Tahun 2001, aku beruntung mendapat kesempatan mengikuti kursus selama 10 hari di Korea Selatan, tepatnya dari tanggal 4 Oktober hingga tanggal 14 Oktober 2001. Kursus yang dibiayai KOICA (Korea International Cooperation Agency) bertema Training on Research and Development, ini boleh dibilang kuperoleh dengan keberuntungan.
Informasi tawaran pelatihan ini kuterima sore hari ketika menunggu waktu pulang, seorang teman yang baru saja pulang dari KOICA Jakarta memberitahu Kepala Biro kami bahwa ada tawaran training yang mesti segera diisi karena waktunya sudah dekat, batas pendaftaran hampir ditutup. Saat itu ada 3 orang di hadapan Kepala Biro, satu orang adalah teman yang membawa berita tadi tapi dia berminat pada training dengan waktu yang lebih lama dan dengan bidang yang berbeda, satu orang lagi saat itu istrinya sedang mengikuti training di Inggris sehingga tidak mungkin meninggalkan dua orang anaknya dan aku, yang sore itu sedang menunggu jemputan suamiku. Puji Tuhan setelah berdiskusi sejenak, Kepala Biro mengijinkan aku berangkat, beliau berkata sambil bertanya, “ya sudah kamu yang berangkat, anak-anakmu bagaimana? Aku menjawab cepat singkat dan jelas, “ada suami dan ibu saya, kan bu”.
Yiipiii….exit permit dari Ibu Kepala Biro yang baik hati sudah ada di tanganku, jawaban cepat singkat dan jelas, yang agak keliatan langsung sambar tanpa bertanya dulu pada suami, membuat hati cukup berdebar juga, karena anakku yang besar baru akan berusia 5 tahun dan adiknya berusia 3 tahun, bagaimana mereka berdua ya? Kalau suami sendiri, aku yakin ia akan mendukung ku seperti selama ini yang terjadi, apalagi ini hanya 10 hari. Aku tetap berdoa dalam perjalanan pulang sore itu sebelum menyampaikannya pada keluarga di rumah.
Puji Tuhan, ibu dan suami setuju dengan rencana keberangkatanku pergi training, si sulung yang juga sudah mulai mengerti dengan pekerjaanku tidak keberatan dengan kepergianku hanya pesannya tapi mama sudah pulang kan waktu aku ulang tahun ? ia berulang tahun ke 5 pada tanggal 14 Oktober 2001, saat aku perjalanan pulang dari Korea ke Indonesia. Tinggal si bungsu yang walau sudah di-sounding mengenai kepergianku, tetap tidak memberikan ijinnya.
Proses pendaftaran berjalan lancar, setelah application form diisi dan ditandatangan, langsung dikirimkan ke KOICA. Selanjutnya setelah jawaban datang, dan ijin turun dari Kepala BPPT, kantor mengurus paspor dan proses selanjutnya melalui kehumasan. Beberapa hari menjelang keberangkatan, ada briefing di kantor KOICA untuk mengambil tiket dan hal-hal perlu diketahui setelah tiba disana.
Tiba harinya, suami dan kedua anakku mengantar aku ke Bandara, karena jam penerbangan malam. Sulung sudah duduk manis mengerti maksud dan arah tujuan ikut ke Bandara, sementara si bungsu mengamuk saat aku turun untuk check in, namun bisa ditenangkan suami setelah kami turun masuk bersama-sama. Puji Tuhan, dengan beribu janji pada belahan jiwaku ini, akhirnya aku terbang menuju Bandara Incheon, Seoul, Korea Selatan.
[han-gug-e wa-sseo-yo] yang artinya saya datang ke Korea…… 🙂