Sering kita mendengar istilah Integritas disebut di banyak tempat. Bahkan kantor tempat aku bekerja juga mengangkat integritas sebagai sebuah nilai yang mesti dipertahankan dalam organisasi. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan memiliki nilai integritas dan bagaimana mulai memperkenalkannya sejak dini.
Ada banyak ahli dan teori yang memberikan konsep dan definisi mengenai kata integritas, namun secara sederhana aku dapat mengartikan bahwa integritas adalah kesatuan antara kata dan perbuatan. Apa yang dikatakan ya itu yang dibuat dan apa yang dibuat itulah yang dikatakan. Lebih konkritnya juga dalam hal memegang janji dan menaati aturan. Bukan hal yang sulit sesungguhnya tapi ternyata tidak semudah itu dilakukan apalagi jika tidak dibiasakan sejak kecil.
Melatih integritas sejak dini pada anak-anak dapat membentuk karakter kepribadian seorang anak menjadi manusia yang berintegritas. Latihan ini juga dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual pada seorang anak.
Terbiasa melakukan apa yang dikatakan, membuat seorang menjadi orang yang dapat dipercaya karena memegang janji, misalnya dalam keluarga dimana aturan dalam keluarga telah dibentuk, disepakati seluruh anggota dan disusun untuk dilaksanakan bersama, contoh sederhana adalah menepati jam belajar. Orangtua dan anak sudah sepakat bahwa jam belajar antara jam 16 sampai dengan jam 17 untuk anak usia sekolah dasar, maka jika anak tidak melaksanakan kesepakatan tersebut, ia akan mendapat hukuman, berupa larangan menonton televisi atau tidur malam lebih awal. Orangtua juga diminta untuk memberi teladan menjalankan nilai integritas ini dengan melaksanakan hal yang telah menjadi kesepakatan dalam keluarga, misal kekompakan ayah ibu untuk berbagi tugas dalam keluarga.
Mempunyai integritas banyak mendatangkan manfaat dan membuat diri sendiri menjadi kuat, katakan “ya” jika “ya” dan “tidak” jika “tidak”, selaras dan konsisten apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan. Berintegritas dapat menghindari seseorang dari masalah, karena orang yang tidak memegang janji atau ucapannya dapat membuat orang lain mengalami masalah. Misal di kantor sudah disepakati bahwa penyelesaian pekerjaan 1 minggu kedepan yang akan disampaikan dalam presentasi pukul 14.00, namun ternyata pada hari yang ditentukan, beberapa orang tidak menyelesaikan pekerjaannya dan rapat yang telah dijadwalkan pada jam dan waktu tersebut dibatalkan, nah bagaimanakah ini bagi yang lain?
Dalam agama Kristen, calon pengantin yang mengucapkan Ikrar Janji di Altar di hadapan Pendeta, Orangtua, Keluarga dan Jemaat, begini, “Aku akan mengasihi engkau baik dalam suka maupun duka, dalam keadaan sehat maupun sakit”, tidak hanya mengucap di bibir saja, pada kenyataannya pengantinpun harus berintegritas, apa yang diucapkan harus juga dilakukan, sehingga perceraian dapat dihindarkan dengan mengingat perjanjian tersebut.
Melatih integritas sejak dini, dalam lingkungan keluarga dengan taat aturan keluarga atau berjanji pada diri sendiri untuk melakukan hal baik. Dalam lingkungan sekolah taat pada aturan sekolah, melakukan hal baik di sekolah dalam berinteraksi dengan guru dan bergaul dengan teman. Dalam lingkungan kerja, taat pada aturan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap pencapaian kinerja. Dalam komunitas dan dimana pun kita berada, karena berintegritas sudah menyatu dalam diri kita, maka akan membuat kita mudah diterima dimana saja. Sebaliknya apa yang terjadi pada orang yang tidak memiliki integritas, berkata A tapi berbuat B. Seyogyanya memang nilai integritas ini diselaraskan dengan kehidupan beragama. Orang yang menepati janji (berintegritas) pasti tidak akan berbohong atau berbuat tidak jujur karena dalam agama, hal itu dilarang dan tidak dibenarkan (dosa).
Dulu orang tua sering berpesan dalam Bahasa Jawa, “dadi wong kuwi ojo kerep mencla mencle, esuk dhele sore tempe : wong sing ora tetep atine” – jadi orang itu jangan sering berubah-ubah dan tidak tetap hatinya
Melatih integritas sejak dini, membuat anak kita menjadi anak yang tangguh, menepati janji dan dapat dipercaya. Sulitnya melatih integritas sejak dini, dimana orangtua mesti selalu bermain tarik ulur dengan anak agar anak terbiasa taat aturan dan norma, akan dipetik hasilnya kala anak mulai memasuki usia remaja dan dewasa. Anak sudah tahu buah dari nilai integritas yang ditanamkan orangtuanya dan ini juga yang menenangkan hati orangtua, percaya pada anak-anak masuk kedalam dunia yang makin ganas dan buas hari-hari ini.
Mari latih dan biasakan anak-anak kita hidup dengan nilai-nilai integritas yang berdasar pada ajaran agama, kelak bukan hanya anak yang akan memetik buah dari kebiasaan ini tapi juga orang tua yang tekun menanamkannya pada anak-anak 🙂
Gambar dari Google
Betul banget mak. Integritas ini perlu diajarkan sejak dini ya, orangtua harus jadi panutan. Makasih sharingnya mak 🙂
setujuuu!!!
terimakasih mak Leyla 🙂 sama2
Setuju, Mbak. Untuk menjadi manusia yang berintegritas memang harus dimulai sejak dini. Dimulai dari hal yang sederhana
ya mak Myra….terimakasih yaa sdh mampir