mengapa kita tidak seperti lebah madu? yang diam, namun memberikan banyak manfaat kepada manusia dan selalu bekerja sama dengan sesamanya…yang marah, bila diganggu namun berbuah manis…yang sengatnya tajam dan mematikan namun mampu menolong yang sakit….
Puji syukur, Alhamdulillah, Puji Tuhan, terbit, bersama 10 penulis dari Pondok Antologi Indonesia dengan 19 artikel dalam Jelajah Kuliner Nusantara. Aku nulis apa sih di buku ini? “Dekke Na Niarsik” ga penasaran baca tulisanku?
dan banyak kisah kuliner Nusantara lainnya, yang ga kalah keren dan menambah wawasan.
Aku turut bangga berada didalamnya. Buku berjudul Pertanyaan tentang Tanggal Lahir, merupakan bunga rampai puisi dari para penyair di Indonesia. Buku ini disusun dalam rangka memperingati hari ulang tahun Prof Tengsoe Tjahjono yang ke-65 pada tanggal 3 Oktober 2023 yang akan datang.
Dalam buku ini, aku mengirimkan sebuah puisi berjudul Di Ambang Senja, bergabung bersama 165 penyair dan 6 pelukis, turut merasakan bahagia mengungkap syukur atas penyertaan Tuhan pada Prof Tengsoe, terutama kontribusinya pada literasi dan sastra di Indonesia.
Berikut ungkapan Prof Tengsoe di medsos akun Facebook nya hal buku ini
PERTANYAAN TENTANG TANGGAL LAHIR
Pada 3 Oktober 2023 saya genap berusia 65 tahun. Sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat usia yang saya terima, saya mengundang teman-teman penyair se-Indonesia untuk ikut mendoakan saya lewat karya puisi dalam tema “Usia dan Waktu”.
Alhamdulillah, Bunga Rampai Puisi “Pertanyaan tentang Tanggal Lahir” terbit dengan menampilkan puisi dari 165 penyair, 6 pelukis, dan beberapa tulisan esai.
Puji syukur dalam buku ini, ada 3 kisahku yang lolos kurasi dari 6 kisah yang aku kirimkan. Tidak banyak orang yang tahu, apa itu cerita tiga kalimat, yang biasa disebut dengan istilah TaTiKa. TaTiKa adalah cerita tiga kalimat, tiga kalimat utuh yang dirangkai menjadi satu cerita. Mudah? Ya mudah jika sudah terbiasa berlatih dengan diksi dan penggunaan kalimat efektif tapi sulit bagi aku, yang masih belajar.
Kemampuan menyimpan rahasia selalu diperlukan bagi yang ingin berhasil menulis tatika. Inti permasalahannya harus jelas. Tujuannya bisa mengharukan, menjengkelkan, menimbulkan rasa marah, tapi tetap menjunjung kearifan dan kebijaksanaan.
(Eka Budianta – sastrawan nasional dan penulis biografi)
Menulis tatika memang tidak mudah sebab hanya dalam tiga kalimat kita harus mampu bercerita secara utuh. Seorang penatika ditantang untuk kreatif berkalimat, kreatif pula bercerita. Jika kita berhasil menulis tatika dengan baik, kita akan mampu menulis, pentigraf, cerpen, bahkan novel. Mengapa demikian? Sebab kita sudah memiliki bekal mendayakan dan menggayakan kalimat.
(Tengsoe Tjahjono – penggagas dan penemu genre sastra tiga)
Mengenai pemilihan judul buku kumpulan Tatika ini, berikut penjelasan dari Prof Tengsoe Tjahjono
Suwung”, yang bermakna ‘kosong’, adalah realitas terdalam kehidupan, sumber penciptaan, yang tenteram-damai sepenuhnya, melampaui suka-duka, sunyi dari gejolak emosi, dan seterusnya.
Orang Jawa memahami “Suwung” sebagai ‘Kemahasadaran dan Kemahakuasaan’ dalam bentuk kekosongan yang memangku dan meliputi seluruh keberadaan (suwung hamengku ana).
Dengan menyelami dan menghayati Suwung, orang Jawa percaya akan membantu dirinya mampu: membebaskan diri dari ilusi kehidupan yang membuat hidup penuh tekanan, menyadari keagungan manusia dengan segenap potensinya untuk merasakan kebahagiaan, dan pada akhirnya dapat mentransormasi diri pada tataran energi murni untuk hidup berkelimpahan dalam penyatuan dengan Sang Maha Pencipta.
Sedangkan judul-judul tulisan yang lolos kurasi dalam buku ini, diantaranya adalah
TATIKA LOLOS KURASI “CERITA DI SEKITAR KITA”
Selamat bagi para sahabat penatika yang berhasil lolos karya tatikanya. Bagi yang belum berhasil, masih ada kesempatan untuk mengikuti proyek-proyek berikutnya. Salam 3 Jari.
Adhita Didiet YAKIN KAMU BISA, KUSEMATKAN DI SINI, MEMUJI-MU. ATAS NAMA PERBENDAAN KEPALA SEKOLAH BARU
Agustinus Indradi MOHON DOA, BUKAN TAKHAYUL, PEMBERIAN YANG TERAKHIR ADAKAH SEBUAH KEBETULAN, KURANG CERDIK, BEDA PERSEPSI
AH Hasmidi ABU JENAZAH, LULUS
Angelin K. Tahir TONTON, BUNGA ISTIMEWA, KERETA TERAKHIR NASI GORENG MERAH, DAHLIA UNGU PERTAMA
Cak Inin Mukminin ANAK KEEMPAT, SEPATU LOAK, TERKEJUT 1000 KALI
Cicilia Evie S.Rahardjo BAPAK PULANG, LOVE BOMBING, TEGA, SUWUNG, BADAI PHK
Puji syukur LAUNCHING Antologi/Kumcer Roman Asmaraloka, 7 Mei 2023 di Baca Di Tebet.
Launching atau peluncuran sebuah buku baru, buat seorang penulis adalah sebuah pesta atau hajatan. Dan mungkin juga bagi penerbit. Mungkin terkesan berlebihan kalau mengatakan hal ini sebagai sebuah hajatan tapi memang demikian adanya. Di sana ada sebuah kegembiraan yang mesti dan atau bisa dirayakan. Seperti semacam sebuah pembuktian bahwa oh ternyata aku bisa juga menghasilkan sebuah buku.
Menulis sebuah antologi atau nulis bareng (nubar) buat aku pribadi menimbulkan semacam kegairahan tersendiri, beda rasanya dengan menulis buku solo, walau di satu sisi mempunyai buku solo juga suatu pencapaian yang pastinya membanggakan setiap penulis. Nubar itu berbeda, di sana kita berpacu bersama dengan banyak teman penulis, saling memberi semangat, saling menghargai satu sama lain, semua diputuskan berdasarkan kata sepakat, mulai dari ide sampai pemilihan cover bukunya. Seru kan?
Jadi menurut aku, penulis solo pun sekali waktu ikut nubar itu ada serunya karena selain belajar dari sesama penulis juga berinteraksi dalam banyak hal. Dalam satu buku antologi itu melibatkan banyak pihak, tentu ada mentor, PJ, penulis dari yang pemula sampai dengan senior. Kerap ada pertanyaan ide itu apa, sinopsis itu bagaimana membuatnya, yang dimaksud POV itu apa dan bagaimana contohnya. Buat yang senior ini merefresh, buat yang pemula ini tentu menambah wawasan. Yang senior itu mesti sabar mendengar pertanyaan yang terkesan, ah masak penulis ga ngerti yang seperti ini.
Singkat cerita, seru deh nulis bersama banyak orang. Nah, pada hari yang sudah beberapa minggu, aku nantikan, akhirnya tibalah waktunya peluncuran buku antologiku yang ke-5 di tahun 2023 ini. Dan buat aku, ini pertama kalinya hadir dalam peluncuran buku antologi karena jarang sekali penerbit mengadakan launching buku antologi, walau yang kali inipun launching berbayar.
Sempat ragu untuk datang karena pada pagi hari ada kegiatan HUT kantorku, BRIN, yang ke-2, namun puji syukur, semuanya bisa diatur, sangat sayang melewatkan kesempatan bertemu dengan penulis buku antologi ASMARALOKA, mentor, PJ dan penerbit.
Pk 15.00 aku sudah tiba di perpustakaan publik di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, yang bernama Baca DI Tebet. Acara dipandu langsung oleh Kak Naomi Kanaya. Diawali dengan makan sore sesuai pilihan, yaitu Nasi Goreng atau Spagethi Carbonara dan kopi susu atau es teh. Dimulai dengan sambutan dari Bu Fakhriah Ilyas dari Penerbit Elfa Mediatama. Lalu mentor Kurnia Effendi dan dari pihak Perpustakaan.
Acara mengalir sederas air hujan di luar ruang, sore itu. Diskusi dan tanyajawab yang disampaikan kak Naomi pada pak Kurnia berkaitan hal penyusunan urutan penulis pada Daftar Isi, julukan pak Kurnia sebagai pakar naskah roman dan banyak lagi. Selain itu ada pembacaan potongan bab dari beberapa penulis, yaitu kak Maria M Lapian,, Tomi Bustomi dan kak Fitrika Purnama Dewi. Acara dilanjutkan dengan peniupan lilin kue ulang tahun kak Jane Ardaneshwari yang juga merupakan penulis yang menjual buku terbanyak. Pembagian give away dan hadiah kuis, yang diantaranya dimenangkan Mbak Endah Sulwesi. Penandatanganan pada flyer dan pada buku oleh para penulis dan tentu foto bersama.
Terima kasih juga untuk Mbak Vincentia Anna yang sudah membawakan bolu batik buat semua yang hadir, yang tentu enak rasanya. Oh ya pengumuman review terbaik ditunda karena ada perpanjangan waktu sampai dengan 12 Mei 2023. Yuk bagi yang berminat membuat review, akan ada hadiah menarik dari kami.
Rasa bahagia berbuncah di dada, walau pulang dibawah rintik hujan. Senang bertemu teman penulis, senang dengan karya yang bisa dibawa pulang. Sampai berjumpa lagi, terus berkarya, jangan hanya sampai di sini, tetapkan tujuan pada siapa tulisan kita akan dibaca. Salam literasi
Memilih satu judul untuk diulas dari 34 tulisan yang keren, syahdu dan menyentuh hati, buat aku bukan hal yang mudah. Jujur, belum semua tulisan aku baca, semenjak buku ini kuterima pada tanggal 27 April 2023. Namun karena ada review challenge dari Kak Naomi selaku PJ, mau tak mau, aku harus menetapkan tulisan mana yang harus aku ulas. Dan akhirnya pilihan yang sulit, jatuh pada sebuah judul yang mengingatkanku pada kenangan 31 tahun yang lalu (1992). Kenangan berada di Jepang, yang masa itu saja sudah terkenal dengan teknologi dan hiruk pikuknya tapi masih menanamkan nilai budaya dengan amat kental dalam keseharian. Ya betul, tulisan dari Mbak Aprilia Nurmala Dewi yang berjudul “Tengah Malam di Kabukicho”, membuatku jatuh hati untuk mengulasnya.
Menurut aku, pemilihan judulnya sudah sangat menggoda. Siapa yang tidak mengenal salah satu area wisata terkenal di Jepang ini? Ya, Kabukicho. Tempat ini adalah satu-satunya tempat yang diingatkan pada kami, peserta wanita dalam pelatihan yang aku ikuti, oleh Group Coordinator kami masa itu, Michi-san. Mengapa? Karena Kabukicho adalah distrik hiburan yang sangat populer, khusus orang dewasa. Di sana, bukan hanya ada tempat makan, tapi juga pub, bar, diskotik, tempat hiburan dan host club atau bahkan love hotel. Michi-san menasehati kami yang berasal dari berbagai negara ini, untuk tidak pergi sendirian ke sana, sebaiknya berombongan dan dengan teman peserta pria, juga membawa uang tunai dan menghindari keributan serta saling menjaga satu sama lain.
Kabukicho, yang terletak di Shinjuku, merupakan lokasi yang selalu aku dan teman-teman lewati dalam perjalanan kami pulang dari pelatihan di Akebonobashi ke TIC Hatagaya, setiap hari dari Senin sampai dengan Jumat karena pergantian line/jalur subway menuju tempat tinggal.
Lalu ada apa dengan Tengah Malam di Kabukicho, yang diangkat kisahnya oleh Mbak Aprilia? Jujur, aku tersentuh, ada cinta yang tak biasa dari Keisuke, seorang host boy. Pertemuan di tengah malam yang tak disengaja itu membangkitkan rasa penasaran Keisuke pada Saryu, wanita yang berada di Kabukicho. Rasa penasaran itu membuat Keisuke menguntit Saryu yang juga tidak sengaja ditemui kembali dalam perjalanan dari Shinjuku ke Kasumigaseki.
Saryu membuat Keisuke jatuh hati dan ingin terus bertemu dengan Saryu setiap malam di Kabukicho. Hal lain yang sesungguhnya menjadi tujuan Saryu datang ke Kabukicho.
Mbak Aprilia berhasil menyampaikan kisah ini dengan menarik, bagaimana pertemuan antara Keisuke bersama Saryu berjalan begitu manis, demikian juga kebaikan hati Saryu mengajak Keisuke ke Kuil Hanazono untuk mencari peruntungan agar Keisuke dapat menjadi host boy kaya dan dapat menjadi seorang shimeisha.
Alur yang jelas dan dialog yang dalam tapi tidak terkesan “biasa” membuat tulisan ini menyenangkan untuk dibaca walau pada bagian akhir ada pesan yang ditinggalkan oleh Saryu untuk Keisuke, tapi itu menjadi sebuah harapan dan semangat bagi Keisuke. Pesan yang ditinggalkan, bagi sebagian orang, kadang membuat kita menjadi berduka tapi tidak bagi Keisuke.
Tulisan ini mengingatkan aku pada sebuah quote yang mengatakan bahwa “mature friendship are special kinds of friendships that last even when you don’t talk often. They are built on trust, respect and understanding”. Mungkin Keisuke dan Saryu tidak akan berjumpa lagi, tapi kekuatan keyakinan itu membuat Keisuke percaya suatu hari nanti akan ada malam lain bersama Saryu, yang juga telah mendoakan Keisuke pada pesan terakhirnya.
Keren Mbak Aprilia, salam literasi dan terus berkarya.
Segera miliki buku ASMARALOKA ini buat pembaca ulasan ini. Ada 33 kisah menarik lainnya, yang patut dibaca dan akan menguatkan kita dalam menjalani kehidupan ini. CINTA TIDAK PERNAH SALAH.
ASMARALOKA Cinta Tak Pernah Salah, buku antologi cerpen dengan penanggungjawab Kak Naomi Kanaya dan bimbingan pakar cerita romans pak Kurnia Effendi di kelas menulisnya Elfa Mediatama
Penyusunan buku antologi ini diawali dengan keikutsertaanku dalam kelas Menulis Cerita Romans, yang diselenggarakan oleh Elfa Mediatama. Kelas berlangsung dalam WAG dengan Pak Kurnia sebagai pematerinya, hanya satu hari, pada tanggal 1 Februari 2023 mulai pukul 19.00 sd 21.00. Selama Pak Kurnia menyampaikan materi, kelas dikunci namun peserta dapat mempersiapkan pertanyaan untuk ditanyakan.
Di akhir kelas, ada tugas yang mesti dikerjakan terkait cerpen yang akan ditulis. berupa penyampaian ide/premis dan sinopsis. Prosesnya cukup singkat menurutku, karena pada tanggal 3 Februari 2023, aku sudah submit sinopsis dan pada tanggal 12 Februari 2023, aku sudah mengirimkan naskah cerpen. Tanggal 13 Februari 2023, aku sudah menerima masukan atau feedback baik dari Pak Kurnia maupun dari Kak Naomi selaku PJ dan Editor. Walau terkesan agak ketat, aku suka dengan grup yang tepat waktu dan cenderung gercep – gerak cepat.
Tepat sebulan kemudian, kami sudah diminta melakukan pembayaran dan pemesanan. Seingatku, aku melakukan pembayaran pada tanggal 1 April 2023 dan pada hari Kamis, 27 April 2023, aku sudah menerima buku cantik setebal 348 halaman ini.
Ada satu tulisanku berjudul Melebur Hening, dengan setting lokasi di Ubud Bali dan tak ketinggalan secangkir kopi robusta. Pilihan cover yang pas dengan naskahku. Selain itu, ada 33 cerita lain yang tak kalah keren, dari para penulis jempolan. termasuk tulisan dari sang guru.
Oh ya bagi yang berminat, bisa menghubungi aku atau langsung ke Penerbit, buku cantik berwarna hijau sage ini diberi harga Rp 122.000,- nilai yang sesuai untuk kualitas naskah romans yang tidak murahan dan bukan abal-abal, dan juga sudah melalui proses editing dan kurasi. Selamat membaca dan salam literasi.
Lebaran atau Pulang Kampung, tentu menjadi tradisi turun temurun dan kerinduan bagi setiap orang yang tinggal di perantauan. Momen liburan dan bersilaturahmi ini sangat dinantikan anak rantau. Tapi tidak semua orang bisa melaksanakannya. Hasrat dan keinginan mesti ditunda, bukan hanya karena pandemi, namun juga karena kondisi keuangan atau kondisi yang lain.
Hati ingin melangkah pulang, tapi konflik batin terjadi mengganggu hati pikiran juga jiwa raga. Akankah aku diterima saat aku pulang? Haruskah aku pulang? Apakah kerinduanku sama besarnya dengan orang-orang di rumah? Berbagai gejolak timbul tenggelam, membuat hati jadi bimbang.
Ini Bukan Bang Toyib Stories, ini kisah yang berbeda. Yuk simak 29 kisah inspiratif dalam buku ini, yang dituliskan oleh penulis dari Komunitas Penulis Elfa Mediatama.
Ada satu kisahku di sana, yang berjudul Aku Sayang Bapak. Bapak lah, satu-satunya orangtuaku saat ini. Dan kesanalah, aku bersimpuh, dengan berbagai konflik batin dalam diriku.
Kuletakkan tas, lalu aku tersungkur memeluk kedua kaki Bapak yang semakin kurus itu. Aku menangis, membenamkan wajahku di atas kedua paha Bapak yang tertutup sarung itu. “Ini, aku, Rangga, Pak. Maafkan Rangga, Pak. Rangga sayang Bapak,” kataku. Lama kami terdiam dan akhirnya kedua tangan Bapak terasa hangat di punggungku. Bapak menunduk mencium rambut di kepalaku. “Alhamdulillah, Bapak ju-ga ka-ngen dan sa-sayang sama Rang-ga,” jawab Bapak dengan terbata-bata.
(delaras, hal 145)
Yuk silakan dipesan, ada banyak kisah yang mengharu biru hati. Pas sebagai hadiah di Hari Raya Idul Fitri, kembali pulang, kembali ke fitrah. Amin….
Edisi dwi bahasa baru Nature of Life – kumpulan puisi dalam bahasa Indonesia dan Inggris di halaman yang berhadapan – adalah koleksi unik dan menawan yang diperkenalkan dan diterjemahkan sendiri olehku, de Laras, seorang penulis dan blogger dalam hak pribadi karyaku. Buku ini adalah buku solo ke-11 dan buku solo yang pertama dihasilkan pada kwartal pertama tahun ini oleh de Laras.
Dalam pengantar buku ini, aku menyampaikan bahwa selain catatan kisah dalam puisi indah, juga karya foto yang aku kumpulkan dalam banyak perjalanan ke beberapa daerah di Indonesia. Seperti kita ketahui, Indonesia mempunyai banyak tempat indah.Terdapat 46 buah judul puisi dan 32 karya foto didalamnya.
Penulisan puisi dilakukan pada tahun 2019 sampai dengan 2021, saat pandemi melanda dunia. Sedangkan foto-foto diabadikan sejak tahun 2013. Sedikit banyak, karya ini dipengaruhi dengan apa yang terjadi pada masa pandemi. Ada perpisahan, kerinduan, namun juga ada harapan untuk keadaan yang lebih baik.
Nature of Life, yang berarti Alam Kehidupan, dipilih sebagai judul karena alam adalah keseharian kita. Semesta memberikan apa yang kita berikan pada apa yang kita berikan juga pada alam ini. Betapa keindahan sesungguhnya dapat bisa kita nikmati, apapun yang sedang kita alami dan rasakan. Kesedihan dan kebahagiaan sesungguhnya adalah bentuk dari respon kita pada semua kejadian dalam kehidupan ini.
Nature of Life terbit dan tersedia di Amazon, berkat jasa baik Mb Rini Valentina, yang juga memberi kata pengantar dalam buku ini. Demikian juga Dr. Bishakha Sarma, yang seorang Doktor di bidang linguistik dari Jawaharlal Nehru University, New Delhi memberi ulasan singkat mengenai isi kumpulan puisi ini.
Selamat membaca dan menikmati setiap baris kalimat dalam baitnya. Miliki buku Nature of Life melalui link Amazon berikut ini