Belajar Menulis
Puji syukur. Mengawali bulan Agustus 2020, aku mau sedikit berbagi mengenai bagaimana aku berproses sejak 2012.
Tahun 2020 yang buat kita sebagai tahun yang serba mengejutkan, menjadi tahun yang tetap bisa aku syukuri. Sampai dengan akhir Juli 2020, jumlah bukuku yang akan terbit dan sudah terbit >= dari jumlah buku yang aku terbitkan dari tahun 2012 sd 2019 (25 buah buku, termasuk 8 buku solo).
Jumlah sebenarnya bukan jadi ukuran keberhasilan seorang penulis tapi lebih ke kualitas buku. Itu yang penting. Bagaimana sebuah buku dapat memberi dampak pada orang lain. Bagaimana orang bisa terinpirasi dan tercerahkan hidupnya setelah membaca tulisan kita.
Seandainya pun berada dalam sebuah komunitas yang penulisnya sangat beragam dan akan meluncurkan sebuah buku antologi, aku berusaha untuk serius melakukan observasi. Berusaha untuk tidak asal dalam menulis, mengejar target halaman dan mepet deadline serta asal nambah punya jumlah buku.
Dalam proses menulis ini, izinkan aku mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang sudah mendukung aku untuk menulis, dengan ide dan tema yang menarik.
Buku pertamaku, pecah telur bersama para blogger, berjudul Hati Ibu Seluas Samudra, di bawah komando pakde Abdul Cholik (harapanku besar sebenarnya agar buku ini dapat menjangkau para perempuan, 2012).
Terima kasih juga pada KEB yang sudah membesarkanku, mbak guru Deka Amalia Ridwan WSC, mbak Melly Waty P2M P2I, Aishiteru Menulis, @Puspamala Pustaka, @Ellunar Publisher, mbak Ilda Viviana Siregar yang selalu ngajak nulis, mbak Tanti Amelia ilustratorku, @Dar MIZAN, Claudia Kaunang Full (dua buku 101 Travel Tips and Stories terbit di Gramedia), Suci Geulis Latifa, pak Arief Arianto dan Bapak Bambang, dengan wawasannya yang memperkaya tulisan, mbak Mutiara Hidayati, kang Ali Muakhir, komunitas IIDN, Kabar Ezrin dan Rumedia, dan banyak penulis yang selalu saling memberi semangat.
Juga buat keluarga terutama anak-anak, yang paham betul, ke GJ an hanya karena tuntutan skenario (walau kadang emang karena kebaperan)
Terima kasih atas dukungannya. Aku masih berproses dan terus belajar. Tahun ini tetap bisa disyukuri karena di masa pandemi, aku berhasil menyelesaikan draft novel solo (18 bab) yang berproses selama dua tahun.
Doakan ya…aku akan terus menulis dan berbagi selagi ada kesempatan dan kedua tanganku masih Tuhan mampukan. Amin.