Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan Pejabat Fungsional di Lingkungan BRIN 23.08.23

Dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Analis Sumber Daya Manusia Aparatur dan terbitnya Surat Edaran Kepala BKN No 11 Tahun 2022 perihal Perubahan Nomenklatur Jabatan Fungsional Kepegawaian, akhirnya pada hari Rabu, 23 Agustus 2023, bersama 167 pejabat fungsional di Lingkungan BRIN, aku dilantik sebagai Pejabat Analis SDM Aparatur Ahli Madya.

Puji syukur dan puji Tuhan, dengan jabatan dan tentunya dengan beban tanggungjawab yang baru, kiranya aku dapat menjalaninya dengan baik dan menjadi keberkahan buat diriku, keluarga dan banyak orang.

Pelantikan dilaksanakan secara hibrid. Dalam Undangan Peserta Pelantikan, aku berada dalam urutan nomer 3 akan menjalani pelantikan secara luring. Namun saat pelaksanaan, aku diminta untuk mengikuti secara daring. Perubahan yang mendadak padahal sudah aku siapkan dari rumah, dengan alasan kelebihan kapasitas peserta pelantikan karena memang pelantikan hanya dilaksanakan di selasar Lantai 24.

Kuserahkan segala sesuatunya kepada Mu, Tuhan. Tuhan yang mengatur dan merancangkan jalan kehidupan serta langkahku ke depan. Kiranya Tuhan menolong saya. Amin.

Pejabat Fungsional Analis Sumber Daya Manusia Aparatur yang selanjutnya disebut Analis SDM Aparatur adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan sistem SDM Aparatur melalui kegiatan perumusan, analisis, evaluasi, pengembangan, asistensi, konsultasi dan penyusunan saran kebijakan dalam konteks kebutuhan serta kepentingan terbaik organisasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan praktik SDM profesional mutakhir


Bubur Sumsum, Nikmat dan Sederhana

Ini bubur sumsum, mengapa disebut “sumsum” karena warnanya putih seperti sumsum. Membuatnya sederhana, bisa pakai santan, bisa tidak, dilarutkan dengan tepung beras, aduk-aduk bentar, jadi deh. Supaya wangi, biasanya aku masak bersama daun pandan, yang tumbuh subur di halaman.

Karena rasanya yang tawar, sebenernya bubur sumsum ini bisa dimakan pakai apa aja, eh maksudnya mau pakai sayur labu siam bisa, pakai taburan serundeng bisa, tapi umumnya pakai juruh (air gula merah).

Waktu aku masih kecil (sekarang juga tetap kecil sih ????) Ibuk selalu membuat ini setiap kami selesai acara. Aku sih suka aja tapi adikku ada yang mesti dipaksa2 untuk makan, kata Ibuk, “Biar kamu sehat dan hilang capeknya.” Waktu itu ga ngerti apa hubungannya makan bubur sumsum dengan kesehatan, tapi pikiran simpelku, bubur ini akan menguatkan sumsum dalam tulangku, haha sok tau bet ya..

Tapi ternyata benar, ada filosofi Jawa hal bubur sumsum ini. Bubur sumsum pasti dibuat kalau selesai ada acara atau hajatan. Bubur ini melambangkan kesederhanaan dan kesetaraan, dari warnanya yang putih, rasa yang plain aja, membuatnya juga ga ribet dan dan… bubur ini dibagikan pada semua orang yang terlibat dalam acara itu, dari yang punya hajatan sampai pekerja-pekerja di dapur dan di parkiran, semua kebagian, seperti yang dilakukan Ibuk pada saat selesai pernikahanku beberapa puluh tahun lalu. Bukan itu saja, acara yang diselenggarakan di rumah kami, walau dalam kapasitas kecil, seperti arisan keluarga pun, selesai acara Ibuk selalu membuatkan bubur sumsum ini.

Nah gimana kalian, senang makan bubur sumsum dengan kuah apa, pedes manis atau gurih? Btw… kenapa aku bikin bubur sumsum hari ini, apakah ada acara? Oh tidak, ini hanya untuk menguatkan balung, supaya kuat seperti Gatot Kaca eh Srikandi.

Selamat berakhir pekan, Setu Wage 26.08.23


PUTIBA “Renung Pemetik Kopi”

Berawal dari kelas pelatihan yang diselenggarakan SIP, maka lahirlah kumpulan karya puisi tiga bait (putiba) yang terbagi dalam beberapa buku. Pelatihan ini langsung disampaikan oleh Prof Tengsoe.

Dari 384 naskah puisi yang masuk, Prof Tengsoe Tjahjono telah menilai ada 261 naskah yang lolos kurasi dan layak diterbitkan. Naskah yang lolos diterbitkan dalam tiga buku, sesuai urutan abjad nama penulis.

Dua putibaku lolos kurasi, berjudul Akhir Derita Si Ranum dan Dinding Saksi Derita. Keduanya masuk dalam buku kedua dengan cover buku ini. Walau tidak lolos jadi pemenang tapi proses penulisan ini sangat menambah wawasan dan melatih kepekaan.

Jika berminat, bisa menghubungi aku atau japri ke FB SIP Publishing. Salam literasi


Dirgahayu Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia
Jaya negeriku, Damai bangsaku, Aman sentosa seluruh rakyat. Bangsa yang merdeka, dalam jiwa dan pikiran, Melangkah maju, dalam kemajuan yang berkelanjutan. Dirgahayu Indonesia, dalam cinta dan harapan, Selamat ulang tahun, negeriku tercinta. Terus melaju untuk Indonesia Maju ????????

Kisah Cerita Tiga Kalimat “SUWUNG”

Puji syukur dalam buku ini, ada 3 kisahku yang lolos kurasi dari 6 kisah yang aku kirimkan. Tidak banyak orang yang tahu, apa itu cerita tiga kalimat, yang biasa disebut dengan istilah TaTiKa. TaTiKa adalah cerita tiga kalimat, tiga kalimat utuh yang dirangkai menjadi satu cerita. Mudah? Ya mudah jika sudah terbiasa berlatih dengan diksi dan penggunaan kalimat efektif tapi sulit bagi aku, yang masih belajar.

Kemampuan menyimpan rahasia selalu diperlukan bagi yang ingin berhasil menulis tatika. Inti permasalahannya harus jelas. Tujuannya bisa mengharukan, menjengkelkan, menimbulkan rasa marah, tapi tetap menjunjung kearifan dan kebijaksanaan.

(Eka Budianta – sastrawan nasional dan penulis biografi)

Menulis tatika memang tidak mudah sebab hanya dalam tiga kalimat kita harus mampu bercerita secara utuh. Seorang penatika ditantang untuk kreatif berkalimat, kreatif pula bercerita. Jika kita berhasil menulis tatika dengan baik, kita akan mampu menulis, pentigraf, cerpen, bahkan novel. Mengapa demikian? Sebab kita sudah memiliki bekal mendayakan dan menggayakan kalimat.

(Tengsoe Tjahjono – penggagas dan penemu genre sastra tiga)

Mengenai pemilihan judul buku kumpulan Tatika ini, berikut penjelasan dari Prof Tengsoe Tjahjono

Suwung”, yang bermakna ‘kosong’, adalah realitas terdalam kehidupan, sumber penciptaan, yang tenteram-damai sepenuhnya, melampaui suka-duka, sunyi dari gejolak emosi, dan seterusnya.

Orang Jawa memahami “Suwung” sebagai ‘Kemahasadaran dan Kemahakuasaan’ dalam bentuk kekosongan yang memangku dan meliputi seluruh keberadaan (suwung hamengku ana).

Dengan menyelami dan menghayati Suwung, orang Jawa percaya akan membantu dirinya mampu: membebaskan diri dari ilusi kehidupan yang membuat hidup penuh tekanan, menyadari keagungan manusia dengan segenap potensinya untuk merasakan kebahagiaan, dan pada akhirnya dapat mentransormasi diri pada tataran energi murni untuk hidup berkelimpahan dalam penyatuan dengan Sang Maha Pencipta.

Sedangkan judul-judul tulisan yang lolos kurasi dalam buku ini, diantaranya adalah

TATIKA LOLOS KURASI “CERITA DI SEKITAR KITA”

Selamat bagi para sahabat penatika yang berhasil lolos karya tatikanya. Bagi yang belum berhasil, masih ada kesempatan untuk mengikuti proyek-proyek berikutnya. Salam 3 Jari.

  1. Adhita Didiet
    YAKIN KAMU BISA, KUSEMATKAN DI SINI, MEMUJI-MU. ATAS NAMA PERBENDAAN
    KEPALA SEKOLAH BARU
  2. Agustinus Indradi
    MOHON DOA, BUKAN TAKHAYUL, PEMBERIAN YANG TERAKHIR
    ADAKAH SEBUAH KEBETULAN, KURANG CERDIK, BEDA PERSEPSI
  3. AH Hasmidi
    ABU JENAZAH, LULUS
  4. Angelin K. Tahir
    TONTON, BUNGA ISTIMEWA, KERETA TERAKHIR
    NASI GORENG MERAH, DAHLIA UNGU PERTAMA
  5. Cak Inin Mukminin
    ANAK KEEMPAT, SEPATU LOAK, TERKEJUT 1000 KALI
  6. Cicilia Evie S.Rahardjo
    BAPAK PULANG, LOVE BOMBING, TEGA, SUWUNG, BADAI PHK
  7. de Laras
    KLINIK, TREMOR, TANPA SYARAT
  8. Denny Ketip
    KURIR PUISI, SUNYI, SEPEDA BALON, SARAPAN ANEH, KOLEKTOR PENA
  9. Dwi Hartati
    GENGGAMAN, BANDARA, LAGU FAVORIT

Nah penasaran kah dengan isi buku ini, bisa japri aku untuk memesan buku ini ya. Salam literasi