Buku Baca – Baca Buku 2025 : Negeri di Bawah Naungan Sayap Malaikat

2025 Buku Negeri di Bawah Naungan Sayap Malaikat karangan Maya Surono, adalah buku pertama yang saya baca di tahun 2025 ini.

Buku ini berisi 40 kisah perjalanan Mbak Maya dengan Ibunda tercinta ke negeri-negeri yang pernah dikunjungi dan ditinggali para Utusan Allah, seperti Masjidil Aqsa, Kairo Mesir, Gunung Sinai dan Sungai Nil.

Sebuah buku yang menarik, memberi banyak sudut pandang dan kedamaian hati bagi aku dan pembaca tentunya.

Aku mengenal Mbak Maya, saat Mbak Maya menghadiri acara Bedah Buku dan Talkshow Novel pertamaku yang berjudul Keagungan Manah, Menepis Denting Nurani, pada tahun 2021. Saat itu Mbak Maya hadir menggantikan Mbak Rini, kakak dari Mbak Maya, yang aku undang dan adalah teman sealmamaterku di kelas Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Setelah itu beberapa kali kami bergabung dalam buku antologi, terutama buku antologi dari Pondok Antologi Penulis Indonesia. Akhirnya kami berjumpa lagi saat Launching Komunitas PAPI pada awal tahun ini. Senangnya bisa bertemu dan berfoto langsung dengan pemilik buku ini. Terima kasih banyak Mbak Maya, terus semangat berkarya


Peluncuran Komunitas dan HUT Pondok Antologi Penulis Indonesia (PAPI)

Community Launching atau Peluncuran Komunitas PAPI bersamaan dengan HUT nya yang ke-3 diselenggarakan di Perpustakaan Kemendikdasmen, yang bertepat di Jalan Jend. Sudirman (samping FX Building), Jakarta Selatan.

Pada tanggal 10 Januari 2025, komunitas Pondok Antologi Penulis Indonesia (PAPI) telah menginjak usia 3 (tiga) tahun, namun launching komunitas ini baru dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Januari 2025. Acara ini berlangsung dari pukul 08.30 sd selesai.

Acara ini dipandu oleh Kak Ifah, yang juga rekan Mbak Annie Nugraha, founder dari PAPI, dengan susunan acara

Dalam sambutannya, Mbak Annie menyampaikan bagaimana PAPI ini berawal dan sukaduka dalam mengawal penerbitan buku-buku PAPI. Berkesempatan juga tanya jawab dengan penulis yaitu Bu Indah Wibowo dan Kak Ika Patte.

Diselenggarakan pula pelatihan dengan topik Digital Branding for Writerpreneurship yang disampaikan oleh Dr. Ruli Nasrullah, M.Si., seorang ahli dan konsultan kehumasan serta digital marketing expert.

Dalam acara Ramah Tamah, Kak Ifah memandu dengan memberikan games dan pertanyaan menarik berhadiah buku tentunya dan sebuah karya indah dari Mbak Annie yang sangat unik, yang dimenangkan oleh Kak Ika.

Tak terasa, waktu bergulir terus sampai di penghujung acara.

Aku berkesempatan juga membawa 3 buku solo karyaku, buku kumpulan 10 cerita anak Aku dan Alam Semesta (ITB, 2019), Halusinasi Kopi (Stiletto, 2020) dan Novel Keagungan Manah (Ellunar, 2021).

Senangnya hari ini. Bertambah teman dan ilmu. Terutama dengan sahabat-sahabat lamaku, Teh Nunung dan Mbak Ari Dianing.

Salam literasi! Terima kasih Mbak Annie Nugraha dan Teman2 ???????????? Bagi yang berminat, silakan bergabung ya


Zoominar #14 Teks Narasi, Deskripsi dan Naskah Lomba GTK Inovatif

Terimakasih Komunitas Penulis Guru, Guru-guru PGRI, Collabowriter Publisher dan para narasumber untuk kebersamaan dan saling sharingnya malam hari ini. Semoga dapat saling menginspirasi dan mendatangkan manfaat. Aamiin

Zoominar #14, Sabtu, 16 November 2024, 19.00 – 20.30

Materi pertama mengenai Naskah GTK Inovatif disampaikan oleh Ibu Hj. Anita, S.Ag, M.Pd, yang telah menjadi Pemenang Juara I Lomba Kepala Sekolah Inovatif. Beliau menyampaikan pengalaman dan naskah yang telah disusun dan berhasil memenangkan perlombaan itu.

Selanjutnya aku sebagai Pemateri kedua menyampaikan mengenai Teks Narasi dan Deskripsi, apa yang dimaksud dengan teks narasi dan deskripsi, apa cirinya, bagaimana membuat teks narasi dan deskripsi menjadi menarik, dengan contoh dan latihan

Terakhir, paparan ketiga disampaikan Kak Desiana dari Collabowriter Publisher yang mengajak para peserta untuk dapat berkontribusi dalam penyusunan buku Antologi dengan menggunakan teknik penulisan yang telah disampaikan pada zoominar #14 hari ini.

Acara yang dimoderatori oleh Kak Anita, dilanjutkan dengan tanya jawab dengan peserta, yang sangat berantusias menulis.

#merdekamengajar#collabowriters#persatuangururepublikindonesia

#komunitasgurupenulis#tutwurihandayani#DeLaras


Oleh-oleh dari Baduy Luar : Tas Koja

Tas Koja yang dibuat warga suku Baduy ini terbuat dari kulit pohon Teureup. Tas ini tersedia dalam berbagai desain dan ukuran. Aku memilih ini, yang terkecil berukuran 20×10 cm, muat untuk 2 telpon genggam, 1 dompet kecil dan 1 buku notes, aku beli dengan harga rp 25 ribu saja.

Bendaterap atau tekalong (Artocarpus elasticus) adalah sejenis pohon buah yang masih satu genus dengan nangka (Artocarpus). Buahnya mirip dengan buah timbul atau kulur, dengan tonjolan-tonjolan serupa duri lunak panjang dan pendek, agak melengket. Nama ilmiahnya adalah Artocarpus elasticus.

Kegunaan

Buah benda yang telah masak dimakan dalam keadaan segar, bijinya dapat dimakan setelah direbus atau digoreng. Adapun kalau buah belum masak, tetap dimakan dengan dimasak terlebih dahulu.[11] Buah muda dari pohon benda atau yang juga disebut dengan teureup ini bisa digulai seperti nangka, dan yang sudah tua bisa dimakan langsung. Namun, buah benda lebih sering dimakan dalam keadaan matang.[12] Getah benda sering digunakan sebagai perekat untuk menjerat burung.[9] Masyarakat Minangkabau di waktu penjajahan Jepang menggunakan serat benda untuk celana, kisah ini diabadikan di dalam pantun Minangkabau ich ni san shi go rok, baju goni sarawa tarok. (Satu dua tiga empat lima enam (bahasa Jepang), baju goni celana serat tarok (benda).

(Wikipedia)

Ternyata banyak ya kegunaan dari pohon yang bisa mencapai tinggi 65 meter ini. mulai dari biji, buah sampai kulit pohonnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat suku Baduy menggunakan Tas Koja ini untuk berladang, bercocok tanam dan menangkap ikan. Tas ini juga tahan terhadap rayap, konon kabarnya tas ini akan membusuk secara alami saat pemakainya sudah tiada.

Proses pembuatannya, kurang lebih sama seperti proses dari bahan yang lain, kulit pohon dijemur, lalu dibuat menjadi serabut untuk benang, yang selanjutnya akan dirajut menjadi tas.

Ini adalah salah satu alternatif buah tangan dari Baduy Luar. Selain itu, ada juga dijual kopi, jahe merah, madu dan yang terutama adalah tenun khas Baduy yang dikerjakan sendiri oleh kaum perempuan di sana. Yuk menjelajah Baduy, untuk mengenali kehidupan mereka dan menikmati karya dan produksi untuk membantu perekonomian masyarakat di sana.


Jelajah Eksotika Baduy Bersama Wisata Kreatif Jakarta

Hari ini pertama kalinya, aku bersama teman-teman mengikuti Open Trip yang diselenggarakan oleh Wisata Kreatif Jakarta (WKJ), untuk menjelajah eksotika Baduy (Luar) selama kurang lebih 12 jam.

Yuk mari disimak keseruannya. Pertama, untuk bisa bergabung dalam trip ini, aku mendaftar melalui link yang tercantum dalam akun WKJ. Tentu sebelum mendaftar, pembayaran sudah dilakukan sesuai dengan nilai yang tertera pada flyer, yaitu Rp 350.000,-. Setelah melakukan pendaftaran, aku diundang masuk dalam WAG Tur Baduy.

Selanjutnya, dalam WAG Tur Baduy, Kak Ira Latief selaku Tour Guide kami, menyampaikan gambaran mengenai situasi dan rencana perjalanan ke Baduy Luar dan hal-hal apa saja yang mesti dipersiapkan.

Harga Tur Rp 350.000,- termasuk biaya sebagai berikut : Tour Leader (Ira lathief/ founder WKJ), transportasi PP dari stat Rangkas – Ciboleger Baduy (dg sewa Angkot Elf), makan siang di rumah orang Baduy, didampingi warga asli Baduy selama trip berlangsung dan Asuransi perjalanan. Harga belum termasuk tiping utk guide lokal orang Baduy (nanti ada saweran di akhir tur , jumlah bebas).

Menurut rencana perjalanan yang dibagikan, perjalanan akan berakhir di Desa Gajebo dan berfoto di Jembatan Gantung, namun karena kendala cuaca, kami hanya sampai di Lumbung dan menikmati air kelapa muda.

Masukan dan saran dari aku, karena tidak semua peserta suka berbelanja (termasuk aku), alangkah baiknya jika sesi belanja dapat ditempatkan di sesi terakhir atau dibatasi waktunya, sehingga tidak banyak waktu terbuang dan tujuan ke Desa Gajebo dapat tercapai, di luar kendala cuaca. Dalam perjalanan hari ini, pukul 16, kami sudah kembali ke Stasiun Rangkas Bitung. Terima kasih atas pendampingan Kak Ira dan Tim, ini hanya masukan agar lebih baik di kemudian hari.