Peringatan Hari Kartini Laras Kanita di Galeri Bodro Sewu

Pada hari Minggu, 21.04.24 bertepatan dengan kelahiran Ibu Raden Ajeng Kartini, seorang tokoh emansipasi perempuan di Indonesia, Laras Kanita menyelenggarakan kebersamaan (nyinden, nabuh gamelan, cicitcuit, fotoan dan rekaman) di Galeri Komunitas Budaya Bodro Sewu.

Datang lebih awal di lokasi acara, memberi kesempatan aku untuk mengeksplorasi galeri yang unik, cantik, adem asri dan njawani alias aku banget. Maksudnya, aku suka banget. Mengingatkan pada rumah masa kecil dan rumah Eyang di Jawa. Selain ada perangkat gamelan, galeri yang didominasi dengan perabotan kayu jati itu juga adem banget di hari yang panas, karena banyak tanaman hijau baik di dalam mau pun di luar galeri. Selain perabot dan gamelan, juga ada pojok yang memajang kebaya Jawa.

Seperti yang sudah LK persiapkan beberapa minggu terakhir, kehadiran kami di Bodro Sewu adalah untuk tampil latihan bersama dan sekaligus membuat rekaman dokumentasi LK. Kami membawa tiga set lagu, dengan masing-masing set terdiri dari 3 lagu, jadi total lagu yang kami bawakan ada 9 lagu, yaitu 1) Medley Pelog 6 : Sido Mulyo, Srepeg, Menthok, Kupu Kuwi, Si Kucing (2) Medley Pelog 5 : Nuswantoro, Jamu Jowo, Perahu Layar (3) Medley Pelog Barang : Sumyar, Bersih Desa, Klinci Ucul. Latihan LK ini dilatih langsung oleh Pak Sul dan dibawah koordinasi Mbak Kiki.

Diliput oleh Meiza, sepupu dari Mbak Dyah, kami melakukan perekaman penampilan medley kami itu dengan serius tapi tetap santai diseling gelak tawa kami.

Menurut Mutiara Gayatri, pendiri dan pemilik Bodro Sewu, Bodro Sewu Gallery adalah sebuah wadah atau tempat untuk nguri-nguri (melestarikan), ngurup-urup (menyalakan), dan ngurip-urip (menghidupkan) kebudayaan Jawa.

Nama Bodro Sewu diambil dari nama Gamelannya, yaitu Kyai Bodro Sewu. Bodro artinya keberuntungan dan Sewu artinya Seribu sehingga diharapkan semua yang terlibat di dalamnya mendapatkan seribu keberuntungan. Hal ini ditandai dengan hiasan dinding di teras galeri berupa seperangkat salah satu alat.

Mbak Gayatri dan kami para pecinta seni budaya, tentunya juga percaya bahwa “Ajining Bongso dumunung soko luhuring Budoyo” alias harga diri sebuah bangsa juga didasari pada keluhuran budayanya. Peran kami sejatinya sebagai wanita Indonesia, untuk melestarikan dan membawa kecintaan budaya asli Indonesia ini ke tengah lingkungan dan orang terdekat kami. Memang betul, seni tidak dapat dipaksakan untuk bisa disukai oleh setiap orang, butuh kepekaan rasa, tanggungjawab dan komitmen untuk melestarikan dan meneruskannya pada generasi selanjutnya.

Sebelum pulang, kami menikmati suguhan berupa bubur sagu mutiara, tahu bakso dan sambal kecap serta minuman segar teh sereh dengan gula yang dipisah.

Matur nuwun mbakyu2 sista kadiks LK untuk kebersamaan hari ini. Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan, mari tetap waras jaga hati dan pikiran, selaras antara emansipasi, kodrat dan hati nurani kita.

Foto : Pribadi dan LK


Gamelan di Akhir Pekan bersama Laras Kanita

Sabtu, 24.09.2022

IMG-20220924-WA0155

Bertempat di Museum Nasional Indonesia, Laras Kanita menggelar kegiatan baru di akhir catur wulan 2022 ini. Ya, kali ini kami yang tergabung dalam Laras Kanita tidak hanya membawakan langgam atau tabuhan tapi juga berinteraksi mengajak pengunjung untuk ikut bersama kami, mengenal jenis alat yang kami gunakan dan membunyikannya.

IMG-20220924-WA0127

Kegiatan ini diadakan setiap bulan pada Sabtu terakhir, yang dimulai pada hari ini, Sabtu, 24 September 2022, dari pukul 14.30 sampai dengan 16.00.

IMG-20220924-WA0121

Kegiatan ini bukan sebuah performance atau penampilan kami tapi bentuk kami berlatih, di lokasi yang berbeda. Kami sendiri biasa rutin berlatih setiap hari Selasa, mulai pukul 17.00 sd 19.00 di Lantai 2 SMA Tarakanita I, Jakarta.

IMG-20220924-WA0133

Hari ini, kami, terutama aku, sungguh berbahagia, melihat antusiasme pengunjung, baik yang hadir hanya untuk mendengar dan melihat kami berlatih mau pun yang ikut bersama belajar menabuh. Mulai dari anak-anak, pasangan muda sampai warga asing.

Wah… Bangganya menjadi bagian dari @laras.kanita dan bergabung bersama kakak adik yang saling mendukung dalam komunitas ini, khususnya Mbak Kiki, sebagai koordinator dan Pak Sul, sang pelatih .

Yuk mari bersama kita melestarikan salah satu budaya bangsa kita dan ambil bagian didalamnya ??

#delaras

Foto dari mbak @frecharla, mbak Inez, mbak Dona dan pribadi

International Woman’s Day bersama Laras Kanita

Bangga dan bersyukur bisa berada di antara mereka, para penabuh dan gerong senior (lintas angkatan dari alumni Tarakanita angkatan 1970 an sampai 2017).

covfotLaras Kanita dibentuk 8 bulan lalu (tepatnya bulan Juli 2019) dan sudah tampil sebanyak 4 kali (HUT Tarki, Swarga Loka, Dua Tanda danThe Half Patiunus). Seperti kata mbak @Hetty, kita bukan hanya punya tanggungjawab pada Almamater dengan bergabung di sini tapi juga pada nenek moyang untuk meneruskan dan melestarikan budaya uri-uri adi luhung ini pada generasi kami dan generasi berikutnya.

m3Pada hari Sabtu, 7 Maret 2020, bertempat di Museum Nasional Jakarta, dalam rangka memperingati International Woman’s Day (8 Maret 2020), Laras Kanita tampil yang kelima atau yang pertama di tahun 2020. Dengan membawakan 10 lagu dalam 3 segmen dalam iringan gending Jawa.

m2m6m4Lagu yang dibawakan oleh 9 penggerong dan 9 orang penabuh dibawah asuhan pelatih Bapak Suliyanto adalah : Ayun-Ayun, Ayun-Ayun Tanjung Gunung, Ayo Ngguyu, Nuswantoro, P4, Praon, Empat Pilar, Suwe Ora Jamu, Serayu, Kuwi Apa Kuwi dan Bersih Desa.

Foto bersama Turis Jepang yang tidak beranjak selama penampilan kami

Kiranya kami terus dimampukan untuk melestarikan budaya ini pada teman-teman seangkatan kami, pada generasi yang lebih muda dan pada semua orang untuk mengenali salah satu kesenian karawitan dari Jawa ini.