Lembur Kuring, Cibeureum-Cugenang-Cianjur

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari perjalanan kami berjalan-jalan dari Taman Wisata Cibodas, ya betul, kami akhirnya makan siang di Rumah Makan Lembur Kuring, di Cibereum-Cugenang-Cianjur, lokasinya sudah melewati Istana Cipanas dan Vila kami dulu di Segunung, Pacet, memang cukup jauh, tapi lumayan, masakannya cukup enak dan kami bisa istirahat sejenak di saung lesehan, seperti permintaan anakku, Arum.

Kami tiba pada jam makan siang, jadi memang tempat parkir dan tempat makan penuh, tampak pelayan yang hanya beberapa orang berlari kesana kemari, membawa nampan berisi makanan atau piring gelas kotor, belakangan aku tahu bahwa sebagian besar pelayan ada di dapur, termasuk sang pemilik, untuk memastikan pesanan tersaji cepat dan tidak ada kesalahan.

Beruntung kami dapat saung paling ujung, dekat tempat parkir, jadi tidak jauh untuk berlari ke dapur untuk memesan makanan. Kami memesan ikan Gurame Goreng seberat 1.2 kg (memang cukup banyak untuk ukuran keluarga kami, tapi ya tinggal itu yang ada, yang lain lebih besar-besar lagi), yang dipatok dengan harga Rp 102.000,- hm harga yang cukup mahal ya, padahal 1 kg ikan gurame di pasar paling mahal hanya Rp 30.000,- saja. Selain itu kami memesan 1/2 ekor ayam bakar kecap seharga Rp 35.000,-, nasi putih tentu saja, lalab, sambal, tahu, tempe, es kelapa muda, jus alpukat dan teh manis hangat. Makanan yang sederhana tapi sangat kami nikmati karena enak dan lapar…hehe…oh ya sebelumnya kami bermaksud memesan sup ayam, namun disini sup disajikan per ekor, dengan harga Rp 76.000,- ah terlalu mahal rasanya, jadi kita nikmati saja makanan yang sudah kami pesan, sambil menikmati pemandangan dan suasana di rumah makan Lembur Kuring, dibawah saung kami ada puluhan ikan mas berenang-renang dalam ukuran yang besar-besar.


Yang Tersisa, dari Taman Safari….

Ini yang tersisa dari perjalanan kami dalam liburan ke Taman Safari, Cisarua. Tersisa, tapi sangat mengesankan, di tengah kabut dingin dan gerimis hujan, kami sangat menikmati jalan-jalan di tempat ini, yuk simak liputannya, hee….


Macan Putih India

Berasal dari bagian Asia Timur, termasuk China dan India yang dikenal dengan sebutan Macan Putih Penjaga Barat. Saat ini beberapa ratus harimau putih berada di penangkaran di seluruh dunia dengan sekitar 100 dari mereka di India, dan jumlah mereka mengalami peningkatan. Warna putih yang langka membuat kebun binatang dan tempat hiburan menjadi populer. Salah satunya terdapat di Taman Safari Cisarua Bogor.


Bird Aviary – Taman Safari Indonesia, Cisarua

Setelah naik Climbing Cars alias Gondola, kami berjalan menuju ke area Bird Aviary. Disini, kita diajak untuk menikmati keindahan burung yang beterbangan secara bebas di kubah burung Taman Safari, yang dihuni lebih dari 1000 burung dari 90 jenis spesies dunia. Kami mulai masuk wilayah ini sekitar pukul 16.58 dan berakhir sekitar pukul 17.16. Sayangnya karena cuaca mendung dan baru turun hujan, maka hasil pemotretan menjadi kurang maksimal dan kami pun tidak bisa berlama-lama menikmati keindahan burung-burung ini karena bau lembab dan bau kotoran burung, yang kurang sedap.

Ini sebagian dari foto yang bisa kami bagikan…


Taman Safari Indonesia, Cisarua

Mau kemana kalau liburan ke Cisarua? Pasti semua akan bilang, ke Taman Safari, ntah mengapa anak-anak suka sekali kepada binatang, mungkin juga karena mereka suka mengamati ulah binatang yang kadang lucu, walau jorok tapi asyik untuk diamati, bentuk tubuh yang unik, jenis bulunya yang berbeda satu dengan yang lain atau karena anak-anak juga ingin mengenal aneka satwa yang ada di taman ini. Maka melajulah kami kesana, setelah check in di hotel, supaya tidak ditempati orang dan makan siang.

Kami tiba di Taman Safari pukul 14.00 dan pulang pukul 17.39, selain cuaca yang berubah-ubah, kami juga sangat menikmati kunjungan kami kali ini. Setelah berkeliling melihat hewan-hewan di area taman, kami sempat mampir untuk minum susu coklat hangat di areal parkir, kami juga pergi area Baby Zoo, Bird Aviary, naik Climbing Cars (Gondola) dan berkeliling dengan Jurrassic Train.

Awal kami masuk ke Free Range Wildlife, kami bertemu dengan Gajah Sumatra (Sumatran Elephant), yang berdekatan dengan zebra (Zebra), rusa (Deer) dan tapir. Kemudian lanjut, ke Kuda Nil (hippo), Unta (camel), burung kasuari (Cassoary), Leopard, burung Flamingo, Beruang Madu (Malayan Sun Bear), Orang Utan, Blackbuck, Jerapah (Giraffe), Nyala, Babi Rusa, Burung Hantu Beluk Ketupa, Puma, Singa Afrika (African Lion), Bengal Tiger, Burung Unta (Ostrich), Badak Putih (White Rhino), Cheetah, Domba (Barbary Sheep), Kambing Gunung dan juga Buaya Muara.

Yuk kita mulai perjalanan kita di area ini…sekarang….


Agro Wisata Gunung Mas, Puncak

Hari Minggu pagi, 12 September 2010, memang sebenarnya kami rencanakan untuk pulang kembali ke rumah, malah kalau sempat kami akan mampir ke Bogor, tapi rasanya tanggung banget kalau tidak mampir ke Wisata Agro di Gunung Mas, yang letaknya sangat dekat sekali dengan tempat kami menginap. Jadi pagi ini setelah sarapan, kami keluar untuk berjalan-jalan di kebun teh Gunung Mas.
Kami membuka jendela kaca mobil agar dapat merasakan sejuk dan segarnya hawa pegunungan di pagi hari, yang amat sangat bebas dari polusi udara. Rasanya tempat ini juga sangat cocok, buat anak-anak melakukan vokalisasi dan pemanasan agar paru-paru menjadi kuat dan napas bisa menjadi lebih panjang.
Kebun ini terletak pada daerah sejuk dengan ketinggian 800-1200 m diatas permukaan laut. Suhu udaranya rata-rata 12-22 derajat celcius, sehingga tempat ini nyaman untuk beristirahat atau sekedar merelaksasi melepas kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Berjarak kurang lebih 80 km dari Jakarta ke arah puncak. Berbagai macam fasilitas dan aktifitas dapat kita lakukan disini.

Di Agro Wisata Gunung Mas, ada berbagai fasilitas seperti kolam renang, tea corner, lapangan tenis, dan sebagainya sehingga kita dapat melakukan berbagai macam aktivitas seperti tea walk, paralayang, berkuda, flying fox, dan lain sebagainya. Namun kemacetan menuju kesana dan pulang dari sana, yang membuat aku bertanya-tanya, kapan aku sanggup kesana lagi? Cape deeh…..


Kemacetan (1) Serpong – Ciawi – Tugu

Kami merencanakan berangkat pagi dari rumah di Serpong, rencananya pukul 6 pagi, tapi namanya juga anak-anak, sudah dipesan supaya packing baju pada malam hari, eh pagi-pagi masih mencari ini dan itu, alhasil, kami baru berangkat pukul 7.45 pagi. Perjalanan dari Serpong melalui pintu tol Pondok Aren dan Pondok Pinang, terpantau lancar, demikian juga arah Ciawi. Kemacetan tak terelakan setelah jalur terpecah menjadi dua, arah Ciawi dan arah Sukabumi, seperti gambar berikut ini

Jalur buka tutup memang diberlakukan untuk mengatasi kemacetan, dan kabarnya pada hari Sabtu 11 September 2010, tercatat 25 ribu kendaraan keluar dari pintu tol Ciawi, waw…ini diluar kendaraan roda dua, yang tidak melewati jalur tol. Simak liputan berikut ini, yang dimuat dalam

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/11/167958/35/5/Hindari-Macet-Jalur-Puncak-Buka-Tutup

Hindari Macet, Jalur Puncak Buka Tutup

Sabtu, 11 September 2010 13:28 WIB

BOGOR–MI: Di hari kedua Idul Fitri, jalur kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/9), mulai padat. Untuk mengurangi kemacetan, polisi memberlakukan sistem buka tutup jalur.

Sistem buka tutup jalur dilakukan sejak pukul 05.30 WIB. Alhasil hanya kendaraan menuju Puncak yang boleh melintasi jalur tersebut. Adapun sistem tersebut diterapkan dari simpang Ciawi hingga simpang Cianjur.

Antrean kendaraan sepanjang 1 kilometer terjadi di pintu keluar Tol Ciawi. Kemacetan berlanjut hingga simpang Gadog. Untuk menghindarinya, kendaraan, yang menuju Puncak, bisa menggunakan jalur alternatif menuju Sukabumi.

Diperkirakan, jumlah kendaraan bertambah hari ini. Kemarin sekitar 25 ribu kendaraan tercatat keluar dari pintu Tol Ciawi. Sedangkan ada 23 ribu yang masuk pintu Tol Ciawi atau meninggalkan kawasan Puncak.

Jalur Puncak juga diketahui rawan kecelakaan. Tercatat, 17 kecelakaan terjadi sejak H-7 hingga H-1 Lebaran. Dalam kecelakaan itu, lima korban tewas, 14 korban terluka berat dan 17 lainnya terluka ringan.

Untuk menghindari kecelakaan, Kepolisian Resor Bogor menggelar Operasi Ketupat 2010. Lebih dari 1.100 polisi disiagakan. Ada pula 15 pospam untuk memantau lalu lintas sepanjang arus mudik maupun arus balik.(*/OL-06)

Pyuih…memang jalur yang padat ya, tapi apa mau dikata, memang mesti rela mengantri, ber macet ria, sambil menikmati keindahan alam dan berwisata kuliner di kawasan ini…lain kali, santai aja, bawa persediaan makanan yang banyak buat anak-anak. Akhirnya kami tiba di Hotel Pardede, pukul 11.45.


Kemacetan (2) Cibodas – Cipanas – Melrimba – Hotel

Kami keluar dari Taman Wisata di wilayah Cibodas pukul 11.05, sejak keluar dari area tersebut, kemacetan sudah mulai nampak. Kami yang rencananya akan mencari makan siang di Cipanas, mestinya kan berbelok ke kanan, tapi diarahkan untuk ke kiri terlebih dahulu dan baru mencari putaran balik arah, pyuih. Kami berembug di dalam mobil, mau makan siang apa, Arum bilang tidak mau sate-satean, maunya makan di saung. Suami menyebutkan rumah makan Ponyo, makanan Sunda, oke, tapi ga yakin apakah ada saungnya atau engga. Ga masalah. Kami berjalan terus ke arah Cipanas, mencari rumah makan Ponyo, lho kok ga ketemu-ketemu juga ya? Kami sudah melewati daerah Segunung, dulu bapak almarhum punya vila disana, wah apa ga kebablasan nih, mobil tetap melaju dan akhirnya kami putuskan untuk berhenti makan di Lembur Kuring.

Kami makan siang di Lembur Kuring pada pukul 12.33. Kurang lebih, tidak sampai 1 jam, kami sudah selesai makan dan berjalan kembali melanjutkan perjalanan ke arah Puncak, tepatnya kami masih penasaran dengan Melrimba, yang rencananya kami datangi pagi tadi. Jalanan memang padat merayap, dengan kendaraan dan terutama kendaraan roda dua. Pejalan kaki juga banyak di kiri kanan sepanjang jalan mulai dari Cipanas, mungkin karena waktunya makan siang dan di daerah ini memang dipenuhi dengan tempat makan yang enak-enak, seperti sate, chinese food, jagung bakar, tahu Yun Yi dan banyak lagi.

Istana Cipanas – Pasar Cipanas, padat merayap. Puncaknya terjadi di wilayah Ciloto, didepan Rumah Makan Bumi Aki (yang bersaudara dengan Bumi Nini), kendaraan berhenti di tengah gerimis hujan. Waktu menunjukkan pukul 14.56 di Ciloto. Yap kami merayap maju lagi, ntah apa yang terjadi dibawah sana, kabarnya diberlakukan jalur buka tutup, tapi mengapa mengakibatkan kendaraan di jalur sebaliknya, tidak diberi kesempatan untuk turun, barang 2-3 mobil. Pyuih….anak-anak yang semula bercanda, diam, bertengkar sampai akhirnya tertidur. Akhirnya kami tiba di Melrimba pukul 16.54, yuk kita turun, sayangnya kabut juga mulai turun, sehingga arena permainan ATV menjadi amat sangat becek.

Kami berangkat meninggalkan Melrimba pukul 17.47 dan ini yang benar-benar luar biasa lelahnya pasti, sampai anak-anak harus buang air di toilet umum di pinggir jalan. Diberlakukan lagi jalur buka tutup, yang mestinya memberikan kesempatan kendaraan dari kedua arah dapat bergerak, paling tidak untuk jalur Puncak ke dan dari Cisarua. Kami tiba di rumah makan KFC di Tugu pada pukul 21.18 malam.

Bisa dibayangkan kan? Antrian yang panjang di KFC, semua orang kelelahan dan kelaparan. Kami pesan take away, 3 potong ayam, 3 porsi nasi, 1 paket Kid Meals HC Avatar, 1 gelas medium Pepsi dan 1 porsi Cream Soup, dengan total harga Rp 100.500,- , semuanya kami habiskan dengan nikmat. Puji Tuhan, tiba di hotel juga akhirnya, bisa mandi, makan dan istirahat.