mengapa kita tidak seperti lebah madu? yang diam, namun memberikan banyak manfaat kepada manusia dan selalu bekerja sama dengan sesamanya…yang marah, bila diganggu namun berbuah manis…yang sengatnya tajam dan mematikan namun mampu menolong yang sakit….
Selang beberapa hari setelah penyair Joko Pinurbo meninggal, Komunitas Sastra Indonesia mengajak para penulis, khususnya para penyair Indonesia untuk mengenang JokPin melalui putiba.
Dan sebagai salah satu pembaca setia karya JokPin, maka aku turut memberanikan menulis dan mengirimkan dua puisiku. Tersanjung bisa berada diantara penyair kawakan, senior dan multi talenta, yang karyanya sudah membumi di Indonesia, seperti Prof Tengsoe, sang penggagas, Pak Kurnia Effendi, Pak Bambang Widiatmoko, Emi Suy dan banyak lagi.
Ini salah satu puisiku dalam buku ini,
Secangkir Kopi dan Penyair
– de Laras
Ruang kosong, kepulan kopi menari/Dalam gelap sepi, cerita berbisik lembut./Senyap tanpa suara, hanya langit malam,/Di antara kata, keheningan jadi syair.
Berlalu dalam kata, bak malam sunyi,/Menghilang di antara huruf, tanpa pamit/Misteri dalam goresan pena,/Resapi sunyi tak terucap
Secangkir kopi terabai di atas meja lapuk,/Dalam senja duka, pena tak bertuan meratap./Penyair tiada, terukir dalam rona sepi,/Puisi tercipta, membelai hati yang pilu
BeEsDe, 29.04.24
Tanpa menunggu lama, buku ini sudah selesai cetak pada tanggal 1 Juni 2024 dan sudah dalam tahap pengiriman pada penulis yang turut berkontribusi
Semoga buku ini mengobati kerinduan para pembaca pada sosok JokPin dan bisa membuat JokPin tersenyum di surga, menyadari bahwa ia disayangi dan dirindukan. Selamat beristirahat dalam damai, tugasmu sudah selesai dan akan terus dilanjutkan para penyair yang mengagumi karyamu. Amin
Buku terbit ini, kuterima hari ini, 3 Juni 2024, puisiku semakin syahdu dengan ilustrasi di sebelahnya, matur nuwun Prof Tengsoe
Dalam event Antologi Sastra Tiga ini, aku mengirimkan tiga putiba yang berjudul Musim yang Tak Biasa di Oktober, Renungan Jelang Fajar dan Kopi Joss di Angkringan. Tiga putiba ini aku kirimkan pada tanggal 15 Oktober 2023. Sedangkan tiga tatika yang berjudul Ikrar Janji Tulus, Foto Keluarga dan Secangkir Cinta dari Dia, aku kirimkan pada tanggal 18 Oktober 2023.
Semua yang kulakukan ini, tentu dengan harapan bisa turut meramaikan event ini dan sekaligus melatih meningkatkan kemampuan literasiku. Semoga bisa lolos kurasi. Amin
Aku turut bangga berada didalamnya. Buku berjudul Pertanyaan tentang Tanggal Lahir, merupakan bunga rampai puisi dari para penyair di Indonesia. Buku ini disusun dalam rangka memperingati hari ulang tahun Prof Tengsoe Tjahjono yang ke-65 pada tanggal 3 Oktober 2023 yang akan datang.
Dalam buku ini, aku mengirimkan sebuah puisi berjudul Di Ambang Senja, bergabung bersama 165 penyair dan 6 pelukis, turut merasakan bahagia mengungkap syukur atas penyertaan Tuhan pada Prof Tengsoe, terutama kontribusinya pada literasi dan sastra di Indonesia.
Berikut ungkapan Prof Tengsoe di medsos akun Facebook nya hal buku ini
PERTANYAAN TENTANG TANGGAL LAHIR
Pada 3 Oktober 2023 saya genap berusia 65 tahun. Sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat usia yang saya terima, saya mengundang teman-teman penyair se-Indonesia untuk ikut mendoakan saya lewat karya puisi dalam tema “Usia dan Waktu”.
Alhamdulillah, Bunga Rampai Puisi “Pertanyaan tentang Tanggal Lahir” terbit dengan menampilkan puisi dari 165 penyair, 6 pelukis, dan beberapa tulisan esai.
Terbit, Buku Antologi Pentigraf dalam rangka HUT ke-5 Kampung Pentigraf Indonesia
Pentigraf merupakan akronim dari cerpen tiga paragraf. Karya sastra jenis baru ini, kali pertama digagas dan dikembangkan oleh sastrawan dan akademikus dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dr. Tengsoe Tjahjono.
Beruntung aku, setelah mempelajari teknik ini pada akhir tahun 2020, dapat bergabung dengan para sastrawan Indonesia dan dibimbing langsung oleh Dr. Tengsoe, bahkan sebuku dengan beliau ? dengan 153 penulis lainnya dalam buku ini.
Tema yang diangkat dalam buku antologi ini adalah tentang Pahlawan. Ada satu naskahku di sana (Puji Tuhan). Pahlawan tidak selalu seorang yang berjuang di medan pertempuran, tapi seorang Pahlawan bisa saja seorang biasa yang menyelamatkan hidup dan menjaga keberadaan kita sehingga tetap bertahan untuk hidup. Baca ceritaku ya dan juga kisah yang dituliskan para sastrawan lain, yang keren-keren.