Diundang ke sebuah Pesta ? Siapa yang tidak mau hadir ? Aku mau hadir tentu saja, apalagi ini sebuah Pesta Demokrasi, yang hanya bisa dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun sekali. Terlepas dari kekuatiran akan situasi yang ada, tentunya kita (aku) pribadi memiliki rasa optimis bahwa Indonesia akan menjadi lebih baik, Indonesia masih memiliki orang-orang yang berakhlak dan berkualitas, Indonesia juga membutuhkan suara kita untuk memilih yang terbaik. Lalu mengapa tidak memilih ? Mengapa tidak bersedia berpartisipasi dalam Pesta Demokrasi Pemilihan Umum ? Atau mengapa hanya memilih secara asal-asalan, demikian aku mendengar dari pembicaraan di kantor dan membaca dari twit beberapa teman di social media ? Apakah karena sosialisasi yang kurang, ataukah ketidakpedulian kita dengan euforia pesta yang sudah digaungkan beberapa bulan terakhir ini dengan kampanye terbuka melalui berbagai media ?
Rabu pagi yang cerah, 9 April 2014, aku dan suami menuju lapangan dimana TPS kami TPS 40 berada. Kami datang memenuhi Undangan Panitia Penyelenggara Pemilihan Umum di lingkungan kami. Kami hadir, kami mendaftar, dan sambil menunggu panggilan urutan pencoblosan, kami mempelajari lagi cara-cara pemilihan yang ada. Kami memperoleh 4 lembar pemilihan, untuk pemilihan calon legislatif di DPR, DPD, DPRD Tingkat I dan DPRD Tingkat II.
Pemilihan umum anggota DPR, DPD dan DPRD Indonesia 2014 diselenggarakan pada 9 April 2014 secara serentak di Indonesia. Ini akan menjadi pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD langsung ketiga di Indonesia.
Pemilihan ini dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 serentak di seluruh Indonesia. Namun untuk pemilih di luar negeri, hari pemilihan ditetapkan oleh penitia pemilihan setempat antara tanggal 5 atau 6 April 2014 di masing-masing negara domisili pemilih. Pemilihan di luar negeri hanya terbatas untuk anggota DPR di daerah pemilihan DKI Jakarta II, tidak ada pemilihan anggota perwakilan daerah untuk ini.
Pemilihan telah dilakukan, lembar suara dilipat dan dimasukkan kedalam kotak sesuai dengan warnanya. Jari dicelup kedalam tinta sebagai tanda keikutsertaan. Hati lega karena telah menjalankan kewajiban sebagai warganegara, sekaligus memberikan suara kepada Indonesia. Siapapun nanti pemenangnya, aku yakin dan pasti, bukan hanya materi dan tunjangan yang mereka ingin raih tapi sebagai wakil rakyat yang menyuarakan suara rakyat dari bangku parlemen.
Yakin untuk Indonesia tercinta, yang lebih baik !!
Semoga presiden yang terpilih nantinya betul-betul bisa mengemban amanat rakyat.
amin mbak, terimakasih sudah mampir ke blog saya 🙂