Selalu Bersama Saat Jalan-jalan

Setiap orang yang sering jalan-jalan atau melakukan perjalanan pasti punya benda yang wajib kudu harus dibawa saat bepergian. Dulu, waktu aku masih muda, setiap pergi keluar kota untuk tugas kantor, aku mesti bawa buku cerita dan buku catatan plus alat tulis tentunya, karena masa itu gadget belum sepopuler sekarang. Masa-masa menunggu di bandara atau stasiun, lebih banyak aku gunakan untuk membaca atau membuat coret-coretan. Jadi kedua benda itu mesti ada didalam tasku.

Nah kalau sekarang, dengan bertambahnya usia dan perkembangan jaman, hampir semua berita dan segala sesuatu yang layak dibaca ada dalam genggaman yang namanya gadget. Jadi yang membuat aku kalang kabut dalam perjalanan kalau sampai tidak membawa tiga benda ini, yaitu buku, kaus kaki dan tutup kepala.

Apa nih kegunaan tiga benda ini. Yang pertama kaus kaki, sudah pasti untuk mengurangi dingin di kaki. Maklum semakin tua ini, baik di ruangan hotel yang ber AC atau pun tidak, kaus kaki menjadi penyelamat dari gigitan nyamuk dan serangga selain sebagai penahan dingin. Sedangkan tutup kepala digunakan sebagai penyelamat rambutku yang kriwil-kriwil dari tiupan angin. Untuk buku ya sudah pasti, untuk menemani kalau mesti tidur di hotel sendirian saat dinas keluar kota, daripada jalan-jalan keluar hotel, kalau sendirian ya mending baca buku sambil menunggu telpon dari rumah.

Sebenarnya kalau pun thoh barang-barang ini tertinggal, masih bisa kita membeli penggantinya di toko di Bandara, banyak bahan bacaan bisa dibeli disana, dari koran baik berbahasa Indonesia maupun bahasa Asing, buku cerita bergambar sampai novel hebat. Demikian juga untuk kaus kaki dan tutup kepala. Namun kadang saat bepergian, tidak banyak waktu kita untuk memilih buku. Ataupun untuk kaus kaki dan tutup kepala, seandainya kita mendapatkannya di bandara atau stasiun, tentu perlu waktu untuk mencucinya lebih dahulu, padahal barang itu akan langsung digunakan, bisa jadi didalam pesawat ataupun dalam kereta api. Jadi ya lebih baik membawa barang-barang ini masuk kedalam tas tangan, selain membawa cadangannya masuk kedalam koper.

Kalau jalan-jalannya dekat saja, ke mall misalnya apa benda yang wajib dibawa, hehe kalau aku yang wajib dibawa ya alat make up standard aja seperti bedak compact, lipstick dan sisir. Tiga benda wajib seperti kaus kaki dan tutup kepala, tidak wajib dibawa jika hanya pergi jarak dekat, sedangkan buku tetap wajib adanya karena bisa dimanfaatkan saat menunggu antrian di kasir atau menunggu kendaraan penjemput atau kendaraan umum. Hanya tebalnya halaman buku yang membedakan, bawa yang tipis-tipis aja kalau pergi ke mall atau ke sekolah anak.

Untuk Myra Anastasia, terimakasih ya untuk kesempatan berpartisipasi dalam Give Away pertamanya 1st GA Jalan-Jalan KeNai. Hadiahnya keren-keren. Aku mau semuanya deh, paket buku Ilana Tan suka banget, buat nemenin di jalan. Handmade planner juga oke. Buku-buku yang lain juga jempol. Mau semuanya niiih. Sukses ya Myra, semoga semakin produktif berbagi dan bermanfaat buat banyak orang 🙂

1st GA Jalan-Jalan KeNai


Temu Kangen di Warung Ku, Tebesaya, Ubud

Menemui sahabat di luar kota tentu menyenangkan sekali, apalagi jika sudah lama tak bertemu. Aku bertemu Marisol, sahabatku semasa SD terakhir saat reuni SD beberapa tahun yang lalu, maka setelah tahu Marisol ada di Tebesaya Ubud, tentu aku ingin sekalian bertemu di tempat usahanya sekarang, Warung Ku

Bertempat di Tebesaya Raya akhirnya aku dan suami berhasil menemukan “Warung Ku” (setelah sehari sebelumnya terburu-buru mencari tempat ini), tepatnya berlokasi dekat Pasar Peliatan. Jika datang dari arah Andong, maka Jalan Tebesaya ada di sebelah kanan sebelum Pasar Peliatan. Sedangkan jika dari Tegalalang, melewati Andong, sampai Patung Arjuna berwarna putih, terus sampai ketemu pertigaan. Warung Ku juga berada satu deret dengan Gedung Olah Raga dan Kesenian Desa Peliatan, pasti semua orang di sekitar sana tahu tempat ini.

Usaha yang dirintis belum lama ini dengan sang suami, mulai menampakkan hasil berkat keahlian suami Marisol meracik bumbu sendiri dan memilih bahan baku sehingga kaldu masakan dan bumbu-bumbu nya mempunyai rasa yang khas dan sedap. Suami Marisol menyiapkan masakan sementara kami ngobrol kesana kemari 😉

Pada kesempatan berkunjung ini, kami mencicipi satu porsi menu andalan Warung Ku yaitu Soto Ayam, yang ayamnya langsung disiapkan saat kami datang. Kuah soto nya kaya rasa, wangi, sedap dan segar. Sambalnya enak, pedes nya pas dan nendang juga. Pas banget dimikmati dengan teh tawar hangat ataupun es teh manis di hari yang cerah di Ubud siang itu.

Ada banyak menu andalan mereka dan harganya sama sekali tidak mahal, tapi Warung Ku tutup lho kalau hari Minggu, kali ini khusus dibuka karena tahu kami akan datang. Baik banget kan pasangan ini. Yuk mampir dan rasakan kelezatannya, ga kalah lho dengan resto berbintang. Sukses selalu buat Marisol dan suami 🙂 Makasih ya atas jamuan makan siangnya, maknyuzzz


Snorkeling Pertama di Tidung

Hari kedua di Pulau Tidung, aku dan teman-teman berencana melakukan snorkeling di salah satu bagian disana. Buat aku, ini adalah pengalaman pertama, yang tentu mendebarkan dan menantang untuk dicoba. Berangkatlah pagi itu kami dengan menggunakan bentor menuju Dermaga Utara

Dari Dermaga, kami sudah menggunakan baju pelampung untuk keselamatan dan instruktur memberi petunjuk singkat mengenai snorkelng

Snorkeling (selam permukaan) atau selam dangkal (skin diving) adalah kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan peralatan berupa masker selam dan snorkel. Selain itu, penyelam sering mengenakan alat bantu gerak berupa kaki katak (sirip selam) untuk menambah daya dorong pada kaki.

Snorkel adalah peralatan selam berupa selang berbentuk huruf J dengan pelindung mulut di bagian ujung sebelah bawah. Alat ini berfungsi sebagai jalan masuk udara ketika bernapas dengan mulut tanpa harus mengangkat muka dari permukaan air. Pemandangan bawah air bisa dilihat sambil berenang dengan wajah menghadap ke permukaan air dan bernapas melalui snorkel. Penyelam bisa mengambil napas dalam-dalam sebelum menyelam ke bawah air

Setelah perahu berhenti di tengah laut, di bagian yang aman, instruktur mengajarkan cara menggunakan masker dan alat snorkel, juga bernapas dengan menggunakan alat tersebut. Satu per satu kami turun kedalam air, menyesuaikan dengan alat yang kami gunakan.

Buat aku, pengalaman pertama ini memang perlu penyesuaian, terutama bernapas dengan alat snorkel tersebut. Disarankan agar setiap penyelam, menggunakan baju pelampung, masker dan alat snorkel yang pas dan sesuai ukuran. Tidak ada keahlian khusus yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini, siapapun, bisa berenang atau tidak dapat ber-snorkeling, asalkan dengan tenang menyesuaikan dengan alat yang ada, bernapas dengan alat snorkel dan tidak panik saat berada di air.

Di air pun, instruktur masih mendampingi peserta

Walau masih belum terasa nyaman, namun aku berusaha terus untuk dapat menikmati kegiatan ini dan menikmati keindahan alam yang ada dibawah laut Pulau Tidung

dan yang satu ini, jepretan ku dari kamera underwater Nikon Coolpix ku

dan yang ini

oh ya biaya untuk ber-snorkeling ini adalah Rp 40.000,- (Empat puluh ribu rupiah) per orang untuk menyewa kapal, sewa alat snorkel, masker dan baju pelampung. Agar sewa kapal menjadi murah, maka disarankan minimal peserta adalah sebanyak 10 orang

lelah, takut, hilang sudah dengan kenikmatan keindahan alam ini….siapa mampu menolak tantangan menikmatinya ? ada yang mau mengajak snorkeling atau diving ? aku siaaaap …… 😀

Foto : Pribadi dan Mbak Santi Cs


Tidung Olala !!!

Selamat datang di Pulau Tidung….banyak yang bertanya-tanya, apa sih yang bisa dilakukan di pulau terpencil ini, jauh dari mana-mana, ya kebetulan aja kamu lagi reunian, jadi ga habis-habisnya ngobrol sama temen, gitu kata seorang kerabat, eh tapi ternyata siapa bilang begitu ? kenyataannya, kalau kita mau mengeksplor pulau ini, oooh ga cukup ternyata kalau hanya datang sehari saja.

Sudah baca postingan saya tentang Paket Menginap yang saya ambil di postingan disini kan ?

Istilah kerennya, what to do, things to do dan must to do di Tidung itu apa ya ? buat orang-orang seumuran aku keatas, hehe sok tua, yang udah males kesana kemari, kita bisa leyeh-leyeh santai di tepi pantai, menikmati matahari terbit dan terbenam, baik di depan penginapan ataupun yang dapat dinikmati juga di Jembatan Cinta, aktifiktas low impact yang lain, bisa berenang, bisa memancing tapi sepertinya belum ada sewaan alat mancing disana atau jalan santai menyusuri pantai sepanjang Pulau Tidung.

Mau yang sedikit berkeringat, bisa berkeliling pulau dengan sepeda, yang kadang disiapkan dalam 1 paket dengan penginapan atau disewa sehari sebesar Rp 15.000,- per sepeda. Atau mau yang agak memacu adrenalin ? Bisa menyewa banana boat, sofa, bermain kano atau snorkling. Yang terakhir ini merupakan pengalaman pertama ku belajar snorkling disini, wow walau sedikit panik tapi akan kuceritakan di postingan berikutnya ya

Lalu, apa dong yang bisa dilakukan di malam hari ? Kalau semua aktifitas diatas kita lakukan sejak pagi, jalan, berenang, bersepeda, maka malam hari bisa dilewatkan dengan berkaraoke ataupun bakar ikan untuk dinikmati bersama.

Pulau Tidung, tepat untuk dinikmati bagi orang kantoran macam saya, yang ga mau jauh-jauh macet keluar kota tapi mau nyantai di tengah pulau, ga mikirin apa-apa dan ga mikirin siapa-siapa…. 😀 Tidung Olala