Review Menginap di All Seasons Hotel Denpasar Bali

Dalam perjalanan kami ke Bali kali ini, aku dan suami memilih menginap di All Seasons Hotel yang terletak di Jalan Teuku Umar, Denpasar. Memilih hotel ini sebelumnya karena letaknya berdekatan dengan hotel tempat kelompok Paduan Suara anak-anak kami menginap. Oh ya kami ke Denpasar Bali dalam rangka memberi dukungan pada anak-anak yang mengikuti lomba Paduan Suara Bali International Choir Festival 2014 yang berlangsung dari tanggal 27 Agustus 2014 sampai dengan 1 September 2014. Yang kedua karena Hotel All Seasons adalah anggota dari Accor Hotels yang memberlakukan sistem point untuk anggota Le Club nya jika memesan kamar melalui booking langsung, melalui website resmi Accor atau walk in dengan personal account. Yang ketiga karena lokasinya di pusat kota, maka sudah pasti dekat dengan wisata kuliner di sepanjang Jalan Teuku Umar yang tidak pernah sepi sepanjang hari.

Hotel dengan 153 kamar ini menampilkan desain kontemporer dengan dominan warna hijau orange dan ungu yang ada di setiap bagian hotel

Kamarnya yang cukup luas dengan tempat tidur double yang besar, dilengkapi dengan TV LCD dan fasilitas hotel lain sesuai standar. Selama 4 malam kami berada disana, setiap hari kamar dibersihkan, handuk diganti sehingga kenyamanan terjamin

Sarapan nya juga cukup bervariasi, selain menu prasmanan, setiap pagi juga disediakan menu makanan masakan khas Bali.

Walau tidak tersedia fasilitas kolam renang seperti yang umumnya dicari anak-anak, namun hotel mempunyai tempat fitnes dan secara keseluruhan pengalaman ku dan suami selama menginap disana cukup nyaman dan menyenangkan. Karyawan ramah dan siap membantu dari petugas front office sampai satpam dan room boy.

Selamat berlibur dan menginap di hotel ini 🙂 sangat direkomendasikan bagi anda yang ingin menginap baik untuk keperluan dinas ataupun berwisata karena lokasinya yang sangat strategis di pusat kota.


The Colours of Ubud Market

Ubud Art Market is located in the center of Ubud, not far from Puri Saren. Ubud Market was the center of attention because there are all kinds of art goods there. Art goods are paintings, garments, handicrafts, blankets, bed covers, cloths, tenun ikat, wood carving, stone carving, metal ornaments, leather bags and much more, there. It’s interesting, all in beautiful color diversity.

The market is open from early morning until 18.00. If you want to shop there, you should bargain price offered by the seller. I like to be there but tired of bargaining 🙂 just enjoy it ….


Keindahan Terasering di Tegalalang

Terasering adalah lapisan tanah pertanian yang dibuat bertingkat-tingkat, dibuat secara alami ataupun mengikuti kontur tanah yang ada. Selain mencegah longsor, pembentukan terasering ini juga memudahkan sistem pengairan lahan pertanian yang ada karena sesuai sifatnya air akan mengalir ke bawah.

Ada banyak Terasering di Bali, salah satunya yang dimanfaatkan menjadi Obyek Wisata adalah Terasering di wilayah Tegalalang. Awal mulanya tempat ini tidak seramai sekarang, namun karena banyak wisatawan manca negara mengganggap ini sebagai sesuatu yang unik dan khas dari Ubud, maka tempat ini menjadi ramai dikunjungi. Ditambah lagi suasananya mendukung untuk sekedar leyeh-leyeh, duduk santai sambil ngopi atau makan ice cream.

Letaknya di Utara Bali, jika berkendaraan dari Pasar Ubud, maka hanya memakan waktu sekitar 30 menit saja. Sepanjang perjalanan, akan banyak ditemui tempat industri kerajinan, mulai dari logam, kayu dan patung bahkan juga lukisan

Masalah yang sama dengan banyak obyek wisata di Bali, lahan parkir menjadi salah satunya. Kendaraan diparkir di tepi jalan

Banyak tempat peristirahan dibuat di sepanjang Jalan Tegalalang ini, sehingga selain menikmati pemandangan dan hiking di pematang sawah, kita juga dapat memuaskan keinginan untuk berkuliner.


Nuansa Alam Ubud di ARMA

Agung Rai Museum of Art (ARMA) adalah Museum Seni yang didirikan Agung Rai di wilayah Pengosekan, Ubud, Bali. Museum ini selesai didirikan pada 27 Desember 1989 dan dibuka secara resmi pada tanggal 9 Juni 1996 oleh Prof Dr Ing Wardiman Djojonegoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada masa itu

Ada banyak Museum Seni di Bali, lalu mengapa memilih ARMA untuk dikunjungi ? ARMA dibangun di lokasi dengan kontur tanah yang naik turun dan memiliki nuansa alam Ubud. Bukan hanya lukisan dan patung seni bisa dinikmati disana, tapi juga landskap kebun dan tamannya yang tertata rapi.

Setelah membayar tiket masuk Museum seharga Rp 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah), aku mulai merasakan hawa yang berbeda, suasana yang nyaman, suara burung-burung memecah keheningan siang itu, kebun yang begitu luas dengan tanaman anggrek yang ditempel pada pohon-pohon yang aku lalui bersama suami berdua saja.

Angin semilir bertiup, sama seperti beberapa Museum Seni yang sebelumnya aku kunjungi, tempat ini begitu tenang dan sepi padahal banyak orang datang tapi sepertinya tak seorangpun ingin mengganggu ketenangan satu sama lain dalam menikmati alam Ubud di ARMA ini. Kami mulai memasuki satu per satu bangunan yang ada untuk melihat lukisan yang dipamerkan di ARMA.

Museum Arma Ubud, memiliki lukisan dari berbagai aliran seni lukis yaitu Lukisan Kamasan, Lukisan Pre War, Lukisan dari orang Eropa yang tinggal di Bali dan Lukisan dengan aliran modern traditional. Yang dapat dilihat beberapa di link berikut ini.

Puas melihat lukisan, kami berjalan memasuki wilayah Resort yang resmi didirikan pada tahun 1982 dengan 15 kamar dengan nama “Puri Indah” yang berarti Indah Palace. Pada tahun 1995 Puri Indah berubah menjadi “Kokokan Hotel”. Pada tahun 2002 berubah menjadi “ARMA Resort” dengan tambahan 8 buah vila mewah. Total akomodasi menjadi 23 unit.

ARMA resort dibangun sebagai penggalangan dana untuk museum. Oleh karena itu kontribusi Anda dan mendukung sangat dihargai untuk program pelestarian seni dan budaya di bawah ARMA Foundation.

Hamparan padi di sawah yang masih menjadi bagian dari ARMA ikut menjadi perhatian kami, demikian juga restoran yang terletak di tepi sawah dengan pemandangan menghadap kesana. Puas menikmati lukisan dan berkeliling didalam ARMA, kami pun beranjak pulang. Namun penjaga tiket masuk mengingatkan kami bahwa tiket yang sudah dibeli tadi dapat ditukar dengan secangkir kopi atau teh. Waah siapa yang mampu menolak ?

Kami berdua melangkah kedalam Cafe ARMA menikmati secangkir kopi Bali yang panas menghilangkan penat dan seporsi tahu isi untuk cemilan menjelang makan siang.

Berkunjunglah kesana, kalaupun anda tidak menyukai lukisan atau barang seni, kita dapat menikmati suasana alam Ubud yang begitu tenang dan nyaman.


Pasar Seni Guwang, Alternatif Belanja di Bali

Di Bali, sebagai daerah wisata yang terkenal di manca negara, baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan asing, maka sudah sewajarnya ada banyak pasar seni atau Art Market yang tersebar di beberapa tempat. Mulai dari yang berbentuk tradisional seperti umumnya pasar maupun sudah berupa toko ataupun galeri.

Salah satunya adalah Pasar Guwang di desa Sukawati, Gianyar, Bali, sebagai salah satu alternatif pengurai kepadatan pengunjung Pasar Sukawati, maka Pasar Guwang yang diresmikan pada tahun 2001 diharapkan dapat menjadi pasar yang mampu memuaskan kebutuhan pengunjung yang berminat untuk membeli aneka barang khas dari Bali.

Pasar ini dibuka dari pukul 8 pagi sampai dengan jam 17 setiap harinya. Menjual berbagai macam barang khas Bali mulai dari pakaian anak sampai dewasa, kaos Barong, daster, tenun dan batik Bali, salak, jajanan khas Bali, aneka kerajinan dari kayu, juga lukisan. Mengenai harga, layaknya pasar, harga ditentukan dari tawar menawar antara penjual dan pembeli. Pasar Guwang punya area parkir yang lebih luas, yang selama ini hampir di setiap pasar di Bali mempunyai masalah yang sama yaitu perparkiran. Selain itu juga ada tempat makan dan mesin ATM.

Karena kali ini kami memang ingin mencari lukisan, maka kami berkeliling didalam Pasar untuk mencari lukisan, namun sayang kami belum menemukan lukisan yang pas di hati dan di kantong walau banyak sekali lukisan dan karya seni yang dipamerkan disana.

Selamat berkunjung dan menjelajahi Pasar Guwang Sukawati.


Monkey Forest Ubud – Mandala Wisata Wenara Wana

Monkey Forest atau Hutan Kera di Padangtegal, Ubud adalah cagar alam diatas tanah seluas 27 hektar yang melindungi sekitar 200 an kera jenis ekor panjang. Tempat ini dikenal juga dengan nama Mandala Wisata Wenara Wana.

Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 35.000,- per orang, aku memasuki hutan yang dipenuhi sekitar 115 jenis pohon besar.

Jika ingin memberi makanan pada kera yang ada disana, pengunjung dapat membeli pisang atau ubi yang ada didalam. Namun mesti berhati-hati saat memberikan pada kera tersebut, jika mengalami masalah dapat memanggil pemandu yang banyak berada didalam hutan.

Di dalam Ubud Monkey Forest terdapat Pura Dalem Agung Padangtegal serta Pura Madia Mandala, di mana terdapat sebuah kolam suci dan candi lainnya yang digunakan untuk upacara kremasi.

Ulah lucu para kera

Cagar alam yang dimiliki penduduk Desa Padangtegal ini, dikelola oleh Yayasan Wenara Wana Padangtegal yang wajib menjaga kesakralan cagar alam ini dan juga mempromosikannya sebagai obyek wisata di Ubud.


Musium Puri Lukisan, The Heritage of Balinese Art

Musium Puri Lukisan adalah sebuah museum lukisan tertua di Ubud yang dirancang dengan arsitektur tradisional Bali yang menyatu dengan alam dan suasana perkampungan Ubud. Musium ini terletak di 200 meter dari Puri Saren, jika datang dari arah Pasar Ubud, Musium dengan pelataran parkir yang luas ini terletak di sebelah kanan jalan.

Lokasi yang cukup dan jauh dari keramaian menjadikan tempat ini tempat yang ideal untuk melihat dan menikmati seni dari seniman besar seperti I Gusti Nyoman Lempad, Ida Bagus Nyana, Anak Agung Gde Sobrat, I Gusti Made Deblog, Bapak Rudolf Bonnet, Walter Spies dan lain-lain.

Di bagian depan Musium, kadang digunakan para tamu untuk beristirahat sambil menunggu bis jemputan datang

Musium ini buka dari pukul 09.00 WITA sd 18.00 WITA kecuali hari libur seperti Nyepi, Galungan dan Kuningan, dengan tiket masuk kedalam Musium sebesar Rp 60.000,- per orang.

Musium diresmikan oleh Menteri Muh Yamin pada 31 Januari 1956

Musium terdiri dari 3 bangunan utama, yaitu Gedung Pitamaha yang berisi koleksi lukisan di masa sebelum perang (1930 – 1945) dan koleksi I Gusti Nyoman Lempad, Gedung Galeri Ida Bagus Made yang berisi koleksi lukisan masa setelah perang (1945 sampai dengan sekarang) dan Gedung Galeri Wayang atau Pertunjukan.

Keunikan Musium selain dari koleksi lukisannya, juga ukiran kayu mulai dari pintu masuk Musium

Didalam Musium dilarang untuk memotret dengan menggunakan lampu kilat, namun jika ingin melihat koleksi lukisan Musium ini bisa klik langsung di website Museum Puri Lukisan.

Musium yang luas ini selain terdiri dari 3 Gedung Utama juga terdapat Bale Workshop, Kolam Teratai dan Taman. Jika lelah berjalan dan berkeliling, pengunjung dapat duduk-duduk beristirahat di sekitar taman dan kolam, dibawah pohon rindang dan lingkungan asri ataupun sekedar menikmati secangkir kopi di Cafe didalam Musium.

Selain itu ditengah taman, ada pondok demonstrasi pembuatan tenun Bali dan menulis diatas daun lontar.

Menikmati kreasi dari seniman maestro dunia dalam lingkungan yang tenang menimbulkan ketenangan bagi batin dan kebahagiaan yang tak ternilai harganya, melebihi dari kepuasan belanja barang mahal (menurut aku lho). Selamat berkunjung 🙂


Warung Babi Guling Ibu Oka

Warung Babi Guling Ibu Oka adalah tempat icip-icip yang pertama masuk kedalam ittenary perjalanan kali ini, pokoknya ini harus didatangi karena selain memang babi guling di Bali berbeda dengan olahan babi yang lain, juga karena udah ngeces setiap membaca review mengenai tempat kuliner yang satu ini.

Jadi singkat cerita, setelah mendarat tepat di jam makan siang, kami langsung menuju kesana walau supir yang menjemput kami tempat makan yang lain, ada yang lebih enak bu, di sana. Oh tidak, ini harus didatangi dulu, yang lain bisa menyusul 🙂

Akhirnya…..inilah Warung Babi Guling Ibu Oka yang terletak di Jalan Raya Mas Peliatan, Ubud

dan beginilah suasana didalam Warung Babi Guling Ibu Oka yang nyaman

dan inilah pesanan kami berdua, kami pesan paket SPECIAL, terdiri dari satu porsi nasi, sayur, daging, gorengan, sosis dan kulit crispynya dengan harga Rp 45.000,- karena porsinya cukup besar, kami menambah satu porsi nasi saja dengan dua gelas es jeruk…slurp

….no comment untuk babi gulingnya 🙂 luar biasa

kulit babinya crispy, gorangannya penuh rasa, suwiran daging babinya, uh (ngelap iler, ngeces ngebayangin sambil nulis ini) hahahaha 😀 mampir aja deh, tempatnya enak bersih, harganya sesuailah dan mantabs !!!