Anak, Titipan Tuhan

Anak adalah titipan Tuhan, dimana mereka dititipkan tidak ada seorang anakpun yang dapat memilih, apakah mereka bisa menjadi anak bintang film, anak politikus, anak guru atau anak (maaf) penjahat sekalipun. Anak yang dititipkan Tuhan kepada siapapun orang tua di dunia ini, layak menjadi perhatian setiap manusia yang punya kemampuan dan kepedulian untuk melakukan hal tersebut.

Lihat wajah mereka, tegakah kita membiarkan mereka tidak memperoleh pendidikan, kesehatan dan kehidupan yang layak ? Bantulah mereka dengan cara yang benar, sehingga apa yang kita lakukan dapat bermanfaat bukan hanya pada satu keluarga, tapi memungkinkan untuk satu wilayah, dimana ada ratusan anak bertumbuh disana.

Anak (Khalil Gibran)

Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.

Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.

Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.

Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu.

Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke masa lampau.

Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.
Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.


Hekeng atau Lap Cheong, Siapa yang Mau ?

Sebelum menutup hari ini, satu tulisan lagi akan aku buat, tapi maap ya ini edisi non halal, yaitu mengenai Lap cheong (susis babi) dan Hekeng…yang tidak mau baca, bisa skip halaman ini, tapi yang mau baca, silakan meleleh menahan lapar 😀

Hekeng adalah makanan khas Pontianak, terbuat dari daging udang dan daging babi yang telah dihaluskan kemudian diberi bumbu dan dibungkus dengan lembaran kembang tahu kering, yang biasanya setelah dikukus, dapat disimpan terlebih dahulu didalam lemari es dan dipotong-dipotong jika ingin digoreng untuk disajikan. Hekeng, biasa bisa disebut juga dengan Ngohiong, yang terkenal juga ada di Bogor, Jawa Barat. Sedangkan Lap Cheong atau Lap Chong adalah daging sosis babi kering, yang biasanya berbalut warna merah. Setelah dipotong tipis, masukan dalam kocokan telur, langsung goreng dalam minyak panas.

DSCN6926

Aku membeli Hekeng dan Lap Cheong di Toko Along Jalan Gajah Mada. Satu plastik Hekeng seharga Rp 50.000,- terdiri dari 5 potong hekeng ukuran panjang, sedangkan Lap Cheong per kilogram seharga Rp 80.000,- bisa terdiri 10-12 potong tergantung besarnya ukuran tiap sosis tersebut.

Baik Hekeng maupun Lap Cheong sangat enak bila dinikmati dengan nasi panas dan sambal terasi ebi, sekalipun tanpa lauk yang lain…..hmmm mantabs kalipun, ada yang mau ?


Oleh-oleh Khas Pontianak

Kalimantan Barat, Pontianak dan Singkawang khususnya merupakan tempat yang terkenal sebagai surga makanan. Sebagai suatu daerah yang terdiri dari 3 suku bangsa dan budaya yang sangat kental peradabannya, juga membuat cita rasa makanan disana menjadi begitu khas dan bervariasi. Bukan hal yang sulit, selama kantong masih tebal (baca : dompet berisi uang 🙂 ) maka banyaaaak sekali makanan ataupun minuman yang dapat menjadi alternatif untuk dibawa pulang, mulai dari makanan basah sampai yang kering ada, mau yang segar sampai yang sudah diawetkan juga tersedia.

Dua buah tempat yang kami datangi, selama kami berada di Pontianak, adalah pusat oleh-oleh yang ada di Jalan Patimura dan di Jalan Gajah Mada.

IMG01074-20120901-2043

DSCN6871

DSCN6874

http://i1247.photobucket.com/albums/gg634/dlaraswatih/ke4/DSCN6893-1.jpg

Dikedua tempat ini, jenis makanan minuman ataupun jajanan yang dijual kurang lebih sama. Disana tersedia aneka macam dodol seperti dodol durian, dodol aneka buah dan dodol lidah buaya. Kerupuk juga tersedia dari krupuk mentah atau kering sampai krupuk yang mentah.Makanan kering terbuat dari talas, kacang ataupun berupa kripik kentang. Demikian juga hasil laut seperti cumi kering, udang kering berbagai ukuran, dendeng udang, dendeng rusa, juga dendeng babi. Sirup atau selai buah juga tersedia disana. Bahkan, minyak dari buah jeruk khasi Pontianak tersedia juga. Di Toko buah AHUI juga menjual buah segar, seperti buah jeruk, kalau tidak berat tentu ingin membawanya.

Di sebelah toko buah AHUI, terdapat toko yang menjual aneka kerajinan tangan seperti souvenir, kaos, pakaian jadi, anyaman, manik-manik, kain batik dan kain songket khas Pontianak, yang juga dapat menjadi alternatif oleh-oleh untuk kerabat dan keluarga di rumah.

Satu toko yang berbeda dari toko yang ada, adalah Toko ALONG di Jalan Gajah Mada, dimana mereka menjual makanan non halal, lap chiong dan hekeng, mengenai yang dua ini akan aku ceritakan kemudian.


Akhirnya….Tiba di Pontianak !!

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam dari Sei Pinyuh, kendaraan kami mulai memasuki kota Pontianak. Tapi kami tidak langsung menuju penginapan, tapi kami pergi ke tempat oleh-oleh di Jalan Patimura dan makan malam di Jalan Gajah Mada. Setelah perut kami kenyang, kami menuju hotel untuk check in dan beristirahat.

Hotel kami adalah Hotel Peony, berlantai 4 dan tidak terlalu besar tapi mempunyai fasilitas yang baik serta terletak di pusat keramaian yaitu jalan Gajah Mada. Kamar kami ada di lantai 3 dan saling berdekatan. Setelah mandi, kami masih menyempatkan diri menyeberang hotel untuk menikmati duren singkawang di kota Pontianak, seharga Rp 20.000,- per buah, sayang ya kami tidak sempat menikmati duren di tempat asalnya di Singkawang.

DSCN6905

DSCN6916

DSCN6917

DSCN6879

DSCN6882-1

Malam itu aku agak kesulitan tidur, padahal aku sudah cukup lelah dalam kegiatan dan perjalanan hari ini, sementara temanku sudah pulas, ntah karena secangkir kopi di Sei Pinyuh tadi atau karena duren yang baru kami nikmati itu ? Puji Tuhan, aku sembuh keesokan paginya, setelah sarapan di lantai 5 Hotel Peony, kami pergi berjalan-jalan ke dua buah toko dekat hotel, untuk mencari hekeng dan lapchiong …. alamaak 😀


Kedai Kopi Sei Pinyuh

Pantai Pasir Panjang telah kami tinggalkan, perjalanan kami lanjutkan kembali, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 dan tujuan kami adalah menuju ke Pontianak. Lalu lintas antara Singkawang menuju Pontianak maupun sebaliknya sangat padat, bang Nevi yang mengemudikan kendaraan, melaju dengan kecepatan antara 40 sampai 60 km/jam. Sekali-kali aku tertidur dan badan mulai terasa lelah, waduh kenapa belum sampai juga ya, mana perut juga mulai terasa lapar.

Puji Tuhan, kendaraan didepan, dimana pimpinan rombongan, bu Inneke didalamnya berbelok ke salah satu dari deretan Kedai Kopi di Sei (Sungai) Pinyuh, waktu menunjukkan pukul 18.10 yang berarti oh hampir 3 jam kita berada didalam mobil yaa….pantas badan ini terasa kaku semua ya ?

Kami berhenti sejenak di Kedai Kopi IDOLA Sei Pinyuh, di daerah ini memang banyak terdapat kedai kopi karena jalan ini merupakan jalur utama yang menghubungkan kota Pontianak sampai ke perbatasan Malaysia, sehingga memang menjadi jalur yang ramai dilalui kendaraan bermotor, baik orang yang mau bekerja ke ladang, ke kantor ataupun pengemudi truk yang membawa angkutan barang.

IMG01072-20120901-1824

dengan waktu yang tidak terlalu lama, aku memesan secangkir kopi hitam, menikmati sepotong pastel dan pie susu, hanya dengan selembar uang lima ribuan

IMG01071-20120901-1810

singgahlah kalau abang lewat, begitu kira-kira pemilik kedai di sepanjang jalur ini mengajak para pelanggannya untuk datang sekedar menikmati secangkir kopi


Pantai Pasir Panjang, Singkawang

Setelah berpisah dengan teman-teman di kantor WVI Singkawang, kami melanjutkan perjalanan kami kembali ke Pontianak karena esok siang kami akan kembali ke Jakarta. Sekitar 20 menit perjalanan kami, kami singgah ke Pantai Pasir Panjang. Pantai ini kabarnya menjadi ikon pariwisata Kota Singkawang dan salah satu obyek wisata andalan Provinsi Kalimantan Barat yang telah dikembangkan menjadi sebuah paket wisata terpadu bernama Taman Pasir Panjang Indah (TPPI). Pantai ini dinamakan dengan Pantai Pasir Panjang karena pantainya membentang panjang melengkungi laut lepas.

Saat kami datang memang masih siang, menurut Bang Nevi, biasanya pantai ini akan ramai sekali pada hari Sabtu dan Minggu, tapi saat kami datang kesana, pantai masih sepi dan nyaman sekali untuk dinikmati.

DSCN6856

DSCN6853

DSCN6860-1

DSCN6861

Ada fasilitas penginapan, kolam renang, arena permainan dan juga restoran yang disediakan di tempat ini membuat kehadiran kita menjadi menyenangkan. Singgahlah jika melewati kawasan ini dan dapat menikmati matahari terbenam di sore hari.


Kantor WVI Singkawang

Mengakhiri perjalanan kami di Singkawang, kami singgah di Kantor Wahana Visi Indonesia di Singkawang yang beralamat di Jalan Gusti Sulung Lelanang. Kantor tersebut berada di lingkungan yang baik, walau panas tapi udaranya segar (banyak angin). Banyak barang kiriman yang belum dibuka ada di ruang tamu, sebagian teman berada di ruang tengah, sedang berdiskusi di meja besar. Kami tidak lama berada disana dan sempat berfoto di depan gambar dinding karya teman kami, Han Eu Joon, seorang relawan dari Korea.

Perjalanan menuju Kantor WVI Singkawang
DSCN6841

Berfoto didepan kantor
DSCN6845

Berfoto didalam kantor
DSCN6848

Novita Tan dan Yeni Han Eu Joon didepan gambar dinding karya tangannya
DSCN6850

Senang bisa mengenal begitu banyak teman yang begitu baik, akrab, loyal dan berdedikasi tinggi untuk melayani Tuhan. Terimakasih sudah membuat kegiatan dan perjalanan sejak kami datang dan kembali ke Pontianak menjadi begitu nyaman dan menyenangkan. Indah rasanya mengenal banyak teman baru, tapi terasa seperti sudah bertahun-tahun mengenal dan berteman, terasa begitu nyaman, bukan hanya dengan teman sesama sponsor tapi juga dengan teman-teman di WVI Jakarta dan WVI Singkawang. Semoga pertemanan ini tetap abadi adanya ….. dan semoga bukan cuma aku yang GR 😀


Sponsor Visit Hari ke-3 : Polongan, Tumiang, Pakucing, Pontianak

Pagi yang cerah dan desa yang tenang yang nyaman sebenarnya sangat enggan kutinggalkan, namun aku harus mengikuti jadwal yang telah disusun oleh Panitia, jadi setelah sarapan pagi dan sebelum meninggalkan Dusun Polongan Desa Sebau, aku dan teman-teman mampir ke kandang sapi milik warga desa, yang baru saja melahirkan 2 orang anak dari 2 ekor induk sapi, yang mana salah satunya mati belum lama.

DSCN6742

salah satu dari mereka telah kehilangan induknya
DSCN6743

setelah berjalan melihat keadaan sapi yang dipelihara di Dusun itu, suka atau tidak suka, mau tidak mau, kami mesti meninggalkan desa ini dan kami menyempatkan foto bersama didepan Balai Desa, ciiiizzzz…… 🙂
DSCN6754

Kami berangkat meninggalkan desa pukul 08.30 menuju Desa Tumiang, Samalantan, Bengkayang, yang menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam.

Kabupaten Bengkayang adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten terletak di Bengkayang dan Kantor Bupati terletak di Jalan Guna Baru Trans Rangkang, Bengkayang, 79282.

Sebelumnya merupakan pemekaran dari Kabupaten Sambas yang karena adanya Undang-undang Otonomi Daerah dimekarkan menjadi 3 daerah otonom yang terpisah, yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang. Terletak di bagian utara Kalimantan Barat, Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia.

Bengkayang memiliki tanah yang subur dengan kontur yang beragam, sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian daerah ini. Apalagi dengan relief yang beragam, dari pegunungan hingga daerah pesisir pantai, menjadikan Bengkayang kaya akan keanekaragaman sumber daya alam. Pembangunan di wilayah ini masih tertinggal, namun dengan adanya semangat otonomi daerah diharapkan dapat memacu pembangunan Bengkayang menjadi lebih maju di segala bidang. Salah satu hasilnya adalah berhasilnya pembangunan gedung Kantor Bupati satu atap, dimana dalam satu gedung tersebut terpusat seluruh badan dan dinas yang ada di lingkungan pemerintahan daerah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap publik. Selain itu proyek pengadaan air bersih juga telah selesai direvitalisasi.

Di desa ini, kami melakukan pengecatan tempat fasilitas air bersih, yang dibangun dengan kerjasama WVI dan warga setempat.Sekali lagi anak-anak sekolah sangat berantusias menyambut kedatangan kami, mereka berdiri berjajar dibawah terik sinar matahari pagi, jujur aku kurang suka mendapat penyambutan seperti ini, hm tapi demi menghormati dan menghargai kebaikan anak-anak ini, aku tersenyum dan berusaha menyapa serta menyalami mereka,yang ntah sudah berapa lama mereka berdiri disana.

DSCN6764
DSCN6765
DSCN6805

Pembukaan acara, setelah disambut tarian yang dibawakan oleh anak-anak
DSCN6770

dilanjutkan dengan pengecatan pipanisasi saluran air bersih di belakang gereja
DSCN6791

DSCN6795

DSCN6796

setelah itu, kami mendapat suguhan minuman segar dan makanan ringan, hm sedap sekali di hari yang panas itu

DSCN6803

Tidak terasa sudah 1.5 jam kami berada di Tumiang, perjalanan kami lanjutkan ke Desa Pakucing 2, Singkawang, melihat wilayah yang juga menjadi binaan dari WVI dan makan siang bersama disana. Disana kami kembali disambut anak-anak dengan tarian dengan lagu daerah Dayak, maupun lagu-lagu di daerah perkotaan.

Tampak belakang adalah gedung pertemuan yang dibangun WVI untuk keperluan Posyandu dan pendidikan anak, sebagai tempat KBA, kesenian dan olahraga

IMG01066-20120901-1403

Waktu sudah menunjukkan jam 14.03, tempat ini adalah tempat kunjungan terakhir kami dalam rangkaian kegiatan Sponsor Visit di Singkawang, namun sebelum kembali ke Pontianak, kami akan singgah ke kantor WVI di Singkawang.