Zoominar #14 Teks Narasi, Deskripsi dan Naskah Lomba GTK Inovatif

Terimakasih Komunitas Penulis Guru, Guru-guru PGRI, Collabowriter Publisher dan para narasumber untuk kebersamaan dan saling sharingnya malam hari ini. Semoga dapat saling menginspirasi dan mendatangkan manfaat. Aamiin

Zoominar #14, Sabtu, 16 November 2024, 19.00 – 20.30

Materi pertama mengenai Naskah GTK Inovatif disampaikan oleh Ibu Hj. Anita, S.Ag, M.Pd, yang telah menjadi Pemenang Juara I Lomba Kepala Sekolah Inovatif. Beliau menyampaikan pengalaman dan naskah yang telah disusun dan berhasil memenangkan perlombaan itu.

Selanjutnya aku sebagai Pemateri kedua menyampaikan mengenai Teks Narasi dan Deskripsi, apa yang dimaksud dengan teks narasi dan deskripsi, apa cirinya, bagaimana membuat teks narasi dan deskripsi menjadi menarik, dengan contoh dan latihan

Terakhir, paparan ketiga disampaikan Kak Desiana dari Collabowriter Publisher yang mengajak para peserta untuk dapat berkontribusi dalam penyusunan buku Antologi dengan menggunakan teknik penulisan yang telah disampaikan pada zoominar #14 hari ini.

Acara yang dimoderatori oleh Kak Anita, dilanjutkan dengan tanya jawab dengan peserta, yang sangat berantusias menulis.

#merdekamengajar#collabowriters#persatuangururepublikindonesia

#komunitasgurupenulis#tutwurihandayani#DeLaras


Review Buku Cernak : Raibnya Omprok Mbah Ti karya Afin Yulia

Buku Cerita Anak Misteri Detektif karya Afin Yulia ini keren dan unik menurutku karena mengangkat kearifan lokal yang berada di Banyuwangi.

Apa itu Omprok? Itu yang pertama aku tanyakan pada Mbak Afin dan ternyata jawabannya ada di Prakata buku ini. Omprok adalah hiasan kepala atau aksesoris tarian khas di Banyuwangi, yang mana tiap bagian dari Omprok yang didominasi warna emas ini, memiliki makna yang dalam.

Selain tentang Omprok, sejarah tari Gandrung yang fenomenal itu pun diselipkan dalam kisah detektif untuk anak-anak ini.

Buku yang diterbitkan Forsen Lentera ini, tebal 195 halaman terdiri dari 20 bab, mengisahkan tentang hilangnya mahkota Gandrung milik Mbah Ti. Diulas secara menarik oleh Mbak Afin, dengan urutan tutur cerita yang mudah dimengerti, khususnya buat anak-anak. Unsur budaya diungkapkan secara menarik. Buku cerita anak yang sangat direkomendasikan karena tidak membosankan tapi diungkap dengan seru dan menarik.

Yuk miliki buku ini dan simak keseruannya, apakah Akmal dan Ilham dapat menemukan siapa pelaku pencuri mahkota kebanggaan Mbah Ti ini.


Review Buku : The Little Book of HYGGE, The Danish Way to Live Well

Buku berdesain sederhana dan bercover tebal, berjudul HYGGE, yang ditulis dengan huruf besar tebal berwarna biru ini, adalah buku kedua yang dibawakan Mas Budi Juliman Hidayat. Buku pertama berjudul LYKKE dari pengarang yang sama Meik Wiking, aku terima bulan September 2022, juga dari Mas Budi, yang dititipkan melalui Mas Arief Arianto.

Aku malah belum membuat review buku LYKKE karena ternyata buku pertamanya justru buku HYGGE yang aku terima baru saja. Sebenarnya tidak masalah membaca yang mana lebih dulu karena keduanya sama-sama berkisah mengenai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup, dengan berfokus pada 1) konsep kebahagiaan 2) kebahagiaan melalui hal sederhana 3) pentingnya hubungan sosial 4) menjalankan praktek nyata dalam keseharian

Sebelum menceritakan lebih lanjut mengenai buku ini, mari kita mengenal lebih dulu, siapakah Meik Wiking ini? Meik Wiking, selain dikenal sebagai penulis, juga dikenal sebagai CEO dari Happiness Research Institute, yang berada di Copenhagen, Denmark.

Hygge (dibaca: Hoogah) dalam Wikipedia dijelaskan demikian Hygge adalah kata untuk menunjuk suasana senang, ramah, nyaman dengan perasaan sehat dan puas. Hygge merupakan konsep gaya hidup bangsa Denmark yang mengedepankan kenyamanan dan memelihara suasana yang ramah yang berfungsi sebagai bentuk gaya hidup aspiratif.

Selain itu, Hygge adalah kata yang diterjemahkan menjadi berbagai hal, seperti seni menciptakan keintiman, kenyamanan jiwa, dan menikmati hal-hal yang menenangkan

Buku dengan tebal 288 halaman, berukuran 20×13.5 cm ini, diterbitkan pertama kali pada tahun 2016 oleh Penerbit Penguin Life dan telah terjual sebanyak satu juta buku di seluruh dunia. Buku ini terdiri 14 bab, yaitu :

1Light : Cahaya adalah elemen penting dalam menciptakan suasana hygge. Bab ini menjelaskan pentingnya pencahayaan yang lembut, terutama lilin, untuk menciptakan suasana yang nyaman dan hangat.
2What is Hygge? Bab ini memperkenalkan konsep dasar hygge dan mengapa itu menjadi bagian penting dari kehidupan orang Denmark. Meik Wiking menjelaskan definisi dan filosofi hygge, serta dampaknya terhadap kebahagiaan.
3Togetherness : Bab ini membahas pentingnya kebersamaan dengan keluarga dan teman. Meik Wiking menyoroti bagaimana hygge berkaitan erat dengan momen-momen intim bersama orang yang kita cintai.
4Food and Drink : Makanan dan minuman adalah elemen penting dari hygge. Bab ini berbicara tentang bagaimana hidangan sederhana dan bersahaja, seperti kopi atau kue, bisa meningkatkan suasana hygge.
5Clothing : Bab ini menuliskan mengenai bagaimana cara orang Denmark berpakaian dengan prinsip Casual is a key
6Home : Hygge sering kali dipusatkan di rumah, tempat di mana seseorang merasa paling nyaman. Bab ini memberikan 10 tips tentang cara menciptakan suasana hygge di rumah, dari dekorasi hingga furnitur.
7Hygge Outside the Home : Bab ini mengeksplorasi bagaimana hygge bisa diterapkan di luar rumah, seperti di tempat kerja atau di alam terbuka, serta bagaimana aktivitas sederhana di luar rumah bisa memberikan rasa nyaman.
8Hygge All Year Round : Meskipun hygge sering diasosiasikan dengan musim dingin, bab ini menunjukkan bagaimana konsep tersebut bisa diterapkan sepanjang tahun, termasuk di musim panas.
9Hygge on The Cheap : Bab ini memberikan tips bagaimana menciptakan hygge dengan anggaran terbatas, menekankan bahwa kebahagiaan tidak selalu harus mahal, dan hal-hal sederhana bisa membawa kesenangan.
10Hygge Tour of Copenhagen
11Christmas
12Summer Hygge
13The Five Dimensions of Hygge : Di bab ini, Meik Wiking menjelaskan lebih dalam tentang dimensi-dimensi hygge, termasuk aspek emosional, sosial, dan fisik yang membantu menciptakan kebahagiaan.
14Hygge and Happiness : Bab terakhir ini menghubungkan hygge dengan kebahagiaan secara keseluruhan, menguraikan bagaimana penerapan hygge dalam kehidupan sehari-hari dapat berkontribusi pada kesejahteraan yang lebih besar.

Saat ini, 26.09.2024, aku memang belum selesai membaca buku yang baru kuterima pada tanggal 21 September 2024 ini, tapi aku yakin aku akan membacanya secara perlahan untuk dapat meresapi banyak hal baik dari buku ini.

Sejatinya, kebaikan dan kebahagiaan itu ada berasal dari dalam diri kita sendiri, bagaimana kita mencintai diri agar dapat mengasihi orang lain dalam kebaikan yang dapat kita lakukan bagi siapapun selagi masih ada kesempatan, juga akan dapat membahagiakan diri dan mereka. Aamiin. Tuhan memberkati kita semua.

Foto : Pribadi, Google dan Wikipedia


Sugeng Ambal Warsa ke-90

18.09.2024 Selamat HUT Prof Bambang Hidayat “Ngaturaken sugeng ambal warsa ke-90 dumateng Bapak. Mugi tansah pinaringan rahayu, lan barokah saking Gusti Allah, Aamiin”

Syukuran Hari Kelahiran Bapak Bambang diadakan pada hari Sabtu, 21 September 2024 di kediaman Bapak Bambang. Syukuran ini dihadiri kedua putra Bapak, Mas Arief bersama kedua putra putri dan Mas Budi yang ditemani Hagi, yang sudah berada di Indonesia sejak akhir Agustus. Selain itu, ada beberapa kerabat dan keluarga yang hadir memenuhi Undangan Bapak pada hari itu.

Silaturahmi yang indah sangat aku rasakan di rumah yang hangat ini, kembali pulang dari rumah ini selalu bertemu dengan orang baru yang dihubungkan oleh semesta, yang menjadi saudara dan teman baru, berjumpa dengan Bu Alda pertama kali, Mbak Nata, bu Tisna, Mbak Donna (kawan lama) dan banyak lagi. Selain itu, aku juga datang bersama-sama dengan Bu Sunartri, yang beberapa kali menemani aku berkunjung ke rumah Bapak. Betapa diberkatinya aku. Terima kasih untuk keramahtamahan keluarga Bapak Bambang, Mas Arief, Mas Budi dan keluarga, juga chef andalan keluarga, bu Eneng.

Bu Eneng dan kedua anaknya menyiapkan aneka hidangan buat kami, mulai dari es sago mango saat kami datang, klapertaart, hidangan utama, tumpeng komplit bersama lauknya (empal, ayam goreng, urap sayur, dan banyak lagi) yang membuat aku tak berhenti menyendokkan lauk ke piring haha, sampai hidangan penutup berupa rujak serut dan puding yang dibuat kak Malika, sayangnya aku tidak sempat mencicip puding buatan kak Malika ini, dan terakhir adalah secangkir kopi hitam panas yang mencerahkan suasana,

Makan siang diawali dengan ucap syukur yang disampaikan Bapak dengan agak terbata-bata karena rasa haru dan bahagia atas kehadiran keluarga dan teman, khususnya pasti karena kebersamaan kedua putranya yang hanya dapat saling berjumpa setahun sekali itu. Rasa bahagia itu tentu menjalar dan ikut kami yang hadir merasakan. Seperti yang aku sampaikan di awal, kami seperti saling terhubung walau beberapa dari kami, belum pernah berjumpa satu sama lain. Sekali lagi, terima kasih atas Undangan Bapak

Terima kasih Mbak Dey untuk ???? nya, yang kali ini merangkai bunga mawar putih dan hydrangea berwarna biru, kombinasi yang tak sengaja aku pilih, namun ternyata memiliki makna mendalam tentang arti pertemanan dan persahabatan, ah indahnya.

Love you all… Semoga kita bisa berjumpa lagi di lain waktu. Sehat selalu Bapak, tempat kami mendengar cerita dan berbagai kisah yang memaknai hidup untuk menjadi lebih baik. Aamiin


“Brave Girl” from Audrey Hepburn

Brave Girl,


“The beauty of a woman is not in the clothes she wears, the figure that she carries, or the way she combs her hair.

The beauty of a woman is seen in her eyes, because that is the doorway to her heart, the place where love resides.

True beauty in a woman is reflected in her soul. It’s the caring that she lovingly gives, the passion that she shows & the beauty of a woman only grows with passing years.”


Audrey Hepburn


Analisis Puisi “Cermin Tak Bertopeng” dari ChatGPT

Puisi “Cermin Tak Bertopeng” di postingan sebelumnya, kucoba iseng analisis melalui Chat GPT dan berikut hasil analisisnya. Just for fun ya. Puisi ini mengangkat tema kejujuran dan introspeksi diri melalui metafora cermin yang tak bertopeng. Berikut adalah analisis dari setiap bait puisi:

Bait Pertama

Tak bertopeng, sapa jujur Ungkap semua, tanpa dusta, Pantulan setia, apa adanya, Pantulkan wajah, jiwa dan rasa.

Pada bait pertama, penyair mengawali dengan menggambarkan cermin sebagai entitas yang jujur, tanpa topeng atau kepalsuan. Cermin di sini diibaratkan sebagai sesuatu yang mengungkapkan semua kebenaran tanpa menutupi apa pun. Pantulan yang diberikan cermin adalah setia dan menggambarkan apa adanya, tidak hanya fisik (wajah) tetapi juga perasaan dan jiwa seseorang.

Bait Kedua

Kulihat bayang diri, Tanpa tabir, tanpa peri, Garis lelah, tawa, dan sedih, Terpampang, terselisih.

Bait kedua menggambarkan pengalaman pribadi ketika melihat bayangan diri di cermin. Penyair menekankan bahwa tidak ada tirai atau penutup yang bisa menyembunyikan keadaan sebenarnya. Garis lelah, tawa, dan sedih semua terlihat jelas, menunjukkan bahwa cermin memaparkan segala emosi dan kondisi tanpa filter.

Bait Ketiga

Tak bertopeng, tiada pura, Tunjukkan luka, juga tawa, Kuak rahasia, dalam sorot mata, Buka tirai, belah fakta.

Bait ketiga mempertegas bahwa cermin tidak mengenal kepalsuan atau kepura-puraan. Cermin menunjukkan baik luka maupun kebahagiaan dengan jujur. Mata menjadi jendela yang mengungkapkan rahasia terdalam, membuka tirai yang menyembunyikan fakta sebenarnya dari kehidupan seseorang.

Bait Keempat

Tiada topeng, tiada kepalsuan, Bicara kejujuran, lihat hati, Pndang jiwa, sadarkan diri tentang makna. Pantulan nyata, tak palsu, tak direka, Sahabat setia, jujur pada diri.

Bait keempat menekankan lagi ketiadaan topeng dan kepalsuan pada cermin. Cermin berbicara tentang kejujuran, mengajak kita untuk melihat hati dan jiwa kita sendiri. Melalui pantulan yang nyata dan tak direkayasa, cermin menjadi sahabat setia yang mengingatkan kita untuk jujur pada diri sendiri dan menyadari makna kehidupan.

Bait Kelima (Penutup)

Hai Cermin, tak bertopengkah aku?

Bait penutup ini merupakan sebuah pertanyaan retoris yang diajukan oleh penyair kepada cermin. Pertanyaan ini mencerminkan perenungan diri dan introspeksi yang mendalam. Penyair mempertanyakan apakah dirinya juga sudah tak bertopeng seperti cermin yang dihadapinya, menunjukkan upaya untuk mencapai kejujuran dan ketulusan dalam hidupnya.

Kesimpulan

Puisi “Cermin Tak Bertopeng” menggambarkan cermin sebagai simbol kejujuran yang absolut. Melalui pantulan cermin, kita diajak untuk melihat dan menerima diri kita apa adanya, dengan segala kelemahan dan kekuatannya. Pertanyaan di akhir puisi mengajak pembaca untuk merenungkan sejauh mana kita telah hidup tanpa topeng, jujur pada diri sendiri dan orang lain. Puisi ini mengandung pesan moral untuk selalu bersikap jujur dan menerima diri kita apa adanya.

4o


Cermin Tak Bertopeng

Cermin itu….
Tak bertopeng, sapa jujur
Ungkap semua, tanpa dusta,
Pantulan setia, apa adanya,
Pantulkan wajah, jiwa dan rasa.

Kulihat bayang diri,
Tanpa tabir, tanpa peri,
Garis lelah, tawa, dan sedih,
Terpampang, terselisih.

Tak bertopeng, tiada pura,
Tunjukkan luka, juga tawa,
Kuak rahasia, dalam sorot mata,
Buka tirai, belah fakta.

Tiada topeng, tiada kepalsuan,
Bicara kejujuran, lihat hati,
Pandang jiwa, sadar makna diri
Nyata, tak palsu, tak  direka,
Sahabat setia, jujur pada diri.

Hai Cermin, tak bertopengkah aku?

Puisi “Cermin Tak Bertopeng” ini kucoba iseng analisis melalui Chat GPT dan berikut hasil analisisnya. Just for fun ya. Hasilnya ada di postingan setelah ini, berjudul Analisis Puisi “Cermin Tak Bertopeng” dari ChatGPT