Sugeng Ambal Warsa ke-88

18.09.2022 adalah HUT Bapak Prof Bambang Hidayat yang ke-88. Buat aku, Bapak sudah seperti orangtuaku sendiri. Aku mengenal beliau sejak penyusunan buku antologi cerita anak yang berjudul Aku dan Alam Semesta, pada akhir Desember 2018. Beliau banyak memotivasiku untuk banyak membaca dan menulis serta berbudipekerti.

IMG-20220918-WA0032

Puji syukur, Bapak masih diberi sehat dan semangat yang luar biasa sampai dengan saat ini. Walau belum bisa hadir pada hari ini, aku berterimakasih pada mbak @dyahdey untuk buket bunganya, kak Betty dari @bettys.kitchenbandung untuk apple pie nya, yang menambah sukacita Bapak. Terima kasih juga mbak @arianiwulandari untuk foto bunganya.

Slide ke-5 adalah foto bersama di HUT Bapak tahun lalu (2021) bersama bu Sunartri dan keluarga yang penuh kehangatan.

Mengenal Keluarga Bapak Bambang, aku jadi ingat tulisan, yang mengatakan bahwa family isn’t always blood. As we go through life, we meet people who inevitably become so close to our hearts that they might as well be real family.

Family isn’t always blood. It’s the people in your life who want you in theirs. The ones who accept you for who you are. The ones who would do anything to see you smile, and who love you no matter what.

I’m starting to realize that family isn’t always blood…it’s the people who are there for you when no one else is. – Ashley Jade

Sugeng ambal warsa Bapak Prof Bambang Hidayat


Buku Aku dan Alam Semesta Tiba di Harvard University

Thank GOD. I am flattered and happy. My book, Aku dan Alam Semesta (I and The Universe), read by Sara, at Harvard University. Thank you Ms. SaraSchechner

WhatsApp Image 2021-01-20 at 22.52.29

Aku selalu yakin dan percaya kalau jodoh itu memang di tangan Tuhan, hm maksudnya, buku pun akan punya “takdir” karena buku itu “bernyawa” sebab ia “diciptakan”.

Sebuah buku akan bertemu dengan pembacanya, walau kritik saran bisa datang, tapi yakin dan percayalah, semua berproses untuk menjadi lebih baik

Terima kasih selalu tentunya untuk Bapak Prof Bambang Hidayat, yang telah membuat Kata Pengantar dalam buku ini dan memperkenalkan aku dengan Sara Schechner di Harvard University.

Jadi…. apakah ada penerbit yang bersedia meminang naskah buku versi Bahasa Inggris nya?

cc Pak Arief Arianto dan Mas Budi Juliman Hidayat


Berjemur Itu Menyehatkan

Berjemur adalah kegiatan yang jarang kita lakukan. Namun sejak wabah virus Covid 19, menjadi salah satu anjuran untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan disarankan dilakukan di atas pukul 10 karena sinar UVB dihasilkan.

Saya jadi terimgat pesan Bapak Bambang (Prof Bambang Hidayat, astronom Indonesia) untuk menjemur lutut agar lutut menjadi kuat. Di hari kerja, orang banyak kerja di ruang AC dan mengenakan rok/celana panjang. Sepanjang hari, orang berada di dalam ruangan ber AC. Berangkat pagi dan pulang malam. Kalau pun sempat melakukan olah raga, biasanya juga hanya untuk mengeluarkan keringat dan olah tubuh, dalam ruang AC di tempat gym atau fitnes centre.

Sinar matahari sesungguhnya menghangatkan tubuh juga dan tersedia gratis. Namun kerap kita tidak sempat. Tak apa kulit menjadi lebih gelap yang penting sehat.

Prof Bambang menambahkan dalam emailnya pagi ini (30 Maret 2020) sebagai berikut,

Kawan2 yang baik,  jam2 termaksud baik karena jalan sinar (terutama agar UV sampai kebadan dan bekerja membentuk vitamin D) bukan karena Matahari-nya yang berubah, tetapi karena “jalan cahaya” yang berbeda.

Pada pagi hari jalan cahaya dari Matahari menempuh lintas panjang (karena miring) diatmosfer Bumi. Jadi UV berkurang, diserap partikel yang berada di atmosfer.

Pada jam 10 lintasan sudah menjadi pendek, karenanya UV dapat mencapai badan secara optimal (di Jakarta jumlah partikel itu berubah – ubah tergantung laju “polusi”).

Matahari diketahui  sudah 4 miliar tahun tidak berubah, komposisi cahayanya, menurut panjang gelombang, tetap.

Yang berubah justru angkasa (atmosfer) Bumi.sendiri.

Oleh karena itu sebenarnya masukan UV pada jam yang disebutkan di atas harus ditera, untuk diketahui kesesuaiannya dengan suatu tempat.

Wilayah, tempat, yang berpartikel renik akan menyebar gelombang UV, pendek sekali, sehingga sebagian akan hilang tidak dapat mencapai permukaan Bumi dalam kuantitas yang diperlukan.

sun2
sun1

Sejak wabah ini menyebabkan himbauan #socialdistancing sehingga akhirnya keluar himbauan #workfromhome #schoolfromhome #prayfromhome, kegiatan berjemur ini menjadi salah satu kebiasaan kami.

Aku sendiri melakukan jalan pagi depan rumah mulai pukul 7 selama 30 menit setelah melakukan pencatatan kehadiran. Setelah itu, berjemur lagi mulai pukul 10 selama 15 menit.

2020-03-30 12.16.18

Bisa dengan membaca buku, mendengarkan musik atau berbincang dengan anak. Hasilnya tubuh terasa lebih segar dan batuk yang sebelumnya ada jadi berkurang. Kalau kata si bungsu, tidur siang menjadi lebih nyenyak. Mari kita lakukan dan jadikan kebiasaan rutin yang baik. Mumpung ada di rumah.

Salam sehat 🙂


Hidup Bak Pohon

Buat aku, para ibu dan kaum perempuan. Hiduplah kuat tegar seperti pohon.

pohonHidup seperti pohon. Akarnya kuat menancap, jadi tumpuan banyak hal, jadi tempat curhat, jadi tempat sandaran, jadi tempat pelampiasan. Batangnya jadi tempat hinggap burung dan ia toh membiarkannya, bahkan burung membuat sarang pun diterimanya. Pohon jadi tempat bernaung dan berlindung, bagi siapa saja, yang ingin berteduh saat kepanasan, atau kehujanan.

Hidup kuat seperti pohon, yang daunnya bisa berubah warna, rontok bahkan diterbangkan angin, tetap ga protes. Semua dilalui dan dijalani, mengikuti musim yang datang dan berganti. Menanti dengan sabar, musim yang akan datang.

Hidup seperti pohon, yang terus tumbuh bertambah kuat dan timggi. Menghasilkan banyak buah dalam pertumbuhannya. Walau apa yang dihadapi, tetap bisa berguna.

Hiduplah seperti pohon, hai bu ibu dan para perempuan. Tegar, jangan bnyk mengeluh, jangan sakit, selalu kuat, karena kita ini tempat bertumpu banyak orang. Mesti jadi penyemangat hidup. Ya buat anak terutamanya, buat pasangan, teman dan orang sekitar serta saudara bahkan orang tua kita

Hidup seperti pohon, yang tahan uji dan badai tapi tidak kerdil jiwa dan hidupnya

Catatan :

Ini pohon bernama Bottle Brush (Sikat Botol), berada di halaman belakang rumah Prof Bambang Hidayat, bisa mencapai tinggi tiga meter, jika ditanam di atas tanah. Tapi tanaman ini juga bisa menyesuaikan diri jika ditanam di dalam pot yang besar atau yang kecil. Sama seperti ketika bagaimana Tuhan berkehendak dalam hidup kita.