Eat, Pray and Love (3) : The Movie

Eat Pray Love yang diangkat ke layar lebar berdasarkan novel karya Elizabeth Gilbert, Sebelumnya, film ini sangat dinantikan oleh banyak orang, terutama penggemar Julia Roberts, karena selain dikarenakan hal tersebut, faktor lainnya adalah didasarkan pada penjualan novelnya yang mencapai 5 juta copy di seluruh dunia dan mendapat predikat novel paling laris dari American Booksellers Association. Faktor penyebab film ini sangat dinantikan adalah karena setting lokasi film dilakukan di tiga tempat yang terkenal dengan keindahannya, yaitu Itali, India dan Indonesia (Bali, tentu saja yang dipilih).

Tentu membuat orang yang sudah membaca bukunya menjadi sangat penasaran. Namun apa yang terjadi, selain hanya karena indahnya lokasi pembuatan film, inti sari cerita yang terdapat dalam novel Eat Pray Love tidak terungkap semuanya dalam film yang berdurasi hanya kurang dari tiga jam tersebut. Tentu sulit untuk mensarikan begitu banyak hal dalam waktu yang terbatas. Selain itu juga tentu dalam pembuatan film, produser memperhatikan sisi komersial, tidak sepenuhnya hanya mengangkat seluruh cerita dari novel ke layar lebar. Jadi, menurut aku, kalau ingin menikmati film ini, ya dinikmati saja, jangan terlalu dibandingkan dengan isi novelnya. Sedangkan kalau ingin mempelajari content atau isi, ya bacalah bukunya dengan seksama.

 

Film yang bercerita tentang perjalanan seorang perempuan yang mengelilingi dunia untuk menemukan jati dirinya setelah perceraian ini juga merupakan film yang sangat ditunggu di Indonesia. Ryan Murphy mengarahkan pembuatan film ini dengan mengungkapkan semua sisi keindahan tiga kota yang telah disebut diatas.


Banyak film besar Hollywood mengambil tema fiksi, bintang-bintang Eat Pray love, Julia Roberts dan Javier Bardem mengatakan film mereka berbeda karena diangkat dari kisah nyata. Dan dalam beberapa hal diakui, bahwa film ini telah merubah kehidupan mereka sendiri. Lewat film Eat Pray Love, Julia juga membuat pernyataan bahwa ia kini sedang mempelajari ajaran Hindu.


“Kita semua berpikir untuk meninggalkan semuanya dan melakukan perjalanan ke tempat lain,” ujar Javier Bardem. “Film ini bercerita tentang orang yang mencoba menghadapi keraguan, ketakutan, kegelisahan dan berbicara pada semua orang,” jelasnya lagi seperti diberitakan oleh Reuters.


Lain lagi dengan Julia Roberts yang berhasil membawa pulang piala Oscar pada tahun 2000 untuk perannya di film drama Erin Brockovich. Sejak menikah dan memiliki tiga orang anak, aktris berusia 42 tahun ini memang jarang bermain di film sebagai pemeran utama. Terakhir Julia bermain di Valentine Days. Hal ini dikarenakan ia lebih berkonsentrasi kepada keluarganya. “Saya tidak terlibat di bagian utama dalam sebuah film dalam waktu yang lama, dan saya bertanya-tanya apakah jenis pekerjaan yang tetap menarik untuk saya, dan saya sangat senang pada akhir ini saya merasa seperti orang yang kreatif,” ujar istri Daniel Moder ini.


Film ini telah dirilis di Amerika Serikat pada 13 Agustus 2010. Ada yang ngomel setelah nonton film ini, tapi ada juga yang menonton film ini sampai beberapa kali. Sudahkah anda menikmatinya? Yuk mari…. 🙂


sumber : www.21cineplex.com


Made of Honor (2008)

Film ini tanpa sengaja aku tonton, akibat minum secangkir kopi di sore hari. Tepatnya pukul 23.00 dimulai, saat teman sekamar di hotel dalam kegiatan pembinaan MUK, sudah tertidur duluan. Ternyata tak menyesal pula menikmati film drama komedi ini, yang secara singkat mengisahkan tentang ….a guy in love with an engaged woman tries to win her over after she asks him to be her maid of honor…

 

Film yang disutradai oleh Paul Weiland pada tahun 2008 (duh sudah lama juga, kok aku bisa ga tau ada film sekocak ini ya) dengan dua penulis skenario yaitu Adam Sztykiel (screenplay), Deborah Kaplan (screenplay), dan dibintangi Patrick Dempsey (Tom), Michelle Monaghan (Hannah), Kelly Carlson, Busy Philipps dan Kevin McKidd (Collin).

Resensi film yang aku dapat dari hasil searching di internet adalah sebagai berikut disini

 

Cinta bisa tumbuh karena terbiasa bersama. Setidaknya itulah yang terjadi dengan Tom. Tom adalah seorang playboy yang sering gonta-ganti pacar. Wajah tampan dan postur atletis Tom selalu berhasil menggoda hati wanita-wanita yang ditemui Tom. Sebaliknya Hannah (Michelle Monaghan), sahabat karib Tom, adalah tipe wanita yang romantis dan mengharapkan datangnya pria yang selalu jadi impiannya. Hannah ingin segera menikah namun belum juga menemukan pria yang cocok dengan yang ia harapkan.

Suatu ketika, Hannah harus pergi ke Skotlandia selama 6 minggu, karena mendapat tugas dari tempat ia bekerja. Sejak kepergian Hannah, Tom merasa kesepian. Selama ini ia tidak pernah punya sahabat sebaik Hannah yang selalu siap menjadi teman buat Tom. Tom akhirnya sadar bahwa apa yang selama ini ia anggap hanya persahabatan ternyata adalah cinta. Yakin dengan apa yang ia rasakan, Tom pun berencana untuk menyampaikan ini pada Hannah sepulangnya dari Skotlandia nanti.

Sementara Hannah yang ada di Skotlandia bertemu dengan Colin McMurray, seorang jutawan asal Skotlandia sana. Dalam beberapa kali bertemu, hubungan mereka pun semakin akrab. Colin akhirnya mengungkapkan perasaan cintanya pada Hannah dan meminta Hannah agar menjadi istrinya. Ternyata Hannah pun merasakan hal yang sama dan bersedia menikah dengan Colin. Hannah bahkan berencana untuk menetap di Skotlandia setelah pernikahannya nanti.

Bukan main kecewanya Tom saat mendengar kabar ini. Hannah bahkan meminta Tom untuk menjadi pendampingnya saat pernikahan nanti. Dengan berat Tom mengabulkan permintaan sahabatnya ini walaupun Tom ternyata punya niat lain. Tom berharap dapat menghentikan pernikahan Hannah dengan hadir saat pernikahan nanti.

Ada kesan ‘dipaksakan’ saat menonton film ini. Akhir cerita sudah dapat ditebak dari awal kisah dan membuat durasi film sepanjang 90 menit lebih seolah hanya menunggu waktu saja. Karakter Tom pun seolah tak nyata. Bagaimana mungkin orang dengan tingkat egois setinggi Tom bisa berubah dalam waktu kurang dari 6 minggu sementara Hannah yang menghabiskan waktu 10 tahun mengharap cinta Tom bisa berubah dalam waktu kurang dari 6 minggu juga.

Walaupun begitu, kesan ‘hubungan’ yang terjalin antara Tom dan Hannah cukup meyakinkan dan enak ditonton. Untuk sekedar hiburan, film drama komedi ini memang lebih dari sekedar menghibur. Ada sebuah pesan tentang hubungan antar manusia yang coba disampaikan sang sutradara dan penulis naskah. (kpl/roc)

 

Sementara, aku sendiri berpendapat…alangkah indahnya jika aku mencintaimu dan takut kehilanganmu…mencintai seperti seorang sahabat, bisa berbagi apa saja bersama, bercanda dan tertawa bersama, melakukan segala sesuatu bersama dan bisa mengingat hal-hal yang indah untuk dikenang bersama.

Film yang sungguh manis.


The Little Comedian

Rencana semula dari rumah, mau nonton film Rumah Tanpa Jendela di Teras Kota, yang jam tayang 20.05, eh tapi ternyata tidak ada penayangan jam tersebut. Sebenarnya sudah mau pulang saja, tapi suami mengajak anak-anak untuk cari film yang lain. Ya sudah, karena ada si bungsu, Daniel, kak Dita dan kak Arum mencari jadwal film yang lain, yang dapat dinikmati Daniel juga. Akhirnya terpilih film dari Thailand, yaitu The Little Comedian, yang menceritakan kisah tentang seorang anak kecil laki-laki bernama Tock yang semestinya adalah calon pewaris keluarganya yang telah bekerja sebagai pelawak dari generasi ke generasi. Tapi ada sesuatu yang salah sebagai Tock tampaknya tidak mewarisi apapun kegembiraan dari keluarganya: dia bisa tidak membuat tertawa satu orang pun. Ketika Tock bertemu Ice, dokter kulit temannya, yang berbeda jauh usianya, satu-satunya perempuan yang bisa tertawa untuk leluconnya, kisah persahabatan mereka dimulai.

Review lengkap tentang film ini ada disini. Menurut aku pribadi, di awal cerita, film ini terasa monoton, karena kesannya jadul, mungkin karena settingnya berada di negara Thailand, tapi dengan kelucuan dan keluguan dari  Tock dan teman-temannya, maka cerita sederhana ini menjadi menarik. Ditambah lagi pertemanan antara Tock dengan Ice  yang secara tak sengaja dikenalnya. Persahabatan ini begitu sederhana, berawal dari ketertarikan seorang anak yang menginjak remaja, yang suka kepada Ice karena Ice menyukai leluconnya, padahal selama ini, ayahnya pun tidak menghargai kemampuannya membuka lelucon.

Cerita bergulir dengan bagusnya, emosi penonton pun dibuat naik turun, dari yang membuat kita tertawa sampai tegang karena keberanian seorang anak Sekolah Dasar, dengan uang yang terbatas, bepergian seorang diri ke sebuah kota besar, dan juga keharuan melihat hubungan kasih antara ayah dan anak, antara Plern si ayah dan Tock, yang baru bisa dipahami melalui pembicaraan dengan Ice.

Film ini juga membawa pesan kepada orang tua, untuk menghargai bakat dan talenta yang dimiliki tiap anak, tiap anak mempunyai kekhususan yang berbeda satu sama lain dan jangan memaksakan kehendak orangtua kepada anak walau diakui mereka punya bakat keturunan dari nenek moyang. Tidak ada yang salah, jika seorang anak tidak mewarisi bakat itu, walau di akhir cerita, akhirnya bakat seni dari Tock pun muncul saat ia membawakan karya seni pada hari kelulusannya dari Sekolah Dasar.

Haru, lucu, tegang dan sedikit tambahan cinta yang sederhana, ada didalam film Thailand yang pertama aku tonton ini. Lumayan, cukup menghibur.


Shaolin

Sabtu, 12 Februari 2011, niat banget mau pergi nonton karena sudah lama tidak nonton film yang beneran (baca : bukan film kartun). Kebetulan si bungsu sedang menginap di rumah sepupunya, jadi bisalah nonton yang bukan film kartun atau film anak-anak. Cari koran, cari referensi, tanya sana-sini. Akhirnya kita (aku) memilih akan menonton film Shaolin. Tapi karena namanya juga hari libur, sudah tau mau berangkat nonton, ga anak, ga suami, santai aja, ga siap-siap, akhirnya jam nonton yang sore, jadi mundur yang malam. Itupun setelah tidak menemukan tayangan film ini di Blitz Megaplex Teras Kota BSD, suami masih mau meluncur ke Serpong XXI di Sumarecon Serpong. Tiba disana pukul 19 an, kita sudah dapat tiket nonton di barisan K, barisan A sampai J sudah terisi penuh, padahal film baru akan ditayangakan pukul 21.15, nah betul kan pasti film ini bagus dan betul juga ternyata full-penuh pada saat penayangan.

Kenapa niat banget nonton film ini ? Ya karena aku suka film Mandarin, apalagi Mandarin Kuno begini. Sejak kecil dulu, walau masih dalam batas waras, ga sampai yang nonton yang berjilid-jilid, aku sudah suka menonton penampilan Jackie Chan dan Jet Lee. Yang kedua, cerita kuno macam Shaolin ini pasti sarat dengan falsafah hidup, walau disampaikan melalui ajaran agama Budha. Aku pribadi tidak pernah mempermasalahkan sebuah ajaran yang baik berasal dari agama apa, karena kuyakini semua agama mengajarkan segala sesuatu yang baik. Perbedaan hanya pada tata cara ibadah tiap agama dan kepada siapa yang kita menyembah atau berdoa.

Film ini mengambil setting di Cina sekitar tahun 1920-an, ketika perang berkecamuk. Seorang jenderal yang sangat ambisius, Hou Jie (Andy Lau), tanpa ampun membunuh musuh-musuhnya untuk memenangkan peperangan dan merebut wilayah musuh. Dia bahkan sampai hati masuk ke kuil Shaolin membunuh musuhnya di sana.

Suatu hari, Hou Jie dikhianati anak buahnya sendiri, Tjao Man (Nicholas Tse), yang sangat dipercayainya. Tjao Man, yang sudah dianggap kerabat dan adik sendiri oleh Hou Jie, juga ingin membunuh Hou Jie. Kekejaman Hou Jie rupanya mendarah daging pada Tjao Man. Tjao juga berambisi untuk memperoleh kekuasaan dan kekayaan, maka ia berkhianat kepada Hou pada suatu penyergapan. Penyergapan yang dimaksudkan Hou Jie untuk membunuh seorang Jenderal yang ingin menguasai tanah rampasan Hou Jie, malah dibocorkan Tjao. Dalam penyergapan yang dirancangkan sendiri oleh Hou Jie ini akhirnya menghancurkan hidupnya, menewaskan anaknya dan memisahkan dirinya dari istrinya.

Hou Jie yang kehilangan segalanya menemukan hidup baru di kuil Shaolin ini. Dengan bantuan dari jurumasak kuil Shaolin (Jackie Chan) menemukan kembali semangat hidupnya. Ia bertobat dan mengabdikan dirinya menjadi bhiksu. Dia ikut berlatih kungfu dan menemukan kebijakan baru dalam hidupnya dan menyesali segala perbuatannya di masa lalu yang sangat kejam.

Namun ketamakan dan kekejaman Tjao tidak hanya berhenti disitu, selain menyiksa rakyatnya demi mendapatkan keuntungan dari bangsa asing, Tjao juga menuntut kematian dari Hou Jie. Pertempuran terjadi, kuil hancur, korban begitu banyak tewas dan Hou Jie juga mati demi menolong Tjao dari kejatuhan tiang penyangga didalam kuil.

Akting Andy Lau juga begitu memukau. Sebagai aktor senior, ia mampu menyajikan kualitas peran yang natural dari karakter seorang Jenderal yang bengis hingga menjadi Rahib Shaolin yang tenang dan santun. Gejolak batin yang dialaminya tersaji demikian menarik dan impresif. Meski hanya sebagai pemeran pendukung, Jackie Chan cukup memegang peranan penting terutama dalam menampilkan adegan-adegan kocak ala Jackie Chan. Apa yang disajikan aktor berusia 56 tahun dengan aksi laga komedi sungguh memberikan “ruang segar” untuk film laga ini. Perannya sebagai sosok bijak –sama seperti yang dimainkannya dalam film The Karate Kid (2010) sebagai guru Jaden Smith—meski dalam porsi kecil, cukup memberikan makna mengesankan dalam film yang diproduksi oleh Emperor Motion Pictures dan berdurasi 131 menit ini.

Film ini sungguh seru, banyak action dan kungfu-nya, dan ada juga pelajaran dan pesan moral yang dapat diambil dari film ini. Perang selalu menimbulkan penderitaan bagi banyak orang. Jangan biarkan ambisi membuatmu berbuat jahat, dan perbuatan jahat pasti ada balasannya, cepat atau lambat.


Shaolin, sebuah karya apik dari sutradara Benny Chen dibintangi oleh beberapa aktor aktris film Hongkong papan atas ini mempunyai jalan cerita yang berbeda dengan film Shaolin Temple versi klasik. Selain dipenuhi pemain yang hebat dibidangnya, aksi martial art yang adapun juga tertata dengan apik berkat tangan dingin Corey Yuen, sang maestro fighting coreography kenamaan yang juga pernah melejitkan beberapa film action Hollywood kejajaran film terbaik versi saya, seperti trilogi The Matrix, Transporter, Kiss Of The Dragon, dan masih banyak lagi.

Pesan moral dari film, yang mengambil setting di Dengfeng, Henan, CIna ini adalah:

    • Pemimpin yang kejam akan menghasilkan pengikut yang kejam pula.
    • Kecemasan akan kehilangan kekuasaan akan berakibat fatal baik bagi diri sendiri dan orang lain.
    • Kejayaan, Harta dan Kekuasaan tidak akan dapat memenuhi kekosongan jiwa seseorang.
    • Selalu ada kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki sikap dan perilaku, asalkan ada kesadaran dan kemauan dari dalam diri sendiri.
    • Hidup adalah akumulasi dr pengalaman. Hiduplah dengan menjaga hatimu karena segala sesuatu berawal dari hatimu
    • Sekeras apapun hati manusia ternyata bisa berubah juga.
    • Pertikaian didalam justru akan membuat pihak luar lebih mudah menghancurkan kita
    • Keserakahan akan mengakibatkan kehancuran

      Tidak heran jika film ini menempati tangga box office di negaranya sendiri selang beberapa hari pemutaran perdana pada awal Januari kemarin. Selain mempunyai cerita yang simple, manis, serta menarik, Shaolin sendiri memberikan banyak petuah bijak dib eberapa slot yang menghiasi di 131 menit lama durasinya. Seperti yang sudah ku tulis di paragraf atas, banyak bintang terkenal wara wiri dibeberapa adegan film ini, sebut saja Jacky Wu (Sha Po Lang, Legendary Asassin), Xin Xin Xiong (Kungfu Master), dan yang pernah menyukai franchise film Shaolin Popeye pasti tidak asing dengan nama Yu Shao Qun rekan tandem Bobo Ho. Sayangnya, film ini mungkin kurang tepat untuk ditonton anak-anak, karena terlalu banyak pukulan dan darah berceceran. Herannya, kok ya banyak anak dibawah usia 10 tahun menikmati tayangan ini, yang selain cukup keras buat mereka, juga selesai pada pukul 23.35.


      Palbong Bakery

      Palbong Bakery adalah toko roti yang menjadi salah satu lokasi syuting dalam drama Bread, Love and Dreams. Didalam drama ini, bakery terletak tepat didepan rumah pemilik dan tempat tinggal para pekerja. Menurut pengamatanku, bakery terdiri dari 3 lantai. Lantai bawah untuk dapur pemasakan (oven) dan fermentasi. Lantai dasar untuk tempat penjualan roti. Sedangkan lantai atas adalah tempat untuk gudang atau penyimpanan bahan dasar pembuatan roti, seperti tepung, gula dan sebagainya.

      Drama ini sangat menginspirasi aku untuk mempunyai toko roti sendiri, hehe..ntah kapan dan apa bisa ya. Ingin punya toko roti dari ruko 3 lantai. Lantai 1 untuk tempat penjualan dan pemanggangan (oven). Lantai 2 untuk tempat persiapan dan penyimpanan bahan dasar dan lantai 3 untuk tempat tinggal karyawan. Ah semoga mimpi ini bisa jadi kenyataan ya.

      Kembali ke lokasi drama ini. Bakery ini selalu tampak bersih dan tampak terjaga kualitasnya. Setiap pagi, bos pemilik bakery dan juga putra master guru, selalu mengumpulkan karyawannya untuk membagi pekerjaan dan memberi semangat. Walau keras dalam bekerja dan mendisiplinkan pegawainya, bos sesungguhnya baik hati dan akrab dengan pegawainya, tampak dari makan bersama yang selalu mereka lakukan.

      Palbong Bakery ini terletak di pintu masuk daerah Suamgol, di Cheongju (Chungcheongbuk-do). Nama tempat ini adalah W Gallery sebelum direnovasi menjadi Palbong Bakery, lantai pertama adalah toko roti sedangkan lantai kedua adalah coffee shop, dan lantai bawah tanah pertama dijalankan sebagai sebuah studio seni. Suksesnya drama Bread love and dream membuat tempat ini menjadi begitu terkenal. Banyak Pengunjung yang mendatangi Toko Roti ini, sambil melihat banyak lukisan artistik di wilayah Suamgol. Pengunjung juga dapat menikmati roti lezat, kopi ataupun teh sambil menikmati set  lokasi syuting drama. Coffee shop yang ada di lantai 2 juga menawarkan pemandangan yang tidak kalah menarik, dari sana kita bisa melihat pemandangan pusat kota Cheongju, karena pemandangan dan suasananya yang indah.

      Untuk mencapai kesana, yang pasti dari Bandara Cengkareng Soekarno Hatta, kita mesti terbang menuju Korea Selatan, tepatnya ke Bandara Incheon. Setelah itu menuju ke Cheongju melewati Terminal Dong Seoul yang jadwal keberangkatannya dari jam 6:50 sampai jam 21:00, berangkat setiap 20 – 40 menit dengan lama perjalanan 1jam 30 menit.

      Tiba di Cheongju, pakai transportasi lokal, ambil bus kota nomor 105 lalu turun di Bangadari, berjalan ke arah Suamgol Street kurang lebih 15 menit maka kita akan tiba di Palbong bakery.

      Introduction
      Palbong Bakery appears again in Bread, Love, and Dreams, following its appearance in Cain and Abel. Situated at the entrance of Suamgol, Cheongju (Chungcheongbuk-do), it is a main filming location in Bread, Love, and Dreams. Remodeled after W Gallery, its first floor is the bakery while the second floor is a coffee shop, and the first underground floor is run as an art studio. The wild popularity of the drama has attracted many visitors to the bakery. Along with numerous artistic wall paintings in Suamgol, visitors can enjoy delicious breads, coffee, and teas while enjoying the filming studio of Bread, Love, and Dreams. The coffee shop on the second floor offers overlooks of downtown Cheongju, rendering it an ideal place for couples.
      Directions
      Take the bus towards Cheongju from Dong Seoul Terminal (06:50 – 21:00, departs every 20 – 40 min / travel time 1hr 30min)
      Take the city bus #105 >> Get off at Bangadari >> Walk towards Suamgol Street (15min)

      Kim Tak Goo, dalam Bread, Love and Dreams

      Kim Tak Goo, tokoh dalam Drama ‘Bread, Love and Dreams’ adalah anak pertama laki-laki yang lahir dari pernikahan Presiden Direktur Geosang, Goo In Joong dengan Mi Sun. Karena kelahirannya dianggap tidak sah, maka Mi Sun dan Tak Goo diusir oleh isteri pertama Goo, Seo In Suk. Kim Tak Goo tumbuh menjadi anak yang sehat dan bahagia serta mempunyai nilai-nilai positif mengenai kehidupan berkat keihlasan hati ibunya. Sampai pada suatu hari karena keterbatasan ekonomi, Mi Sun kembali datang dan menyerahkan Tak Goo ke tangan ayahnya, Presdir Goo. Namun justru inilah yang menjadi awal derita Tak Goo dan ibunya. Tak Goo hidup dalam kebencian dari ibu dan adik tirinya. Mereka menganggap Tak Goo sebagai saingan. Hanya ayah dan neneknya yang sangat menyayangi Tak Goo.

      Tak Goo kecil sering menikmati saat melihat ayahnya membuat roti. Walaupun hanya sekali melihatnya tapi itu menjadi pengalaman yang tak terlupakan sepanjang hidup Tak Goo. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, orang kepercayaan Presdir dan juga kekasih dari istri pertama Goo, Manajer Han mengganggap Tak Goo akan mengancam kedudukan anak hasil perselingkuhan mereka, Goo Ma Joon.

      Tak Goo diusir dari rumah dan diancam oleh Manajer Han. Selanjutnya Tak Goo tumbuh menjadi anak tangguh yang melanglang buana untuk mencari ibunya yang ternyata juga dicederai orang suruhan Manajer Han. Selama 12 tahun Tak Goo mencari ibunya, yang membawa ia ke sebuah toko roti karena menurut kabar, orang yang menculik ibunya mempunyai tato kincir angin dan bekerja di toko roti Palbong Bakery.

      Tak Goo selalu berprinsip seperti pesan ibunya bahwa ‘Orang yang berbuat baiklah, yang akan memenangkan segala sesuatu”. Berkat keyakinan inilah, Tak Goo ikut belajar membuat roti untuk bertemu dengan orang yang menculik ibunya dan memperoleh sertifikat pembuat roti dari Sang Guru, Master Pal Bong, untuk bersaing dengan saudara tirinya.

      Ma Joon begitu membenci kakaknya. Sama seperti ibunya dan Manajer Han yang selalu berusaha mencari orang untuk mencelakai Tak Goo, mulai dari membuat oven meledak, toko roti terbakar, toko roti ditutup, meracuni Tak Goo agar kehilangan indera perasanya sampai mencuri buku resep milik sang Guru. Kim Tak Goo selalu senang bekerja sama dengan adiknya, yang semula menyembunyikan jati dirinya sebagai Te Jo dari Jepang.

      Pasang surut kehidupan Tak Goo membuat ia menjadi lelaki baik hati yang tangguh, mulai dari perpisahan dengan ibunya, kegigihannya menemukan kembali ibunya, kecintaannya pada roti, kebencian adik tirinya pada dia, peristiwa demi peristiwa dari orang-orang yang bermaksud mencelakai dia, kehilangan kekasih hatinya, sampai akhirnya secara mengalir, ia memperoleh kembali apa yang telah hilang darinya selama ini.

      Kim Tak Goo menemukan banyak orang yang mengasihi dia dengan sesungguhnya.


      Bread, Love and Dreams

      Korea kembali mengeluarkan salah satu drama andalannya yang berjudul Bread, Love, and Dreams. Drama ini dianggap menarik karena tidak hanya menyajikan mengenai cinta dan perebutan harta namun juga menghadirkan banyak pendatang baru sebagai aktor utamanya. Cerita berawal dari rumah keluarga Goo In Jong yang adalah pemilik dari sebuah perusahaan roti yang besar dan terkenal. Mr Goo sudah lama menikahi Seo In Suk namun mereka belum dikaruniai anak laki-laki. Karena merasa depresi, Mr Goo mabuk-mabukan dan dengan tidak sengaja menghamili Mi Sun, pembantu yang mengurus kesehatannya. Namun hal ini diketahui oleh istrinya. Merasa kesal mengetahui masalah perselingkuhan tersebut, In Suk akhirnya mengusir Mi Sun yang sedang hamil. Tak hanya Mr Goo, In Suk pun merasa depresi karena terus menerus ditekan oleh sang mertua agar bisa memiliki anak laki-laki. Pada sebuah kesempatan, In Suk akhirnya selingkuh dengan pengawal pribadinya, Han Seung Jae. Dan akhirnya ia dinyatakan positif hamil dan memiliki anak laki-laki.

      Mi Sun kemudian melanjutkan hidupnya yang sederhana bersama anaknya yang diberi nama Kim Tak Goo. Sementara In Suk hidup dalam kemewahan bersama anaknya Goo Maa Jon. Tak Goo tumbuh menjadi anak miskin yang menyukai roti. Karena tidak punya uang, Tak Goo hanya bisa mencium aroma roti namun tidak bisa membelinya. Kemudian salah seorang teman Tak Goo mengajak Tak Goo ke pabrik tempat ayahnya bekerja agar bisa mengambil roti sepuasnya. Tetapi pencurian roti ini terbongkar oleh Mr Goo bersama Maa Jon yang kebetulan sedang lewat. Dan di sinilah awal pertemuan dari Tak Goo dan Maa Jon, kedua anak yang tertukar posisinya.

      Cerita pun bergulir. Tak Goo bertemu lagi dengan Mr Goo untuk membayar roti yang dicurinya. Presdir (Mr Goo) sangat senang melihat sikap Tak Goo kecil. Setelah kejadian itu mereka terus bertemu. Bahkan Tak Goo tinggal di rumah keluarga Goo In Jong. Maa Joon semakin tidak senang dengan keberadaan Tak Goo yang dianggapnya menghalangi jalannya. Kemudian terjadi satu hal yang merubah semua cerita. Tanpa sengaja In Suk, ibu kandung Goo Ma Joon bertengkar dengan sang nenek yang mengakibatkan kematian sang nenek. Perbuatan tersebut terjadi karena sang nenek tahu jika Ma Joon bukanlah cucu kandungnya. Mulai saat itu pulalah Ma Joon mengetahui posisinya yang bukan anak kandung dari kerajaan roti tersebut.

      Pemain (dari kiri ke kanan) :  Jung Sung Mo sebagai Han Seung Jae ; Jun In Hwa sebagai Nyonya Seo In Sook ;Joo Won sebagai Goo Ma Joon ; Jang Hang Sun sebagai Kakek Guru Oh Doo Yong / Master Pal Bong ;Yoon Shi Yoon sebagai Kim Tak Goo ;Jun Kwang Ryul sebagai Presdir Goo In Jong ; Lee Young Ah sebagai Yang Mi Sun

      Karena sudah jenuh menyembunyikan jati dirinya, Ibu Kim Tak Goo, Mi Sun, akhirnya mendatangi Go In Jong, ayah biologis Kim Tak Goo dan membeberkan segala kenyataan bahwa Kim Tak Goo adalah darah daging Goo In Jong. Kedatangan Kim Tak Goo ke istana kerajaan roti tentu saja ditentang oleh istri In Jong. Terlebih lagi oleh Goo Ma Joon. Setelah mengetahui kenyataan bahwa ia bukan anak yang sah, kehadiran Kim Tak Goo tentu saja merupakan ancaman baginya karena Tak Goo lah satu-satunya pewaris kerajaan roti tersebut. Dalam hatinya, orang yang sangat ia benci adalah Kim Tak Goo. Sang pengawal, yang juga ayah kandung Maa Jon, juga senantiasa mengancam akan menghancurkan dan membuat sengsara ibu Kim Tak Goo jika Kim Tak Goo tidak patuh kepadanya. Merasa nyawa ibu kandungnya terancam maka Kim Tak Goo mau bernegosiasi dengan sang pengawal untuk pergi dari rumah dan tidak akan kembali ke istana tersebut asalkan nyawa ibunya baik-baik saja. Namun ternyata Kim Tak Goo telah di bohongi. Setelah ia keluar dari rumah, ibunya ternyata tetap juga diculik.

      Selama 12 tahun kemudian Kim Tak Goo mencari ibunya. Dan hanya satu petunjuk yang ia tahu untuk mencari jejak ibunya. Orang yang menculik ibunya adalah orang yang memilki tatoo di tangannya. Tatoo bergambar kincir angin. Hanya orang tersebut yang tahu di mana ibu kandungnya berada. Suatu ketika Kim Tak Goo berhasil menemukan siapakah yang telah menculik ibunya . Namun sang penculik justru menangis karena ia tak berhasil menyelamatkan  ibu Kim Tak Goo saat ibunya terjatuh di sungai. Dan ia tak tahu bagaimana rimbanya sang ibu.

      Akhirnya Kim Tak Goo bertemu lagi dengan Goo Ma Joon. Dendam Goo Ma Joon tetap saja membara. Karena Kim Tak Goo adalah orang yang selalu menghambat ambisinya. Mereka bertemu saat test penerimaan karyawan baru di sebuah pabrik roti. Kim Tak Goo pula yang menghalangi ia mendapatkan wanita yang ia sukai. Karena ternyata wanita tersebut lebih menyukai Kim Tak Goo. Dan persaingan pun dimulai.

      Sumber : www.kbs.co.kr


      The Karate Kid

      Hari Sabtu, 26 Juni 2010, janji pergi keluar sama si bungsu, Daniel, karena kakak-kakaknya sedang pelayanan ke Yogyakarta, maka supaya dia ga bosen liburan hanya di rumah saja, aku dan suami mengajak dia nonton Karate Kid, yang dibintangi Jackie Chan dan Jaden Smith. Kami berangkat sekitar jam limaan, rencana nonton film yang jam 19. Sampai sana, langsung ke lantai 3, pesan tiket dulu, antrian sudah melingkar-lingkar, maklum malam minggu dan liburan pula. Dapat tiket sudah di kursi F13 sampai dengan F15. Papa ngajak makan, kita turun lagi ke Solaria, pesan nasi capcay, mie ayam bakso dan baso kuah plus nasi putih buat Daniel.

      Filmnya keren dan asik banget, walau terasa “agak keras” buat aku dan Daniel, tapi sebenarnya film ini mengajarkan bahwa janganlah kita lari dari sesuatu yang membuat kita menjadi takut. Kita mesti menghadapi itu, dengan cara-cara yang baik.

      Film ini menceritakan kisah pindahnya seorang ibu bekerja, Ms Parker, dari Detroit ke Beijing karena tugas, beserta anak lakinya, Dre Parker. Adaptasi dengan lingkungan tentu bukan hal yang mudah bagi seorang anak, namun tidak bagi seorang dewasa. Bagi orang dewasa, yang mungkin telah bertahun-tahun bekerja di tempat yang sama, akan sangat menyenangkan sekali, dipindahtugaskan ke tempat baru, dengan tantangan baru. Disini sebuah pelajaran baru lagi, perhatikanlah perasaan anak-anak kita, terutama anak laki yang kadang tidak berani dan tidak mau mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya.

      Kehadiran pertama Dre tidak disambut baik oleh anak-anak di lingkungannya, walau Dre juga disenangi oleh tetangga di apartemennya. Perjuangan Dre mengalahkan rasa takutnya, dibantu dengan baik oleh Mr Han, teknisi apartemen, yang melihat Dre diperlakukan dengan kasar oleh teman-temannya, yang mengaku belajar Kung Fu, padahal Kung Fu yang sesungguhnya tidak mengajarkan Kung Fu dengan kekerasan. Film ini mampu menghibur kita dan mengobati kerinduan kita kepada Jackie Chan, melalui tingkah polah Jaden Smith yang jenaka.

      Dibawah ini, sedikit ulasan dari Tempo Interaktif mengenai film Karate Kid

      TEMPO Interaktif, Beijing – Aktor Jackie Chan menyatakan bahwa perannya dalam The Karate Kid adalah sebuah jeda yang santai dan menyenangkan di tengah peran biasanya dalam film-film aksi-komedi. Film itu merupakan pembuatan ulang dari film terkenal era 1980-an yang berjudul sama dan dibintangai Ralph Macchio dan Pat Morita.

      Di film itu Chan berperan sebagai Mr. Hun yang keras dan memperoleh banyak pujian dari para peresensi film, termasuk The Associated Press. Dalam film aslinya sosok itu adalah Miyagi, yang dibintangi Morita.

      Pada Rabu lalu di Beijing dia menyampaikan bahwa peran semacam itu jarang ditawarkan kepadanya di Amerika Serikat, tempat para penonton lebih biasa melihatnya dalam peran-peran ringan dan jenaka dalam film semacam Rush Hour.

      “Aku sangat senang mendapat peran yang berbeda ini. Ini tak cuma komedi, tapi sebuah peran yang serius,” kata Chan.

      Film produksi Sony ini diperkirakan telah meraup US$ 56 juta pada akhir pekan pertama pemutarannya. Padahal, biaya produksinya cuma US$ 40 juta.

      Will Smith, yang putranya Jaden membintangi film itu, berharap keberhasilan ini akan meluas ke Cina, tempat film itu baru diputar pertama kali pada Selasa lalu. Smith terbang ke Cina untuk mempromosikan film ini bersama Chan dan menilai produksi bersama Cina-Amerika Serikat yang pengambilan gambarnya dilakukan di Beijing ini akan membuka jalan bagi kerja sama lebih jauh.

      “Kolaborasi ini akan bergema. Ini benar-benar kolaborasi dua bangsa yang berbeda,” kata Smith.

      Iwank | AP

      Foto dari Mr Google yaa