Pagi yang cerah dan desa yang tenang yang nyaman sebenarnya sangat enggan kutinggalkan, namun aku harus mengikuti jadwal yang telah disusun oleh Panitia, jadi setelah sarapan pagi dan sebelum meninggalkan Dusun Polongan Desa Sebau, aku dan teman-teman mampir ke kandang sapi milik warga desa, yang baru saja melahirkan 2 orang anak dari 2 ekor induk sapi, yang mana salah satunya mati belum lama.
salah satu dari mereka telah kehilangan induknya
setelah berjalan melihat keadaan sapi yang dipelihara di Dusun itu, suka atau tidak suka, mau tidak mau, kami mesti meninggalkan desa ini dan kami menyempatkan foto bersama didepan Balai Desa, ciiiizzzz…… 🙂
Kami berangkat meninggalkan desa pukul 08.30 menuju Desa Tumiang, Samalantan, Bengkayang, yang menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam.
Kabupaten Bengkayang adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten terletak di Bengkayang dan Kantor Bupati terletak di Jalan Guna Baru Trans Rangkang, Bengkayang, 79282.
Sebelumnya merupakan pemekaran dari Kabupaten Sambas yang karena adanya Undang-undang Otonomi Daerah dimekarkan menjadi 3 daerah otonom yang terpisah, yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang. Terletak di bagian utara Kalimantan Barat, Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia.
Bengkayang memiliki tanah yang subur dengan kontur yang beragam, sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian daerah ini. Apalagi dengan relief yang beragam, dari pegunungan hingga daerah pesisir pantai, menjadikan Bengkayang kaya akan keanekaragaman sumber daya alam. Pembangunan di wilayah ini masih tertinggal, namun dengan adanya semangat otonomi daerah diharapkan dapat memacu pembangunan Bengkayang menjadi lebih maju di segala bidang. Salah satu hasilnya adalah berhasilnya pembangunan gedung Kantor Bupati satu atap, dimana dalam satu gedung tersebut terpusat seluruh badan dan dinas yang ada di lingkungan pemerintahan daerah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap publik. Selain itu proyek pengadaan air bersih juga telah selesai direvitalisasi.
Di desa ini, kami melakukan pengecatan tempat fasilitas air bersih, yang dibangun dengan kerjasama WVI dan warga setempat.Sekali lagi anak-anak sekolah sangat berantusias menyambut kedatangan kami, mereka berdiri berjajar dibawah terik sinar matahari pagi, jujur aku kurang suka mendapat penyambutan seperti ini, hm tapi demi menghormati dan menghargai kebaikan anak-anak ini, aku tersenyum dan berusaha menyapa serta menyalami mereka,yang ntah sudah berapa lama mereka berdiri disana.
Pembukaan acara, setelah disambut tarian yang dibawakan oleh anak-anak
dilanjutkan dengan pengecatan pipanisasi saluran air bersih di belakang gereja
setelah itu, kami mendapat suguhan minuman segar dan makanan ringan, hm sedap sekali di hari yang panas itu
Tidak terasa sudah 1.5 jam kami berada di Tumiang, perjalanan kami lanjutkan ke Desa Pakucing 2, Singkawang, melihat wilayah yang juga menjadi binaan dari WVI dan makan siang bersama disana. Disana kami kembali disambut anak-anak dengan tarian dengan lagu daerah Dayak, maupun lagu-lagu di daerah perkotaan.
Tampak belakang adalah gedung pertemuan yang dibangun WVI untuk keperluan Posyandu dan pendidikan anak, sebagai tempat KBA, kesenian dan olahraga
Waktu sudah menunjukkan jam 14.03, tempat ini adalah tempat kunjungan terakhir kami dalam rangkaian kegiatan Sponsor Visit di Singkawang, namun sebelum kembali ke Pontianak, kami akan singgah ke kantor WVI di Singkawang.