mengapa kita tidak seperti lebah madu? yang diam, namun memberikan banyak manfaat kepada manusia dan selalu bekerja sama dengan sesamanya…yang marah, bila diganggu namun berbuah manis…yang sengatnya tajam dan mematikan namun mampu menolong yang sakit….
Kemajuan teknologi, terlepas apakah ini layak dipublikasikan, tapi aku cukup menikmati keseruan ini. Belajar membuat komik melalui ChatGPT, aku peroleh dari berbagi dalam WAG Penulisan 2222 Pentigraf, dengan PJ Kak Lies Hendrawan.
Kak Lies mengajarkan langkah-langkahnya melalui pendetilan prompt dalam ChatGPT itu. Masih dalam rangka mempromosikan event penulisan 2222 Pentigraf untuk menjadi rekor MURI.
Tentu tidak terlepas dari ketidaksempurnaan. Perhatikan dengan baik, walau sudah diulang sampai dengan 4 kali, tetap tidak menjadi lebih baik dan inilah tampilan terbaik, justru yang pertama yang keluar sebagai hasilnya.
Buku Antologi Artikel tentang harapan di masa 5 tahun ke depan, yang ditulis 15 Penulis Kontributor @pondok_antologi adalah buku antologi ku yang ke-2 di tahun 2025 dan merupakan buku antologi PAPI (Pondok Antologi Penulis Indonesia) yang ke-7.
Waktu berjalan tanpa kita sadari, dan tiba-tiba, angka lima tahun ke depan terasa begitu dekat. Ada masa di mana langkah kita tak lagi secepat dulu, dan ambisi tak lagi seramai dahulu. Kita mungkin tak lagi diburu rapat, target, atau jadwal yang padat. Tapi justru di sanalah, hidup memberi kita ruang untuk mengenali diri sendiri lebih dalam. Lima tahun mendatang bukan tentang berhenti berkarya, tetapi tentang berpindah peran – dari yang terus mengejar, menjadi yang lebih menjaga. Lalu, ketika hari itu tiba, sudah siapkah hati kita menyambut babak baru yang lebih tenang namun penuh makna?
Ucapan selamat adalah ungkapan yang digunakan untuk menyampaikan rasa bahagia, bangga, atau turut bersuka cita atas pencapaian, peristiwa, atau momen istimewa yang dialami oleh seseorang. Ucapan ini biasanya disampaikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, dan bertujuan untuk menunjukkan empati positif serta mempererat hubungan antar individu.
Memberikan ucapan selamat buat aku pribadi sebenarnya untuk memberi apresiasi dan merasakan turut berbahagia dengan apa yang sedang dialami atau dirasakan. Misalnya apa ya? Yang biasa aku sampaikan, biasanya Ucapan Selamat untuk hari ulang tahun dan hari raya keagamaan. Sekali waktu, ada juga memberi Ucapan Selamat kepada teman yang naik jabatan atau promosi jabatan. Masa masih muda dulu, biasanya juga berupa Ucapan Selamat Menempuh Hidup Baru atau Selamat atas Kelahiran ananda tersayang. Tapi di masa sekarang, Ucapan Selamat lebih banyak ditujukan pada teman yang mulai memasuki masa purna bakti atau berbahagia karena pernikahan anak dan peristiwa lain, yang tentu sedikit banyak terpengaruh karena usia.
Membuat tulisan ini, sebenarnya bisa dari dua sudut pandang, yang pertama sudut pandang sebagai pemberi ucapan dan sudut pandang lain sebagai penerima ucapan.
Sebagai pemberi ucapan, seperti yang aku sampaikan diatas, itu biasanya karena ingin tetap menjalin silaturahmi, turut mendoakan dan yang pasti turut berbahagia. Lalu sebagai pemberi ucapan, pernahkah aku menerima tanggapan berupa tidak ada tanggapan alias tidak ada balasan? Tentu pernah. Aku pernah mengalami Ucapan Selamat Tahun Baruku tidak dibalas sampai pergantian tahun baru berikutnya. Sementara diantara dua tahun tersebut, aku juga mengirimkan Ucapan Selamat Hari Raya, yang sama juga tidak dibalas. Bukan hanya tidak dibalas tapi tidak dibaca, walau dua centang (tanda dalam pesan WA). Apakah aku sedih dan kecewa? Ya di awal-awal, aku merasa sedih, mengapa tidak ada respon. Tapi kemudian aku berusaha refleksi diri, mungkin aku memang bukan siapa-siapa, tak mungkin nama dan nomorku disimpan, aku ini ga penting. Rasa kecewa dan sedih itu beralih menjadi membuat aku sadar diri. Berjalannya waktu, aku mencoba menyadari dan menerima bahwa mungkin beliau memang sibuk. Kadang kita terlalu cepat mengukur manusia hanya dari respons di layar kecil bernama telpon genggam. Padahal kehidupan nyata jauh lebih luas dari itu.
Kembalikan semua itu pada niatan kita semula. Tetaplah berbuat baik, tanpa harus bergantung pada respon orang lain. Karena kebaikan itu tentang kita — bukan tentang orang lain. Jadi kalau ucapan selamat kamu tidak dibalas, santai saja. Tidak perlu baper. Tidak usah sakit hati. Tetap ucapkan lagi di tahun depan. Tetap kirim doa baik. Karena itulah cara kita menjaga diri tetap manusia.
Lalu, bagaimana jika dari sudut pandang penerima ucapan selamat? Sebagai seorang yang menerima ucapan selamat, aku selalu berusaha untuk membalas ucapan itu. Misal untuk ucapan Selamat Hari Ulang Tahun yang aku terima, pada hari H, biasanya aku merespon dengan memberi emoticon tanda hati atau jempol. Baru di saat senggang, aku akan membalas satu per satu dengan jawaban yang lebih panjang. Buatku, setiap ucapan selamat itu adalah doa, doa kebaikan yang disampaikan untuk kita. Walau ada yang bilang, ah itu kan hanya copy paste. Tidak masalah buatku. Keberanian untuk mengirimkan ucapan selamat adalah hal yang luar biasa, yang perlu dihargai dan ditanggapi. Kerap aku juga menerima ucapan selamat tanpa aku kenal dari siapa melalui media sosial atau belum tersimpan di telpon genggamku, pertama aku pasti akan mengucapkan terima kasih dan selanjutnya aku akan menanyakan identitas pengirim, yang ternyata ini bisa menyambungkan kembali silaturahmi yang pertama terputus.
Apakah itu aku lakukan karena aku kurang pekerjaan atau punya banyak waktu luang? Hanya Tuhan yang tahu soal itu.
Jadi, jangan bersedih atau berpikir yang tidak-tidak, yang bahkan membuat hati dan pikiran kita semakin terluka. Kembalikan semua itu pada niatan kita semula. Tetaplah berbuat baik, tanpa harus bergantung pada respon orang lain. Karena kebaikan itu tentang kita — bukan tentang orang lain. Jadi kalau ucapan selamat Tahun Baru, selamat Ulang Tahun, atau selamat Hari Raya kamu tidak dibalas, santai saja. Berpikir positif saja, itu sudah dibaca dan tentu sudah di-Aamiin-kan. Tidak perlu baper. Tidak usah sakit hati. Tetap ucapkan lagi di tahun depan. Tetap kirim doa baik. Membalas ucapan selamat mungkin tidak membuat kita lebih kaya, lebih pintar, atau lebih terkenal — tapi itu membuat kita tetap menjadi manusia.
Ikhlas nggak selalu datang dari hal besar. Kadang justru dari hal sederhana seperti ini. Dari ucapan selamat yang sepi balasan.Dari kebaikan kecil yang tidak dipuji. Dari perhatian tulus yang tidak selalu diingat. Tapi justru di situlah kita sedang belajar. Bahwa yang paling penting bukan respon orang, tapi versi terbaik dari diri kita sendiri. Jadi, yuk tetap mengucapkan selamat — kapan pun, kepada siapa pun. Karena dunia butuh lebih banyak orang yang ringan berbahagia atas kabar baik orang lain.
Buku bukan hanya Jendela Dunia tapi juga jendela hati. Dari membaca buku, aku bisa memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan sang tokoh. Dari membaca, aku bisa mengurai isi pikiranku, solusi apa yang mungkin bisa aku berikan jika jumpa dengan sang tokoh. Selain itu, dengan membaca, aku jadi mengerti bahwa tidak selalu semua orang punya pemahaman, persepsi dan pendapat sama dengan aku.
23.04.2025 Happy World Book Day, yuk membaca, yuk menulis
Foto : buku solo Halusinasi Kopi, terbit di Stiletto, September 2020
21.04.2025. Berkebaya pada hari ini, identik dengan memperingati hari kelahiran Raden Ajeng Kartini, tokoh emansipasi wanita Indonesia. Tapi apakah cukup dengan berbusana kebaya atau mengenakan pakaian daerah saja? Tentu tidak.
Wanita masa kini tidak cukup hanya bisa menyediakan sarapan, tapi juga multi peran nyata. Membuat sarapan, menyampaikan paparan dan menuntaskan laporan tentunya. Wanita bekerja harus memiliki nilai tambah, tidak hanya cukup berangkat kerja datang dan pulang tepat waktu tapi harus menghasilkan sesuatu. Tidak cukup hanya hadir rapat sana sini tanpa mencatat dan membuat rencana tindak lanjut.
Demikian juga bagi para Ibu Rumah Tangga, yang punya peran sama besar dengan semua ibu, yang akan melahirkan dan membesarkan penerus bangsa, membentuk pribadi yang tangguh dan berakhlak. Selain menjalankan kodrat sebagai ibu, istri dan juga anak, setiap wanita harus memiliki jati diri dan punya kesempatan yang sama berkarya dan berperan di segala bidang.
Dalam amanah Apel Pagi 21 April 2025, Sekretaris Utama BRIN juga menyampaikan bahwa peringatan hari lahir RA Kartini adalah momen penting untuk mengenang perjuangan Kartini dan wanita Indonesia. Kartini, simbol keberanian di zamannya.
17.04.2025 Thank God. Thank you for today. Thank you for love, prayers, greetings, kindness and so many blessings all the years of my life, especially today, from my family and friends. God bless us. Amen
“Mereka yang tidak membaca, tidak akan mencuri buku, dan mereka yang merupakan pembaca buku, bukanlah pencuri,” adalah jawaban sederhana dari Mohamed Aziz, ketika ditanya mengapa ia membiarkan buku-bukunya berada di luar tanpa diawasi (karena begitu banyaknya jumlah buku di toko Aziz, sampai melimpah ke luar).
Jawaban sederhana dan mengena dari Mohamed Aziz, 72 tahun, seorang pedagang buku di kota Rabat, Maroko. Ia adalah satu dari sekian banyak pedagang buku yang paling banyak difoto di dunia.
Di negara yang 26% penduduknya masih buta huruf itu, dedikasi Aziz dalam berniaga buku merupakan tindakan cinta bukan saja bagi kotanya, namun terlebih untuk kepentingan literatur serta demi tegaknya ilmu pengetahuan.
Postingan ini dikutip dari postingan bu Ewith Bahar Terima kasih bu. Salam literasi