Maknai Pendidikan Tak Hanya Sampai Hari Ini

Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, bagaimana kita memaknai hari ini sebagai bagian dari sebuah bangsa ? Apakah hanya berdiri diantara kumpulan orang di bawah sinar terik matahari pagi mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan tanpa memaknainya lebih lanjut ? Sehingga peringatan hanya akan menjadi sebuah peringatan, slogan dan sebuah update status belaka ?

Buat aku, sebagai seorang Ibu dari tiga orang anak yang sedang belajar, hari ini saatnya aku diingatkan bahwa ternyata pendidikan masih tidak merata, jauh dari harapan dan sementara bicara mengenai sistem pendidikan serta kesempatan anak memperoleh pendidikan akan menjadi suatu hal yang mesti dibahas secara komprehensip. Karena nyatanya, masih banyak anak tidak bersekolah, tidak mengenal baca tulis, lebih memilih bekerja untuk keluarga dan kurangnya tenaga pengajar.

Namun, daripada duduk bicara berjam-jam berdiskusi (kadang berdebat) membicarakan persoalan pendidikan di Indonesia, aku lebih senang masuk kedalam komunitas-komunitas yang nyata bekerja, menularkan pendidikan ke desa-desa, membagikan buku-buku yang kadang tak tersentuh oleh anak kota padahal buku pelajaran sudah dibeli mahal karena mereka lebih memilih mencari informasi melalui gadget dan fasilitas internet dengan googling/browsing daripada membaca buku.

ka1

Pendidikan (baca : belajar) itu perlu. Tidak harus melalui pendidikan formal, tapi milikilah sesuatu agar kita menjadi orang yang berpengetahuan, bukan hanya berkemampuan. Dan marilah menjadi orang-orang yang ikut ambil bagian disana, dalam kerja nyata seperti yang sudah dirintis para pejuang pendidikan sejak dulu,

Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara, Tokoh Pendidikan

ki2

Ir Soekarno, Presiden RI Pertama

ki3

Anies Baswedan, Menteri Pendidikan

ki4

Albert Einstein

ki5

RA Kartini, Tokoh Emansipasi Wanita

Berikut kutipan tulisan yang dikirimkan Menteri Pendidikan, Bapak Anies Baswedan buat anak-anak Indonesia yang berada di perantauan,

Selamat Hari Pendidikan untuk anak muda yang belajar di perantauan. =========================

 

Lampu belajar masih menemani. Buku masih terbuka. Berjam-jam duduk di meja belajar. Mata terus membaca, tangan mencatat di buku tulis. Di kamar yang mungil, jauh dari kampung halaman.

 

Ribuan, bahkan ratusan ribu anak muda tinggalkan kampung halaman, jauh dari Ibu, Ayah, dan saudara mereka. Kampung halaman yang penuh kenangan masa kecil itu mereka tinggalkan untuk satu tujuan: pendidikan.

 

Semua pasti masih ingat saat keluarga mengantarkan, melepas bersekolah jauh. Kristal butiran air mata Ibu saat melepas anak berangkat seakan cermin jernihnya cinta. Anak adalah cinta berbalut harapan. Ibu melepaskan anak untuk merantau jauh demi pendidikan yang lebih baik; melepaskannya dengan cinta, mengalunginya dengan harapan, dan menyematkannya doa tanpa akhir.

 

Buat anak-anak muda yang sedang di rantau, jauh dari Ibu, Ayah dan saudara, pada malam menjelang Hari Pendidikan ini, saya ucapkan selamat berjuang, selamat belajar.

 

Rute perjalanan yang kalian tempuh adalah rute yang telah mengantarkan jutaan anak muda negeri ini meraih kehidupan yang lebih baik. Jaga stamina!

 

Yakinlah bahwa pendidikan akan bisa mengantarkan pada kehidupan yang lebih baik. Pendidikan jadi tangga untuk menuju cita-cita, menuju harapan. Tiap hari satu anak tangga dilewati.

 

Anak muda memang seharusnya pilih jalan mendaki. Jalan berat penuh tantangan tapi bisa mengantarkan ke puncak. Jadikan perpisahan dengan keluarga itu sebagai awal perjumpaan dengan cita-cita.

 

Pada tiap lembar bacaan, ada doa Ibu dan Ayah. Pada tiap karya tulis dan pekerjaan dari guru atau dosen, ada harapan dari Ibu dan Ayah. Mereka mungkin tidak tahu satu per satu yang dikerjakan anaknya, tapi mereka tak pernah berhenti hibahkan semua yang mereka miliki untuk kebaikan dan kebahagiaan anak mereka.

 

Teruslah belajar. Jangan biarkan waktu bergulir tanpa makna. Buka hari dengan cerahnya mata hati, dan tutup hari dengan tuntasnya asupan ilmu dan pengetahuan baru.

 

Janjilah kepada Ibu dan Ayah, suatu hari nanti mereka akan melihat anak mereka pulang membawa ilmu, membawa makna dan menjawab semua doa dengan melampaui harapan Ibu dan Ayah mereka. Izinkan mereka kelak menyongsongmu dengan rasa bangga dan syukur. Doa tulusnya dijawab oleh keberhasilan anaknya.

 

Selamat Hari Pendidikan, selamat memasuki Bulan Pendidikan, selamat meneruskan belajar, dan selamat melampaui cita-cita!

 

Salam, Anies Baswedan Cilandak, 1 Mei 2016, 23.07

 

Selamat belajar, selamat memaknai hari ini sebagai hari yang berkelanjutan untuk meneruskan proses belajar ini pada orang lain di sekitar kita. Sang Maha Pencipta akan menolong kita mewujudkan setiap langkah dan niat baik untuk kemajuan bangsa.

Gambar dan Kutipan tulisan dari berbagai sumber