mengalami dan mesti melakukan kesalahan yang sama yang terjadi di masa lalu, namun kita dapat mengambil apa yang baik dan memetik hikmah dari kejadian yang terjadi di masa lalu, yang dapat kita pelajari melalui Sejarah tersebut.

Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita belajar mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. yang mengatakan bahwa “Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya.”

Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: “Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya.” Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: “Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.”

Demikian pula yang kami lakukan, setelah penayangan perdananya tanggal 11 Desember 2013, akhirnya kami dapat juga belajar Sejarah dari Film “Soekarno” kemarin, 29 Desember 2013. Terlepas dari pro kontra mengenai film tersebut, aku beranggapan aku dan keluarga perlu belajar Sejarah. Memang untuk menghasilkan sebuah film dengan tokoh sejarah yang sangat dikagumi Bangsa Indonesia, dijadikan sosok panutan dengan semangat kebangsaan dan kecintaanya pada rakyat Indonesia, perlu kajian yang mendalam, dan tidak hanya dari satu sumber buku atau bahkan perlu mempelajari banyak hal lebih mendalam, dari buku, teman atau keluarga dari tokoh Soekarno tersebut, sehingga tidak terjadi seperti yang aku baca, terjadi gugatan di pengadilan dan kontroversi mengenai cerita maupun bintang yang memerankan tokoh tersebut.

Film “Soekarno” sendiri menurut aku, mampu menghadirkan kronologis peristiwa sejarah secara berurutan dengan baik dan mudah dimengerti seperti yang aku dan anak-anak pelajari sejak SD. Kekejaman dan kesadisan tentara Jepang memang tidak dapat dipungkiri, sudah menjadi kisah pahit bagi sejarah kehidupan wanita di Indonesia di masa itu, yang tentunya masih membekas dan menimbulkan duka bangsa ini. Kemerdekaan yang diproklamirkan tidak dengan gegabah oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Karisma bung Karno tampak dalam pidatonya dan kemampuannya merebut hati bangsa dan masyarakat Indonesia. Dialog para tokoh sejarah seperti Syahrir, Radjiman dan Cokroaminoto juga Gatot serta tokoh agama dapat kembali menghadirkan “situasi” kegentingan saat itu melalui layar lebar.

Para tokoh nya mampu berperan dengan sangat baik, walau kelebihan dan kekurangan tentu dapat terjadi. Ario Bayu sangat menjiwai perannya sebagai Soekarno, walau wajahnya kurang “njawani” dibanding Soekarno, tapi sosok dan karisma Soekarno dapat hadir melalui dialog dan penjiwaannya yang baik. Demikian pula dengan Maudy Kusnaedi sebagai Inggit Ganarsih serta Lukman Sardi sebagai Hatta.

Terlepas dari pro dan kontra, penonton lah yang wajib menilai tayangan tersebut, satu hal yang pasti janganlah kita melupakan sejarah bangsa Indonesia dan orang-orang yang telah berjuang untuk meraih kemerdekaan yang memerdekakan bangsa. Mengingat sejarah, mengingat orang-orang yang berjuang jiwa raga, lalu apa sesudah ini ? mari isi kemerdekaan yang telah diraih dengan hidup berguna bagi bangsa ini. Lihat bagaimana peperangan telah merengut ribuan nyawa demi berkibarnya Bendera Merah Putih di bumi Indonesia tercinta. Film ini bukan hanya sekedar sebuah tayangan tapi juga merupakan kisah yang inspiratif, yang memberikan banyak sisi kemanusiaan perjalanan bangsa Indonesia.

Selamat menikmati Film “SOEKARNO” dan terus belajar sejarah bangsa ini, Merdeka !!

Catatan : Perlu pendampingan untuk anak-anak usia SD dalam menonton film ini


3 thoughts on “Film “Soekarno” Hadirnya Tokoh Proklamator, Bapak Bangsa dan Presiden Republik Indonesia Pertama

Comments are closed.