A strong woman with a soft and kind heart.
She stands with strength, unyielding and true.
Yet her heart is gentle, soft as morning dew.
She lifts with courage, but her touch is light.
A tender grace that shines through the fight.
Category Archives: Poem
Puisi : Tatapan dan Senyuman Perempuan Itu
Poem : Kebaya, Kekuatan Jiwa Wanita Berbudaya
Kebaya tak hanya sekadar kain,
Selimuti tubuh limpah anggun,
Dalam tiap jahitan tersirat kekuatan,
Jiwa wanita berbudaya.Setiap untai benang tersulam
Kisahkan sejarah, warisan abadi,
Tak sekadar busana, tapi simbol,
Kelembutan, keteguhan, kebijaksanaanDalam setiap lipatan dan hiasan renda,
Terhampar cerita perjuangan dan cinta
Raga terbalut sempurna, muliakan jiwa.Wanita berkebaya, tegak berdiri,
Bermartabat, berani hadapi dunia,
Usung nilai luhur, tradisi tak terganti,
Penjaga budaya, sepanjang masa.Kebaya, lambang keanggunan nyata,
Hiasi hari penuh pesona,
Ajarkan tentang cinta dan kesetiaan,
Pada akar budaya tak lekang waktu.Junjung kebaya, lebih dari penutup raga
Manifestasi kekuatan jiwa,
Wanita berbudaya, dalam kelembutannya,
Tersimpan tegar, cerdas, dan cinta berkarisma
Sejatinya berkain juga berjiwa wanita berbudaya
24.07.24 Selamat Hari Kebaya Nasional
“Brave Girl” from Audrey Hepburn
Brave Girl,
“The beauty of a woman is not in the clothes she wears, the figure that she carries, or the way she combs her hair.The beauty of a woman is seen in her eyes, because that is the doorway to her heart, the place where love resides.
True beauty in a woman is reflected in her soul. It’s the caring that she lovingly gives, the passion that she shows & the beauty of a woman only grows with passing years.”
Audrey Hepburn
Cermin Tak Bertopeng
Puisi “Cermin Tak Bertopeng” ini kucoba iseng analisis melalui Chat GPT dan berikut hasil analisisnya. Just for fun ya. Hasilnya ada di postingan setelah ini, berjudul Analisis Puisi “Cermin Tak Bertopeng” dari ChatGPT
Kitab Puisi Tiga Bait : Kota, Mimpi dan Kardus Bekas
Ini adalah cover yang terpilih untuk buku antologi Putiba (Puisi Tiga Bait) bersama sastrawan Prof Tengsoe Tjahjono bersama 70 penulis lainnya, tentang Aku, Alam dan Kota.
Ada dua putibaku dalam buku antologi ini, berjudul Rindu Rengkuhan dan Aku dan Kotaku. Puji syukur lolos kurasi bersama 70 penulis lainnya.
Setelah membaca judul cover buku ini, aku jadi terinspirasi untuk menuliskan sebuah puisi lagi, berikut ini
Kotaku dalam Kertas Kardus
Kota dihiasi malam sunyi,
Dalam selembar kardus, rindu tergenggam erat.
Jejak langkah kecil di jalanan sempit,
Cerita hidup terlipat dalam goresan kelam
*
Rona kisah tergambar bersama,
Dalam kardus usang dunia terpahat.
Titik-titik embun kuukir kenangan,
Diatas kardus, hati merajut rindu.
*
Di tengah hiruk-pikuk kota,
Hidupku tertulis dalam berjuta puisi
Gelombang manusia, riuh suara langkah kaki,
Selembar kertas, catatan perjalanan hidup abadi.
*
BeEsDe, 7 Des 2023, de Laras
Kembang Setaman di November
Kembang Setaman di November
Hidup mesti terus berjalan
Seperti bunga di November
Yang layu dan berkembang
Meski musim tak menentuKembang setaman merekah
Di antara dingin merayap
Warna-warni layu tuk melukis
Kisah terpendam dalam sepi.Angin menyapa lembut
Menghembus rahasia tersembunyi
Puisi mekar dalam hening
Seiring bunga November menggugur