Workshop Ecoprint Bersama Mbak Eva Joewono Dari TJELUP

Ecoprint adalah teknik cetak yang memanfaatkan bahan dari alam seperti daun, bunga, batang atau bagian dari tumbuhan yang lain dan pewarna alami. Walau tidak dapat seratus persen terhindar dari bahan kimia, setidaknya sedikit mungkin berupaya menggunakan bahan kimia dan memaksimalkan bahan-bahan alam, bagian dari tumbuhan seperti daun, akar, batang juga kulitnya.

IMG-20180303-WA0038Sudah lama ingin mengikuti Workshop Ecoprint, akhirnya pada tanggal 10 Maret 2018 berkesempatan untuk belajar bersama dengan salah satu pakar Ecoprint (dan juga Shibori) Indonesia, yaitu Mbak Eva Joewono. Mengingat padatnya jadwal kegiatanku di bulan Maret 2018 duh maksudnya kegiatan Mbak Eva tentunya, begitu aku lihat agenda pada tanggal itu kosong dan lokasi tidak terlalu jauh, maka cepat-cepatlah aku mendaftar ke Mbak Asti dari Food Cabin Café, yang kebetulan tempat workshop diselenggarakan di sana.

20180310_100345Aku tiba lebih awal karena kebetulan suami  bisa mengantar dan jalan menuju ke lokasi di Kemang, cukup lancar pada hari Sabtu itu. Menikmati suguhan muffin dan donat serta secangkir teh hangat ditemani Mbak Arini Soewarli, yang bercerita tentang Food Cabin dan Hidup Sehat Tanpa Gluten. Satu per satu teman peserta workshop datang dan akhirnya Mbak Eva datang (agak terlambat) karena kemacetan di Jalan Pangeran Antasari. Sambil mempersiapkan materi workshop, mbak Eva bercerita tentang karya-karya Ecoprint yang dibawa dan juga aneka jenis daun yang ada.

20180310_104415Pukul 11.00, kami mulai. Mbak Eva mulai dengan menjelaskan tahapan Ecoprint yang akan dipraktekkan nanti, yaitu teknik Iron Blanket dan teknik Pounding. Hal-hal apa saja yang mesti disiapkan sebelum masuk pada Ecoprint, yaitu Pre Mordant, Mordant, Celupan Daun dan Cetak Warna atau Pewarnaan pada kain.

Semua tahapan dijelaskan sambil langsung dipraktekkan bersama-sama. Kain yang akan digunakan harus melalui proses Pre Mordant untuk menghilangkan kotoran pada kain. Dan sebelum kain diproses untuk ecoprint juga perlu melalui tahapan Mordant. Proses Mordant tergantung jenis kain yang akan digunakan, juga diajarkan oleh Mbak Eva dengan sabar, di antara keriuhan pertanyaan para peserta. Daun yang digunakan juga perlu dikondisikan agar tanin daun dapat menempel dengan baik. Tidak semua daun dapat digunakan akan memberi hasil baik, mesti diujicoba, namun yang biasanya digunakan adalah daun jati, daun ketapang, daun jambu, daun jarak merah dan segala jenis eucalyptus.

20180310_122606Selanjutnya daun yang telah dicelup, ditata di atas kain yang telah dimordan kemudian ditutup (diselimuti-blanket) dengan kain lain yang telah direndam dengan air karat. Lalu, tumpukan kain dilapis plastik bening untuk selanjutnya digulung dengan sebatang pralon atau besi atau kayu.

ec1Terakhir, gulungan kain bisa direbus atau dikukus, kelas kami memilih mengukus gulungan kain yang sudah dibuat itu selama dua jam.

IMG-20180311-WA0006Sambil menunggu kukusan daun, Mbak Eva mengajarkan kami salah satu teknik Ecoprint yang lain yaitu dengan Teknik Pounding dengan menggunakan alat berupa palu dari kayu. Teknik ini dapat dilakukan dalam proses yang sederhana namun membutuhkan kekuatan tangan agar daun dapat tercetak dengan sempurna di atas kain.

IMG-20180311-WA0009Dan inilah hasilnya, dengan berdebar, kami membuka satu per satu gulungan kain masing-masing yang ternyata wow luar biasa hasilnya.

IMG-20180311-WA0005Walau belum sempurna betul tapi aku senang bisa belajar sesuatu hal yang baru, yang kelak semoga bermanfaat untuk dapat dibagikan lagi.

20180310_133140Ingin belajar cetak daun pada kain ? Yuk ikutin workshop Mbak Eva Joewono, follow instagramnya di IG @evajoewono

IMG-20180311-WA0004Terima kasih untuk keseruan hari ini, terima kasih Mbak Nila dan Mas Insaf untuk tempat yang asik dan makanan yang enak, Nasi Goreng Kecombrang nya recommended banget, pasti balik lagi nih. Terima kasih Mbak Arini yang sudah ngobrol banyak tentang Bebas Gluten, terima kasih untuk semua teman yang seru banget dan saling tolong menolong dan terutama untuk bu Guru yang ramah, rame dan murah hati bagi-bagi ilmu (dan bagi-bagi daun juga).

Sampai jumpa lagi semuanya 😉