Pantai Pasir Panjang, Singkawang

Setelah berpisah dengan teman-teman di kantor WVI Singkawang, kami melanjutkan perjalanan kami kembali ke Pontianak karena esok siang kami akan kembali ke Jakarta. Sekitar 20 menit perjalanan kami, kami singgah ke Pantai Pasir Panjang. Pantai ini kabarnya menjadi ikon pariwisata Kota Singkawang dan salah satu obyek wisata andalan Provinsi Kalimantan Barat yang telah dikembangkan menjadi sebuah paket wisata terpadu bernama Taman Pasir Panjang Indah (TPPI). Pantai ini dinamakan dengan Pantai Pasir Panjang karena pantainya membentang panjang melengkungi laut lepas.

Saat kami datang memang masih siang, menurut Bang Nevi, biasanya pantai ini akan ramai sekali pada hari Sabtu dan Minggu, tapi saat kami datang kesana, pantai masih sepi dan nyaman sekali untuk dinikmati.

DSCN6856

DSCN6853

DSCN6860-1

DSCN6861

Ada fasilitas penginapan, kolam renang, arena permainan dan juga restoran yang disediakan di tempat ini membuat kehadiran kita menjadi menyenangkan. Singgahlah jika melewati kawasan ini dan dapat menikmati matahari terbenam di sore hari.


Kantor WVI Singkawang

Mengakhiri perjalanan kami di Singkawang, kami singgah di Kantor Wahana Visi Indonesia di Singkawang yang beralamat di Jalan Gusti Sulung Lelanang. Kantor tersebut berada di lingkungan yang baik, walau panas tapi udaranya segar (banyak angin). Banyak barang kiriman yang belum dibuka ada di ruang tamu, sebagian teman berada di ruang tengah, sedang berdiskusi di meja besar. Kami tidak lama berada disana dan sempat berfoto di depan gambar dinding karya teman kami, Han Eu Joon, seorang relawan dari Korea.

Perjalanan menuju Kantor WVI Singkawang
DSCN6841

Berfoto didepan kantor
DSCN6845

Berfoto didalam kantor
DSCN6848

Novita Tan dan Yeni Han Eu Joon didepan gambar dinding karya tangannya
DSCN6850

Senang bisa mengenal begitu banyak teman yang begitu baik, akrab, loyal dan berdedikasi tinggi untuk melayani Tuhan. Terimakasih sudah membuat kegiatan dan perjalanan sejak kami datang dan kembali ke Pontianak menjadi begitu nyaman dan menyenangkan. Indah rasanya mengenal banyak teman baru, tapi terasa seperti sudah bertahun-tahun mengenal dan berteman, terasa begitu nyaman, bukan hanya dengan teman sesama sponsor tapi juga dengan teman-teman di WVI Jakarta dan WVI Singkawang. Semoga pertemanan ini tetap abadi adanya ….. dan semoga bukan cuma aku yang GR 😀


Sponsor Visit Hari ke-3 : Polongan, Tumiang, Pakucing, Pontianak

Pagi yang cerah dan desa yang tenang yang nyaman sebenarnya sangat enggan kutinggalkan, namun aku harus mengikuti jadwal yang telah disusun oleh Panitia, jadi setelah sarapan pagi dan sebelum meninggalkan Dusun Polongan Desa Sebau, aku dan teman-teman mampir ke kandang sapi milik warga desa, yang baru saja melahirkan 2 orang anak dari 2 ekor induk sapi, yang mana salah satunya mati belum lama.

DSCN6742

salah satu dari mereka telah kehilangan induknya
DSCN6743

setelah berjalan melihat keadaan sapi yang dipelihara di Dusun itu, suka atau tidak suka, mau tidak mau, kami mesti meninggalkan desa ini dan kami menyempatkan foto bersama didepan Balai Desa, ciiiizzzz…… 🙂
DSCN6754

Kami berangkat meninggalkan desa pukul 08.30 menuju Desa Tumiang, Samalantan, Bengkayang, yang menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam.

Kabupaten Bengkayang adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten terletak di Bengkayang dan Kantor Bupati terletak di Jalan Guna Baru Trans Rangkang, Bengkayang, 79282.

Sebelumnya merupakan pemekaran dari Kabupaten Sambas yang karena adanya Undang-undang Otonomi Daerah dimekarkan menjadi 3 daerah otonom yang terpisah, yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang. Terletak di bagian utara Kalimantan Barat, Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia.

Bengkayang memiliki tanah yang subur dengan kontur yang beragam, sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian daerah ini. Apalagi dengan relief yang beragam, dari pegunungan hingga daerah pesisir pantai, menjadikan Bengkayang kaya akan keanekaragaman sumber daya alam. Pembangunan di wilayah ini masih tertinggal, namun dengan adanya semangat otonomi daerah diharapkan dapat memacu pembangunan Bengkayang menjadi lebih maju di segala bidang. Salah satu hasilnya adalah berhasilnya pembangunan gedung Kantor Bupati satu atap, dimana dalam satu gedung tersebut terpusat seluruh badan dan dinas yang ada di lingkungan pemerintahan daerah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap publik. Selain itu proyek pengadaan air bersih juga telah selesai direvitalisasi.

Di desa ini, kami melakukan pengecatan tempat fasilitas air bersih, yang dibangun dengan kerjasama WVI dan warga setempat.Sekali lagi anak-anak sekolah sangat berantusias menyambut kedatangan kami, mereka berdiri berjajar dibawah terik sinar matahari pagi, jujur aku kurang suka mendapat penyambutan seperti ini, hm tapi demi menghormati dan menghargai kebaikan anak-anak ini, aku tersenyum dan berusaha menyapa serta menyalami mereka,yang ntah sudah berapa lama mereka berdiri disana.

DSCN6764
DSCN6765
DSCN6805

Pembukaan acara, setelah disambut tarian yang dibawakan oleh anak-anak
DSCN6770

dilanjutkan dengan pengecatan pipanisasi saluran air bersih di belakang gereja
DSCN6791

DSCN6795

DSCN6796

setelah itu, kami mendapat suguhan minuman segar dan makanan ringan, hm sedap sekali di hari yang panas itu

DSCN6803

Tidak terasa sudah 1.5 jam kami berada di Tumiang, perjalanan kami lanjutkan ke Desa Pakucing 2, Singkawang, melihat wilayah yang juga menjadi binaan dari WVI dan makan siang bersama disana. Disana kami kembali disambut anak-anak dengan tarian dengan lagu daerah Dayak, maupun lagu-lagu di daerah perkotaan.

Tampak belakang adalah gedung pertemuan yang dibangun WVI untuk keperluan Posyandu dan pendidikan anak, sebagai tempat KBA, kesenian dan olahraga

IMG01066-20120901-1403

Waktu sudah menunjukkan jam 14.03, tempat ini adalah tempat kunjungan terakhir kami dalam rangkaian kegiatan Sponsor Visit di Singkawang, namun sebelum kembali ke Pontianak, kami akan singgah ke kantor WVI di Singkawang.


Bertemu dalam Kebaikan

Apa rasanya bertemu dengan seseorang, yang sudah lama menunggu saat bertemu ? Yang selama ini hanya mampu membayangkan dirinya dan berkomunikasi dalam surat saja ? Apa rasanya bertemu, bercakap-cakap dan juga dapat memeluknya erat ? Dapatkah kamu merasakah hal itu saat ini ? Pertemanan yang terpisah oleh jarak dan waktu, untuk berkirim suratpun memerlukan proses yang panjang dan lama, juga bertahap, akhirnya dapat memjadi sebuah pertemuan tatap muka di hari yang telah ditentukan bersama. Sungguh mengharukan buat ku, namun tak mampu mengungkapkannya saat itu, akhirnya menjadi tetesan air mata saat wawancara terjadi. Apakah aku melankolis atau terharu terbawa suasana ? Ntahlah, aku memang mudah tersentuh dengan hal seperti itu.

Itulah yang terjadi saat aku bertemu dengan anak binaan ku di lokasi PAUD Senandung Sindu Tawang. Aku bertemu dengan 2 (dua) dari tiga anak binaanku. Dua anak binaanku ada di Singkawang dan satu lagi ada di Sambas. Kali ini, di Singkawang, akhirnya aku dapat bertemu Marshanda Lala dan Soni Wisono yang ditemani Ibunya. Mereka begitu kecil dari usianya dan begitu diam saat itu, mungkin masih malu karena baru bertemu.

Bertemu pertama kali, tentu menjadi canggung buat anak seusia mereka, itupula yang aku usulkan kepada WVI Officer agar dibuat semacam permainan atau bentuk keakraban yang lain sehingga terjadi interaksi yang baik antara anak dan sponsor pada pertemuan pertama ini.

Marshanda Lala, adalah anak binaan ku yang ke-3, aku baru mensponsori dia di awal tahun 2012, berusia 9 tahun, duduk di kelas 3 SD, bercita-cita menjadi guru, menyukai pelajaran Matematika dan IPA. Ayahnya baru saja meninggal satu tahun yang lalu, ibunya bekerja sendiri di ladang. Jadi sepulang sekolah Lala akan membantu ibunya di ladang setelah itu belajar atau bermain bersama teman-temannya. Lala mempunyai seorang kakak dan seorang adik. Ia tampak cerdas dari bola matanya dan keberaniannya untuk menjawab. Oh ya seperti anak bungsuku, ternyata Lala juga kidal atau suka menggunakan tangan kiri untuk menulis.

DSCN6570

Sedangkan Soni Wisono, adalah anak binaan ku yang ke-2, usianya baru 6 tahun dan duduk di bangku kelas 1 SD, dari anak ini, aku malah tidak mendengar sepatah kata jawabanpun. Karena ia ditemani ibunya, maka aku banyak bercakap-cakap dengan ibunya. Soni, seperti kebanyakan anak di desanya, juga membantu orangtuanya untuk memberi makan ternak (babi) setelah pulang sekolah. Soni mempunyai seorang kakak.

DSCN6577-1

Aku mengikuti sponsor visit ini memang tidak semata-mata hanya ingin bertemu mereka keduanya, karena aku amat sangat menyukai anak kecil, jadi aku sangat menikmati perjalananku bersama WVI kali ini. Ini juga yang membuat WVI menjadi berbeda dengan sistem donasi di tempat lain karena sistem yang digunakan oleh WVI bukan memberi uang secara langsung kepada anak binaan, tapi uang dari semua sponsor di wilayah itu dikumpulkan untuk membangun sesuatu yang berguna untuk wilayah tempat tinggal anak tersebut, misal berdirinya tempat pendidikan anak usia dini, dibangunnya sarana air bersih, pembelian ternak, yang dapat dimanfaatkan bukan hanya oleh anak tersebut tapi juga anak-anak lain disana.

Lihatlah wajah keceriaan mereka, yang mungkin belum pernah difoto atau bergambar bersama, sehingga mereka saling dorong agar dapat berdiri paling depan kamera, mereka yang belum pernah bertemu dengan kami, mereka polos dan lugu, aku sekali lagi amat sangat bersyukur bisa berada disana, mengamati kelucuan wajah anak-anak, yang hanya menurut saja, bagaimana orang tua akan membentuk dan melangkah membawa mereka kedalam hidup yang lebih baik.

IMG01062-20120901-1021

IMG01060-20120901-1021

Aku memohon di masa yang akan datang, kalau Tuhan mengijinkan, aku ingin dapat memberikan donasi ke lebih banyak anak di Indonesia dan mengajak lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan anak bukan saja hanya menjadi tanggungjawab Pemerintah, tapi juga menjadi tanggungjawab kita semua untuk berbagi agar mereka memiliki kehidupan yang lebih baik.

Pesanku kepada dua anak binaanku adalah agar mereka rajin belajar dan patuh kepada orang tua. Satu doa dan janjiku dalam hati, yang tak mampu aku ucapkan adalah Tuhan, aku ingin bisa bertemu mereka lagi….mampukan aku


Indahnya Desa Pak Calvin

Pukul 22:17, kami baru saja selesai dari pertemuan dan makan malam di Balai Desa, dengan diantar oleh Fergus, kami para wanita menuju rumah pak Calvin untuk menginap malam itu. Pak Calvin adalah staf ADP yang ditempatkan di Singkawang. Bu Calvin, seorang ibu yang sangat ramah dan pandai memasak, beliau juga ikut sibuk menyiapkan makan malam kami.

DSCN6708

Jalan menuju rumah pak Calvin sangat dekat dari Balai Desa, tapi karena gelap dan jalannya agak berbatu, disertai lolongan anjing depan rumah pak Calvin, maka perlu ada yang mengantar dan menerangi jalan dengan senter dan itulah dia, Fergus 😀

DSCN6711

Kami berterimakasih sekali bisa tinggal di rumah pak Calvin, karena kami bisa tinggal disana dengan suasana desa tapi fasilitas kota 🙂 yang maksudnya yaitu pakai kamar mandi didalam rumah….hehe, kata anak-anakku, mama curang, mestinya mandi di sungai dong …. ooh Puji Tuhan, tidak perlu sekarang mandi di sungai nya. Kami para wanita, yang jumlahnya 9 orang tidur beralas tikar di ruang tamu dan ruang keluarga pak Calvin. Badan kami memang sudah cukup lelah sehari itu, sehingga setelah lampu dipadamkan, kami tidur dengan mimpi kami masing-masing.

Tidur malam kami diiringi dengan keheningan, suara jangkrik dan sesekali lolongan anjing. Subuh, aku terbangun dengan cicitan suara anak babi yang dipelihara keluarga pak Calvin. Siapa yang belum pernah mendengar suara anak babi ? Siapa bilang suara anak babi mengorok ? oh tidak ternyata, suaranya mencicit dan kadang melengking tinggi.

Kami mulai bergantian untuk mandi dan selesai mandi sebelum sarapan di Balai Desa, aku mencoba berjalan di sekitar rumah pak Calvin, dan apa yang aku lihat ? Pemandangan dan suasana desa yang begitu indahnya.

Rumah pak Calvin
http://i1247.photobucket.com/albums/gg634/dlaraswatih/pak%20calvin/DSCN6718-1.jpg

DSCN6729

DSCN6730

DSCN6727

DSCN6728

DSCN6726

DSCN6735

Banyak warga yang memelihara ternak, ada yang meletakkan hewan ternaknya dibawah rumah, tapi ada juga yang disamping rumah bahkan di seberang rumah, tingkat kesadaran terhadap kesehatan sudah mulai tampak di tempat ini. Pagi hari biasanya ternak dilepaskan di halaman rumah, jadi jangan terkejut kalau melihat ternak berlarian di depan kita.

DSCN6733

DSCN6731

DSCN6732

Berada disana, mengingatkan aku pada lagu kesukaan di masa kecilku

Kemarin paman datang,
pamanku dari desa.
Dibawakannya rambutan,pisang
Dan sayur mayur segala rupa
Bercrita paman tentang ternaknya
Berkembang biak semua

Padaku,paman berjanji
Mengajak libur didesa
Hatiku girang tidak terperi
Terbayang sudah aku disana
Mandi disungai,turun kesawah
Menggiring kerbau kekandang

Semoga memang beginilah adanya desa ini, anak-anak berangkat ke sekolah di pagi hari, orang tua berangkat ke ladang dengan memberi makan ternak sebelumnya…. dan desa ini akan melahirkan anak-anak Indonesia yang mandiri


Vihara Tri Dharma Bumi Raya, Singkawang

Tidak jauh dari tempat aku menginap di Hotel Sentosa, terdapat sebuah Vihara yang konon kabarnya merupakan vihara tertua di kota Singkawang dan diperkirakan berusia sekitar 200 tahun. Pagi itu sebelum berangkat melakukan kunjungan, aku dan temanku, bu Lena berjalan dari hotel mengunjungi tempat ini. Vihara terletak di pusat kota, di Jalan Pasar Tengah (Jalan Sejahtera Singkawang).

DSCN6461

Sudah tampak kesibukan terjadi di sepanjang pagi itu disana, beberapa orang menurunkan bahan makanan, membakar dupa, bahkan juga sudah ada yang bersembahyang disana. Dengan memohon ijin, aku mengambil beberapa gambar didalam Vihara.

DSCN6466

lilin besar yang selalu menyala

DSCN6465

siap dibakar oleh pengunjung yang akan sembahyang di Vihara
DSCN6463

Nuansa sakral sangat terasa didalam Vihara tertua di Singkawang ini, yang walau pernah mengalami renovasi di tahun 1936, tetap menjadi ikon dan legenda kota ini.


Sponsor Visit, Hari ke-2 : Bagaksahwa, Sindu, Tawang, Polongan

Jumat, 31 Agustus 2012, setelah sarapan dan pengarahan singkat di depan pintu hotel Sentosa oleh ADP Officer di Singkawang, kami berangkat meninggalkan hotel pada pukul 08.30 untuk memulai kegiatan kami para sponsor dan WVI Officer hari itu.

Kegiatan pertama yang akan kami lakukan adalah mengunjungi sebuah sekolah dasar SDN 02 di Bagaksahwa, Singkawang Timur untuk melihat bagaimana implementasi dari metoda AJEL (Active, Joyful and Effective Learning) atau disebut juga dengan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) diberlakukan kepada siswa disini.

Kami tiba disana pukul 09.30. Di sekolah ini, kami diterima oleh Ibu Sitin, staf pengajar, karena Bapak Kepala Sekolah sedang menerima tamu. Selain PAKEM yang juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, WVI juga mempunyai Program Harmoni Hijau di sekolah ini, yang tampak dari sejuknya suasana disana, sekeliling sekolah banyak terdapat tumbuhan hijau, baik yang ditanam didalam pot maupun dibiarkan tumbuh di tanah.

DSCN6477

Sistem pembelajaran dan suasana yang menyenangkan membuat wajah anak-anak disini tampak ceria, walau ada yang malu-malu, namun mereka berani memberi salam, menjawab salam serta menjawab pertanyaan yang diajukan. Kami diajak berkeliling memasuki kelas mereka dan hampir semua anak dalam kelas mempunyai ciri yang sama yaitu mereka selalu menjawab salam “Selamat Pagi” dengan “Selalu Semangat Pagi” walau itu siang maupun malam. Setiap kelas mempunyai empat sudut pendidikan dimana setiap sudut mempunyai makna pembelajaran tersendiri, seperti sudut untuk mengenal kebersihan dan sudut-sudut yang lain. Anak-anak juga diminta untuk melepaskan sepatu di depan kelas yang tertata rapi dalam rak sepatu.

Wajah ceria khas anak-anak Bagaksahwa
424604_10151135261532422_269169374_n

Sementara beberapa dari kami masih mendengarkan pengarahan dari Kepala Sekolah dan beberapa orang sponsor bertemu dengan anak sponsornya, anak-anak telah melangkah pergi meninggalkan sekolah karena hari itu adalah hari Jumat, mereka pulang lebih awal dan mesti segera tiba di rumah, ntah untuk bermain atau membantu orang tuanya bekerja di ladang.

DSCN6510

Menuju tempat kedua, kami meninggalkan SDN 02 Bagaksahwa, Singkawang Timur pada pukul 11.00 ntuk mengunjungi binaan WVI berupa tempat Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Sindu sampai pukul 14.00, karena selain bertemu dengan penggagas berdirinya PAUD ini, beberapa dari kami, termasuk aku juga bertemu dengan anak sponsor ku di tempat ini dan kami semua makan siang bersama di tempat ini. Bagaimana pertemuanku dengan 2 (dua) anak sponsorku disini akan kuceritakan kemudian yaa.

DSCN6587

Kunjungan ketiga adalah sebuah tempat Kelompok Belajar Anak (KBA) yang diberi nama Wahana Pena Emas Sabaya Baya, di Dusun Tawang, Desa Sebau, Kecamatan Salamantan, Kabupaten Bengkayang. Tempat ini merupakan tempat belajar anak-anak dari usia balita sampai SMA, untuk belajar kesenian ataupun berolahraga, juga kegiatan keagamaan.

526973_10151136746227422_2106239635_n

Kunjungan keempat, masih dalam rangkaian pembinaan anak, kami mengunjungi PAUD Tabitha, yang dikelola langsung oleh Ibu Kepala Dusun dan pembangunan gedungnya dibangun oleh masyarakat Desa Polongan dengan didampingi oleh WVI.

DSCN6642

Hari mulai gelap, kami menuju ke Desa Polongan, dimana kami akan menginap pada malam kedua kami di Kalimantan Barat. Setelah kami beristirahat sejenak dan mandi, kami berkumpul kembali di Balai Desa, untuk makan malam dan menikmati atraksi hiburan berupa tarian yang ditampilkan oleh anak-anak di desa tersebut.

Pak Kepala Desa memberi sambutan
DSCN6701

Anak-anak ikut hadir menemani kami malam itu
DSCN6697

Menu makan malam kami, selalu ada rebung (bambu muda), jantung pisang, dan ikan asin, yang selalu membahagiakan karena kami nikmati bersama-sama
DSCN6680

Puji syukur untuk perjalanan kami di hari kedua ini, tak henti-hentinya mereka, anak-anak dan warga desa yang kami temui menunjukkan kemurahan hati mereka menerima kami yang datang. Dan aku pribadi bersyukur bisa diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang sedikit dan tidak seberapa namun bisa bermanfaat buat mereka. Aku ingin semua anak Indonesia mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan yang baik, sehingga mereka mempunyai wawasan yang lebih luas. Suatu saat, anak ini akan tumbuh menjadi dewasa dan untuk menjadi dewasa dan mandiri, mereka perlu diberi bekal pengetahuan untuk menjalani kehidupan ini. Selain pendidikan, kesehatan dan lingkungan yang baik, bukan hanya dalam arti sarana fisik, juga sangat mereka perlukan.

Ya Tuhan, lindungilah mereka, cintailah mereka seperti Tuhan sudah menjaga dan mencintai aku dan keluargaku.


Hotel Sentosa, Singkawang

Malam pertama berada di Kalimantan Barat, rombongan WVI dari Jakarta, langsung menuju ke Singkawang dan setelah makan malam, kami menuju hotel kami di Hotel Sentosa. Hotel ini terletak di jalan Yos Sudarso, Singkawang. Sebagai hotel berbintang 3, hotel Sentosa mempunyai fasilitas Air hangat, AC, TV, Cafe, Laundry, ruang pertemuan, Free Hotspot, area parkir yang cukup luas.

Patung Kuda dan Tentara Romawi di pintu masuk Hotel Sentosa
DSCN6457

Pintu gerbang hotel Sentosa
DSCN6456-1

DSCN6472

Area parkir yang luas dengan pemandangan menghadap pegunungan, dari lantai 3
DSCN6455

Lorong hotel yang bersih
DSCN6454

Kamarku terletak di lantai 3, cukup melelahkan sesungguhnya untuk melangkah menaiki trap trap tangga keatas setelah perjalanan panjang sejak pagi tadi, namun pemandangan indah dapat kami nikmati esok harinya di pagi hari.

Kamar terdiri dari dua tempat tidur, kamar tidur dan kamar mandi yang cukup bersih dan sangat nyaman aku tidur di hari pertama kami di Singkawang, tidak merasakan suara apa-apa lagi, saking lelah dan terlelapnya aku malam itu.

DSCN6452

Ruang makan di lantai dasar ikut aku nikmati saat sarapan pagi dengan nasi goreng dan secangkir kopi hitam. Mereka juga menyediakan bubur ikan khas Singkawang, tapi aku lebih memilih nasi daripada bubur, maklum perjalanan jauh, jadi lebih baik bersiap mengisi lambung tho ? 😀

Hotel ini cukup dapat direkomendasikan jika teman sedang dalam perjalanan ke Singkawang, lokasinya tidak jauh dari Klenteng dan Mesjid serta juga pusat keramaian kota.