Rocco – Majalah MORE Indonesia, Edisi April

Mencintai Binatang adalah salah satu kegiatan dalam keluarga kami, bukan hanya sejak aku dan suami berumahtangga tapi juga sejak aku dan suami masih kanak-kanak. Karena kegemaran yang sama ini, akhirnya rumah kami pun diramaikan dengan beberapa hewan piaraan sejak kami bersama-sama berumahtangga. Hewan peliharaan kami silih berganti, yang kadang berganti karena mati atau terbang. Ya hewan peliharaan kami diantaranya ayam kate, burung puter, burung parkit, burung nuri kepala hitam, ikan koi, kura-kura dan anjing. Pembagian tugas untuk memelihara hewan ini juga kami lakukan, siapa yang bertugas membersihkan kandang, memberi makan dan memandikannya.

Tapi dari seluruh binatang peliharaan ini, yang benar-benar milik dan jadi tanggungjawabku adalah seekor anjing Golden Retriever, hadiah dari suamiku pada tahun 2009. Dan pada awal bulan Februari, Andrea Laksmi dari Majalah MORE Indonesia mewawancarai aku mengenai kegemaranku memelihara anjing, bagaimana kedekatanku dan apa yang membuat aku menjadikannya sebagai teman.

Simak hasil liputan dan wawancara di Majalah MORE Indonesia edisi April 2013

Mendidik anak untuk menyayangi hewan peliharaan juga merupakan salah satu bentuk kegiatan yang baik untuk anak lho, mereka bisa berlatih motorik kasar mereka dengan memandikan dan bertanggungjawab memberi makan pada hewan tersebut.


Burung Parkit

Anakku si pecinta binatang, Arum, sudah lama menginginkan untuk memelihara burung parkit, maka kami mengabulkan permintaannya untuk memelihara sepasang burung parkit berwarna hijau dengan harga Rp 110.000,- yang kami titip belikan pada tantenya Arum di Pasar Burung Barito. Perawakannya yang kecil, lucu dan suaranya yang ramai juga warnanya yang indah, sangat menggemaskan buat siapa saja. Lalu bagaimana cara memeliharanya? Simak penjelasan berikut dibawah ini……

 

Burung ini memiliki sebutan latin yaitu Melopsittacus undulates. Melopsittacus berasal dari bahasa Yunani, melos yang artinya nyanyian dan psittacua yang merupakan sebutan bagi kerabat burung betet. Sedangkan undulus dari bahasa Latin yang berarti bercorak.


Parkit hidup berkoloni dan di alam bebas parkit berkembang biak pada bulan Oktober – Desember. Saat musim kimpoi sang jantan biasanya menyanyi dengan nada rayuan untuk memikat betinanya. Burung inipun dikenal sangat setia dengan pasangannya. Bila si betina sedang aktif bertelur maka si jantan akan menunggu di luar sambil bersiul menghibur sekaligus akan mengusir apabila ada pengganggu mendekati sarangnya.


Berat telur parkit berkisar 2,5 gram/butir dengan jumlah telur rata-rata 6 butir/pasangan parkit. Anak burung parkit yang baru keluar dari cangkang telurnya berbobot rata-rata 2,35 gram dengan kondisi mata masih terpejam. Setelah umur sembilan hari barulah matanya terbuka.


Kandang yang dibutuhkan tidak begitu besar , Ukuran 40 x 40 x 60 cm sudah cukup untuk memulai penangkaran. Namun karena sifat burung parkit yang suka berkoloni dan keragaman warna yang bervariasi ini maka tak salah kalau kita menyiapkan ukuran kandang yang agak besar.


Misalnya dengan menempatkan beberapa pasang burung disamping kandang. Keindahan warni-warni burung parkit yang satu dengan yang lain akan sangat jelas di kandang – kandang tersebut.

Bagi kamu yang benar2 tertarik memelihara burung parkit, berikut bintang sampaikan beberapa tips dan trik penting :

  • Makanan utama burung ini adalah millet (kami biasa menggunakan jewawut)
  • Jaga ketersedian pakan dan minum. Usahakan dalam kondisi bersih terutama kandang
  • Buang makanan yang mulai busuk karena kelebihan dalam pemberian pakan terutama sayuran seperti tauge, jagung atau yang lainnya
  • Pilihlah induk Parkit yang berbeda warna.
  • Pilih yang kelihatan sudah cocok dengan pasangannya karena akan lebih mudah untuk ditangkarkan
  • Sesuaikan besarnya kandang dengan jumlah pasangan agar tidak terlalu padat sehingga berakibat kurang baik bagi kesehatan burung termasuk merusak dari segi menikmatinya. ‘Rumah pribadi’ yang umumnya terbuat dari kayu randu berbentuk kotak menjadi syarat bagi setiap pasangan parkit.
  • Persiapkan pula kandang parkit cadangan untuk hasil perkembangbiakan apabila pasangan burung sudah mulai produksi.

Akhirnya Gruko Pergi Pagi Ini

Hari ini, hatiku sedih luar biasa, sama seperti kehilangan teman atau orang yang aku sayangi 🙁  Burung peliharaanku mati. Aku tidak ingat sejak kapan burung puter ini ikut bersamaku, tapi yang pasti, kemanapun aku pergi burung puter selalu ada bersamaku. Dulu, waktu aku masih kecil, kandang burung puter ditempatkan Bapak di depan kamarku, tentu saja, pagi, siang, sore dan malam bahkan sampai subuh, burung-burung ini akan menemaniku belajar dengan suaranya yang pelan, merdu, memecah keheningan malam. Terakhir, aku ingat saat kami pindah ke BSD, tahun 2001, sepasang burung puter kami bawa dari rumah Bapak. Satu diantaranya tak sengaja diterbangkan pembantuku tahun lalu saat ia memberi makan burung itu dan lupa menutupnya. Jadi tinggal satu yang bertahan hingga pagi ini.

Aku menyebutnya Gruko, karena burung puter ini selalu mengalunkan suara kuu…geruuu…kook. Suaranya mengalun konstan namun jarang terdengar. Kadang suaranya membuat seseorang merinding tapi aku sangat menyukainya.

Tepatnya tanggal 17 Mei 2011 malam, hujan turun dengan derasnya, kandang burung yang biasa kami gantungkan di depan kamar sudah mulai basah dan bergoyang-goyang ditiup angin. Aku dan anakku sepakat memindahkannya ke dapur, namun mungkin itu awal dari akhir hidupnya. Pagi-pagi, kami mendapatkan Gruko sudah dikoyak-koyak tikus, menurut pembantu, kejadian itu terjadi pukul 2.00 pagi. Lengan kiri terkoyak habis. Ekor tercabik-cabik. Koyakan bulu dan darah berceceran didalam kandang. Hatiku hancur namun tak mampu menangis. Aku dan anakku mengeluarkannya dari kandang, Aku memasukkan kedalam waskom air dan kucuci luka-lukanya. Kami bungkus Gruko dengan kain bekas. Pembantu membersihkan kandang dan kami masukkan Gruko lagi.

Siang, ketika dokter datang untuk memeriksa anjing kami, dokter juga memberi suntikan buat burung puter kami. Dokter mengatakan bahwa lukanya akan sembuh dalam 3 hari. Sore, aku lihat Gruko sudah keluar dari kain yang membungkusnya. Malam, Arum masih membuat beberapa fotonya dan Daniel juga mendoakan kesembuhannya sampai tadi pagi aku bangun, pukul 5 pagi, ia masih menggerakkan kelopak matanya (mungkin itu terakhir kalinya ia menatapku). Namun, sekitar pukul 05.30 pagi, ketika Arum akan menurunkan kandangnya, kepala Gruko sudah terkulai, walau matanya tetap terbuka.Tersenyum dengan ikhlas.

Selamat jalam Gruko, sudah hilang rasa sakitmu, terbanglah jiwamu ke surga bersama Tuhan yang lebih menyayangimu. Aku relakan engkau pergi. Maafkan aku, yang tak mampu menjagamu dengan baik.

Burung Puter masuk kedalam Kelompok Streptopelia (tekukur-tekukuran). Anggota kelompok Streptopelia yang hidup di Indonesia ada dua jenis: Streptopelia bitorguata (putar) dan Streptopelia chinensis (derkuku). Burung putar (puter Jawa) ukuran panjang badannya sekitar 29 cm. Warna bulunya cokelat muda keabu-abuan. Pada tengkuknya melingkar dua buah kalung berwarna putih di atas dan hitam di bawah. Ada juga burung putar yang warna bulunya putih mulus dengan mata dan kaki berwarna merah. Burung putar seperti ini biasa disebut puter brenggolo. Burung ini banyak dipelihara di rumah-mmah penduduk sejak dahulu. Sifatnya sangat mudah jinak dan akrab dengan manusia serta sangat mudah dikembangbiakkan dengan cepat. Makanannya berupa biji-bijian, seperti gabah, jagung, jewajut, dan sebagainya. Konon kabarnya, usia burung ini bisa mencapai umur antara 15 sampai 18 tahun.

 

 


I'd be a Veterinarian

My name is Leona Aditia Arum. I used to be called Arum. I am a veterinarian. I like my job because I really loved animals. For me, animals can not treat themselves when they are sick. So I want to help them, and also hope that they grow into the healthy animals. In my house, there are 2 dogs (Golden Retriever and Shitzu), 1 chicken, 4 birds and some fish. I want to dog breeding and want to have a famous kennel.

I would like to thank to my father because he allowed me to have dogs at home, but especially to my mother because she did not only allow me, but she also helped me take care of all my pets. She fed my pets if I was busy with my homework. She and I also take the dogs to the doctor for vaccination. Every Saturday, my mother and I took dogs bathing.

 

(Leona Aditia Arum Silalahi, SD Stella Maris, VI B)