Master Chef Junior adalah sebuah serial televisi kompetisi memasak yang disiarkan oleh FOX. Kompetisi yang diikuti anak usia 8 sampai dengan 13 tahun ini perdana disiarkan pada September 2013 . Lalu sesi kedua ditayangkan pada November 2014. Dan untuk sesi ketiga ditayangkan pada tanggal 6 Januari 2015.
Biasanya aku jarang mengikuti acara ini rutin di setiap tahapnya. Namun kali ini di sesi ketiga, ada yang menarik perhatianku, seorang peserta bernama Nathan Odom (semula aku mengira ia seorang anak perempuan karena berambut agak panjang) tampak punya kemampuan yang luar biasa. Wajahnya memang menyenangkan, mempunyai bentuk muka, mata dan hidung yang bagus. Selain itu ternyata ia juga punya kepribadian yang baik.
Awal aku terpesona pada anak ini, adalah saat senior chef memberikan tantangan agar anak-anak Master Chef Junior membuat hidangan dengan menggunakan bahan buah pisang seperti pisang ambon atau pisang sun pride, yang punya rasa asam dan manis. Lalu apa yang dibuat Nathan ? Nathan membuat hidangan penutup Macaroon dengan krem pisang sebagai isinya. Luar biasa untuk anak di usia 12 tahun sampai membuat para chef kagum karena teknik membuat macaroon termasuk teknik tinggi dan apa kata Nathan saat itu ketika Chef Joe Bastianich menghampiri Nathan yang sedang membuat hidangan tantangan, “Aku tahu ini sulit tapi aku akan membuat anda terkesan” Dan ternyata benar, Nathan mampu membuat juri terkesan dan mampu memenangkan tantangan ini.
Sejak itu, aku mulai mengikuti Master Chef Junior Sesi 3 saat aku bisa. Dan semakinlah aku suka melihat perilaku Nathan dan teman-temannya. Nathan di awal sesi sama seperti yang lain, masih pemalu dan belum menunjukkan kemampuannya walau jelas, anak-anak ini sangat luar biasa dan diatas kemampuan memasak rata-rata anak-anak seusianya diluar kompetisi ini. Puncaknya adalah ketika akhirnya Nathan dan Andrew masuk kedalam dua besar bersama berada di Babak Final, dimana mereka menyiapkan hidangan pembuka, utama sampai dengan hidangan penutup.
Satu hal yang menarik adalah mengenai perilaku kedua pemenang ini. Bukan karena Nathan yang menjadi pemenang, tapi karena sikap rendah hati dan penuh percaya dirinya ini membuat aku dan banyak orang menjadi terkesan. Nathan percaya diri tapi tidak sombong dan tidak merendahkan orang lain (lawannya – Andrew). Ia tetap bersikap tenang untuk membuktikan bahwa ia layak jadi pemenang. Semua itu nampak dari gestur tubuh Nathan (wajah, mimik muka dan gerak anggota tubuh). Nathan tidak mencibirkan bibirnya ketika juri chef senior memuji hidangan sajian Andrew. Ia diam dengan telapak tangan kiri tertumpuk ke tangan kanan, sambil sekali-kali ia remas, menunjukkan kekuatirannya. Nathan juga melihat kearah Andrew tapi dengan tatapan mata yang tenang, bukan tajam menunjukkan kebencian.
Semua ini dimanakah ia belajar ? Ia belajar dari rumah, ia belajar dari keluarga dan lingkungannya. Mari baca postingan berikut ya, mengenai bagaimana anak belajar mengelola emosi.