Gudeg Yang Selalu Ngangeni

Buat aku, yang memiliki nenek moyang dari garis keturunan Jawa (tepatnya Yogyakarta), tentu sudah sangat familiar dengan makanan Gudeg. Dan tentu tidak akan pernah bosan dengan Gudeg, apalagi jika ditambah dengan sambal krecek yang pedas dengan cabe rawitnya itu, hm

Gudeg (ejaan bahasa Jawa diucapkan sebagai Gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan.

20160612_231659

20160612_231709

Namun bagaimana dengan anak rantau, macam anakku yang sempat merengek karena kangen berat, minta dikirimi gudeg sambal krecek ini ? Semula sempat bingung, namun sekarang sudah ada jawabannya, dengan gudeg dalam kemasan kaleng. Itu pun tidak hanya dari pembuat tertentu saja. Sekarang sudah tersedia dalam berbagai merk, seperti Gudeg Wijilan Bu Lies, yang sempat aku beli ini, dengan harga Rp 40.000,- per kaleng, yang terdiri dari telur bebek rebus, gudeg nangka dan sambal goreng krecek. Gudeg ini bisa tahan dalam kemasan kaleng selama 1 (satu) tahun, bagaimana dengan rasanya ? cukuplah kalau untuk mengobati rasa rindu 🙂

Juga sudah tersedia merk lain seperti Bu Tjitro, Gudeg Bagong, Gudeg Wijilan Hj Rini, dan juga mungkin merk lainnya.

20160912_101325

Jadi buat anak rantau atau siapapun yang rindu dengan gudeg asli Yogyakarta, jangan kuatir lagi, rasa kangenmu akan cepat terobati kok, tinggal pesan dan siap dikirim 🙂

 

 


Berkunjung Ke Museum Seni Budaya Ullen Sentalu, Yogyakarta

Setelah sekian lama ingin berkunjung ke tempat ini, akhirnya liburan kali ini, aku berhasil mengajak keluarga datang ke Museum Ullen Sentalu, yang terkenal dengan wisata budaya nya.

Museum Ullen Sentalu, terletak di daerah Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman, adalah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta).

Nama Ullen Sentalu merupakan singkatan dari bahasa Jawa: “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku yang artinya adalah “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Filsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita.

Museum yang dibangun diatas tanah seluas 1.2 hektar ini, didirikan oleh Keluarga Haryono, yang mewarisi budaya Jawa secara turun temurun dari keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya.

Memasuki museum ini pada pukul 10.00 pagi, setelah membeli tiket masuk seharga Rp 30.000,- untuk dewasa dan Rp 15.000,- untuk anak-anak, kami dipandu seorang pemandu memasuki ruang-ruang dalam museum. Perjalanan kaya makna ini berakhir pada pukul 11.24 dan selama berada didalam museum, kami tidak diperkenankan untuk memotret.

u1u2u3 u4 u5 u6 u7 u8Jika anda penyuka sejarah, atau seorang pemerhati pendidikan yang rindu agar anak-anak Indonesia mampu mencintai sejarah budaya bangsa ini secara nyata, disinilah tempatnya. Disini tempatnya belajar budaya, tidak hanya terbatas pada tulisan dalam buku paket IPS di sekolah tapi memori kita dapat flash back ke alam sejarah di masa lampau. Sayang waktu kami terbatas, sehingga tidak bisa berlama di tempat ini.

Pemaparan selengkapnya bisa dibaca di web resmi museum di Museum Ullen Sentalu. Selamat berkunjung 🙂

 

 

 

 


Museum Mini Sisa Hartaku, Saksi Erupsi Merapi 2010

Museum Mini Sisa Hartaku, adalah rumah yang menjadi saksi kedahsyatan kuasa Tuhan dalam peristiwa erupsi bulan November 2010. Museum yang terletak di Pelung, Kepuharjo, Cangkringan Sleman ini sebelumnya adalah kediaman Bu Wati beserta suaminya Bapak Kimin dan keluarga mereka.

a2Tak terdapat korban jiwa dari rumah ini dalam kejadian erupsi Merapi tahun 2010 karena Pemerintah setempat sempat melakukan relokasi penduduk sejak Gunung Merapi mulai menunjukkan aktivitasnya. Namun sekalipun itu telah dilakukan, korban jiwa yang tewas akibat rangkaian peristiwa ini pun mencapai jumlah 300-an korban tewas.

a5 a6 a7 a8 a9Sekali lagi, dalam perjalanan kali ini, aku diberi kesempatan untuk bertemu dengan wanita-wanita kuat, yang membuat aku sadar dan belajar betapa sesungguhnya setiap wanita dikodratkan bukan menjadi mahluk yang lemah tapi selalu menjadi tiang penopang semangat bagi keluarga. Bersamaku dalam foto berikut adalah Bu Wati, pemilik rumah ini, yang baru ditinggal sang suami kurang lebih 3 tahun yang lalu, tepatnya 3 tahun setelah kejadian erupsi Gunung Merapi 2010.

a4Tak banyak kata bisa terucap atau tertulis selain mengamini bahwa Tuhan Allah Maha Kuasa, beberapa saat setelah erupsi, berton batuan dari dalam bumi dimuntahkan ke permukaan bumi, menjadi sumber bahan tambang dan mata pencaharian bagi banyak orang. Dan setelah enam tahun kejadian itu, kehidupan masyarakat dan alamnya telah dipulihkan.

Datanglah berkunjung kesana, untuk merasakan dan menikmati bagian dari alam Indonesia yang mengalami bencana, namun tetap dipelihara Tuhan.


Wisata Rohani Goa Maria Sendang Sono

Berwisata tidak melulu hanya digunakan untuk kuliner dan ke tempat hang out, liburan singkat kali ini memang komplit – ada wisata budaya, wisata tempat bersejarah, wisata kuliner dan juga termasuk didalamnya wisata rohani. Puji Tuhan, kami berkesempatan mengunjungi Goa Maria di Sendangsono.

s7Goa Maria Sendang Sono terletak Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Dibangun diatas tanah seluas 1 hektar, berjalan memasuki Goa Maria didesain menyerupai Jalan Salib, mulai dari pintu gerbang utama sampai ke goa.

Menurut sejarah, pada 14 Desember 1904 Romo Van Lith membaptis 171 warga setempat dengan air dari kedua pohon sono. Dua puluh lima tahun kemudian tepatnya 8 Desember 1929 Sendangsono dinyatakan resmi menjadi tempat penziarahan oleh Romo J.B. Prennthaler SJ. Patung Bunda Maria di Sendangsono dipersembahkan oleh Ratu Spanyol. Pada 1945 Pemuda Katolik Indonesia berkesempatan berziarah ke Lourdes, dari sana mereka membawa batu tempat penampakan Bunda Maria untuk ditanamkan di bawah kaki Bunda Maria Sendangsono sebagai reliqui sehingga Sendangsono disebut Gua Maria Lourdes Sendang Sono.

s9

Dibangun secara bertahap sejak tahun 1974, hanya dengan mengandalkan sumbangan umat. Budayawan dan rohaniawan, YB Mangunwijaya yang memberi sentuhan arsitektur di kompleks ini. Pada 17 Oktober 2004, diadakan suatu prosesi dan misa ekaristi kudus pada jam 10.00 oleh Mgr. Ignatius Suharyo Pr untuk memperingati 100 tahun Sendangsono.

s3Tempat ini dinamai Sendang Sono karena terdapat sendang (atau mata air) yang terletak dibawah dua pohon sono. Air dari mata air ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan memberi ketenangan batin

s8Di sepanjang jalan masuk, terdapat banyak toko kecil yang menjual barang rohani perlengkapan berdoa seperti lilin, kalung rosario dan juga tersedia patung Bunda Maria, kaos bernuansa rohani serta jirigen atau botol untuk menampung air dari sendang sono.

s6

Memasuki pelataran, suasana syahdu, tenang dan damai sangat terasa merasuk sukma, di keheningan terdengar sayup lagu rohani yang dikumandangkan sekelompok orang dari salah satu ruang.

s1Di depan Goa Maria, tampak beberapa orang duduk berdoa. Di sebelah kiri goa, terdapat kotak untuk persembahan dan kotak ujub doa, jika ada hal-hal yang ingin didoakan. Suasana hening, nyaris tanpa suara.

s2Di bagian bawah, dekat mata air, terdapat deretan keran yang menyalurkan air dari mata air.

s4

s11Dalam gemericik air yang mengalir, kami panjatkan pergumulan doa kami padamu Tuhan, untuk sahabat, teman, saudara, kami dan keluarga.

s5Wisata yang menenangkan hati, sempat berfoto dengan seorang nenek yang berjualan disana, sudah berusia lanjut dan tinggal di belakang goa, masih kuat untuk berjalan kaki. Wajah yang penuh syukur hampir semua yang kami temui disana menampakkan kedamaian hati yang tulus.

Selamat berziarah ~ Tuhan memberkati kita