“Seandainya Bukan Dia”

Hujan rintik turun

Membasahi jalan yg teterpa panas sejak pagi

Daun kering berguguran di sepanjang jalan

Pertanda musim kemarau datang menjelang

 

Masyarakat ramai berada di alun kota

Orang berduyun-duyun menuju kesana

Sambil berteriak-teriak

Penjarakan !!

Matikan !!

Hancurkan !!

 

Ya Tuhan, dosa apa yang sesungguhnya dilakukan

Semua orang pernah berbuat salah

Semua orang pernah terselip kata

Apakah ia sengaja melakukan itu

Hanya Tuhan yang maha tahu

 

Bahagiakah Allah melihat pembelaanmu manusia

Pembelaan yang membinasakan manusia lain?

 

Seandainya bukan dia

Seandainya bukan dia yang salah kata

Seandainya bukan dia yang berpidato

Seandainya bukan dia yang “sengaja” mengutip

Sebesar itukah keinginan kalian mematikan dan memenjarakannya

Hanya Tuhan yang maha tahu

 

Manusia berduyun-duyun menuntut ia dipenjarakan

Seandainya bukan dia, sedemikian besarkah keinginanmu?

Keinginanmu yang begitu besar membuat dia menjadi begitu besar dan hebat

Itu karena ada Allah yang membelanya

 

Hai, kalian yang tak tahu malu, seperti aku

Sudahkah kalian melihat diri kalian sendiri

Bersihkan cerminmu sebelum kamu berkaca

Tilik hati nuranimu, untuk tidak ikut campur

karena Allah pun tak suka pada caramu

Langit mulai gelap, ketok palu sudah dibunyikan

Saatnya melihat dunia baru, akankah kebangkitan itu ada, ataukah dunia akan makin kelabu

 

(adj, 9 Mei 2017)