Setiap penulis pasti pernah mengalami mentok atau buntu saat melakukan penulisan. Baik tulisan pendek maupun tulisan panjang. Penulis, seperti aku juga kerap menyepelekan hal ini. Padahal kebuntuan ini bisa mendadak datangnya. Namanya juga buntu, mentok atau mandek. Mana ada buntu yang direncanakan. Walau sudah sering mengalami, tapi hal yang sama selalu diulang kembali. Terutama untuk tulisan-tulisan pendek. Tulisan dalam antologi yang biasanya meminta tulisan sepanjang empat sampai dengan lima halaman.
Apa yang mesti dilakukan saat mengalami kebuntuan ini, ini beberapa tips ala aku ya :
- Mengendapkan dulu, jangan paksakan untuk berada terus di depan laptop. Kalau perlu matikan dulu laptop. Segarkan pikiran, lemaskan tubuh, bisa dengan menonton acara di televisi, mendengarkan lagi, menenangkan pikiran, membaca buku atau mungkin tidur. Asal jangan kebablasan tidurnya
- Pindah lokasi kerja. Ini kerap berhasil. Misal biasa bekerja di kamar. Cobalah mencari suasana dengan bekerja di ruang tamu atau ruang makan atau ruang terbuka yang lain. Beberapa orang malah bisa bekerja di keramaian, misal di cafe atau kedai kopi. Kalau aku pribadi, aku tidak bisa bekerja di keramaian saat menulis. Aku bisa menulis di alam terbuka. Kebetulan aku biasa bekerja di meja makan. Ruang makanku semi outdoor. Di depan ruang makan, ada kolam ikan koi, jadi aku bisa bekerja dengan udara yang mengalir, memandang tanaman hijau dan suara gemericik air. Kalau beruntung, di malam hari, aku bisa ditemani suara jangkrik atau suara kodok.
- Menyusun outline ulang. Ini jarang terjadi padaku. Tapi kalau pun terjadi pada teman-teman. Ini mungkin bisa mengurai kebuntuan. Mungkin urutannya perlu diubah supaya cerita bisa mengalir
Nah tips di atas adalah sedikit tips ala aku. Namun sebaiknya sebelum terjadi kebuntuan, banyaklah mencari informasi mengenai tema yang akan ditulis. Tapi ini kan tidak bisa dilakukan kalau sudah menjelang deadline. Boro-boro mau cari informasi, waktunya sudah ga ngejar. Oleh sebab itu, lakukan jauh hari ya. Jangan mepet deadline, seberapa pun canggihnya kita sebagai penulis. Karena buntu itu datangnya tiba-tiba, seperti serangan jantung. Nge-block pikiran, sehingga kerap istilahnya menjadi writer’s block.
Menulis atau mengedit tulisan sendiri (Self Editing) juga bisa mengalami hal seperti ini. Self Editing tentu dilakukan sebelum kita mengirimkan tulisan baik pada editor atau pun pada Penanggung Jawab (PJ) Buku. Jadi, coba lakukan beberapa tips di atas, endapkan dan cari informasi, pindah lokasi kerja atau re-outline.
Salam literasi, Semangat berbagi