Kisah Cerita Tiga Kalimat “SUWUNG”

Puji syukur dalam buku ini, ada 3 kisahku yang lolos kurasi dari 6 kisah yang aku kirimkan. Tidak banyak orang yang tahu, apa itu cerita tiga kalimat, yang biasa disebut dengan istilah TaTiKa. TaTiKa adalah cerita tiga kalimat, tiga kalimat utuh yang dirangkai menjadi satu cerita. Mudah? Ya mudah jika sudah terbiasa berlatih dengan diksi dan penggunaan kalimat efektif tapi sulit bagi aku, yang masih belajar.

Kemampuan menyimpan rahasia selalu diperlukan bagi yang ingin berhasil menulis tatika. Inti permasalahannya harus jelas. Tujuannya bisa mengharukan, menjengkelkan, menimbulkan rasa marah, tapi tetap menjunjung kearifan dan kebijaksanaan.

(Eka Budianta – sastrawan nasional dan penulis biografi)

Menulis tatika memang tidak mudah sebab hanya dalam tiga kalimat kita harus mampu bercerita secara utuh. Seorang penatika ditantang untuk kreatif berkalimat, kreatif pula bercerita. Jika kita berhasil menulis tatika dengan baik, kita akan mampu menulis, pentigraf, cerpen, bahkan novel. Mengapa demikian? Sebab kita sudah memiliki bekal mendayakan dan menggayakan kalimat.

(Tengsoe Tjahjono – penggagas dan penemu genre sastra tiga)

Mengenai pemilihan judul buku kumpulan Tatika ini, berikut penjelasan dari Prof Tengsoe Tjahjono

Suwung”, yang bermakna ‘kosong’, adalah realitas terdalam kehidupan, sumber penciptaan, yang tenteram-damai sepenuhnya, melampaui suka-duka, sunyi dari gejolak emosi, dan seterusnya.

Orang Jawa memahami “Suwung” sebagai ‘Kemahasadaran dan Kemahakuasaan’ dalam bentuk kekosongan yang memangku dan meliputi seluruh keberadaan (suwung hamengku ana).

Dengan menyelami dan menghayati Suwung, orang Jawa percaya akan membantu dirinya mampu: membebaskan diri dari ilusi kehidupan yang membuat hidup penuh tekanan, menyadari keagungan manusia dengan segenap potensinya untuk merasakan kebahagiaan, dan pada akhirnya dapat mentransormasi diri pada tataran energi murni untuk hidup berkelimpahan dalam penyatuan dengan Sang Maha Pencipta.

Sedangkan judul-judul tulisan yang lolos kurasi dalam buku ini, diantaranya adalah

TATIKA LOLOS KURASI “CERITA DI SEKITAR KITA”

Selamat bagi para sahabat penatika yang berhasil lolos karya tatikanya. Bagi yang belum berhasil, masih ada kesempatan untuk mengikuti proyek-proyek berikutnya. Salam 3 Jari.

  1. Adhita Didiet
    YAKIN KAMU BISA, KUSEMATKAN DI SINI, MEMUJI-MU. ATAS NAMA PERBENDAAN
    KEPALA SEKOLAH BARU
  2. Agustinus Indradi
    MOHON DOA, BUKAN TAKHAYUL, PEMBERIAN YANG TERAKHIR
    ADAKAH SEBUAH KEBETULAN, KURANG CERDIK, BEDA PERSEPSI
  3. AH Hasmidi
    ABU JENAZAH, LULUS
  4. Angelin K. Tahir
    TONTON, BUNGA ISTIMEWA, KERETA TERAKHIR
    NASI GORENG MERAH, DAHLIA UNGU PERTAMA
  5. Cak Inin Mukminin
    ANAK KEEMPAT, SEPATU LOAK, TERKEJUT 1000 KALI
  6. Cicilia Evie S.Rahardjo
    BAPAK PULANG, LOVE BOMBING, TEGA, SUWUNG, BADAI PHK
  7. de Laras
    KLINIK, TREMOR, TANPA SYARAT
  8. Denny Ketip
    KURIR PUISI, SUNYI, SEPEDA BALON, SARAPAN ANEH, KOLEKTOR PENA
  9. Dwi Hartati
    GENGGAMAN, BANDARA, LAGU FAVORIT

Nah penasaran kah dengan isi buku ini, bisa japri aku untuk memesan buku ini ya. Salam literasi


Membaca Raden Saleh “Pangeran Dari Timur” Episode ke-13

Membaca Raden Saleh melalui novel Pangeran Dari Timur bersama duo penulisnya pak Kurnia Effendi dan pak Iksaka Banu diselenggarakan di Balai Kota Bogor, 17 Juni 2023, pk 10 sd selesai.

Kami akan bersama membaca bab Eropa Lagi, yuk nikmati keseruan kami di Bogor.

MRS hari ini sungguh spesial karena diadakan bersamaan dengan HUT ke-1 Komunitas MRS dan HUT Kota Bogor ke-541. Ada kue dan tiup lilin dong? Tentu.

Puji syukur untuk acara yang sudah berlangsung dan sempat dihadiri Pak Walikota Bogor di tengah kesibukannya.

Bersama Wali Kota Bogor

Terima kasih Pak Kurnia dan Pak Iksaka Banu yang terus berbagi kisah buat kami.

Terima kasih Mbak Endah Sulwesi, MC dan Panitia untuk acara yang berlangsung OK dan konsumsi yang enak2 smp tdk berhenti mengunyah

Terima kasih bu Ietje Guntur untuk cerita perjalanan pagi ini, Mbak Yanki Hartijasti untuk foto2nya, Mbak Natasha, Renata Anggraeni, kak Danny, pak Peter, kak Ita Siregar, kak Maria dan teman2 semua untuk kebersamaannya.

Salam sehat selalu dan sampai jumpa di MRS berikutnya. Semoga semua tiba di rumah dengan selamat. Aamiin…

#DeLaras


Membaca Raden Saleh “Pangeran Dari Timur” Episode ke-12

Membaca Raden Saleh Episode ke-12 ini, dipilihlah bab pada hal 285 dari buku novel sejarah Pangeran Dari Timur, yaitu bab Penangkapan Dipanegara. Pembacaan Episode ke-12 ini diselenggarakan di Toety Heraty Museum, yang dulu dikenal dengan nama Galeri Cemara 6, beralamat di Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat. Acara dimulai pada pukul 10.00, dimoderatori Bu Debra M Yatim.

Sebelum pembacaan novel, Bu Ananda Moersid, Doktor Antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, menyampaikan sharingnya yang berjudul Re-invention of Tradition. Kami juga dapat melihat proses pembatikan pada hari ini dari adik bu Ananda dan Mbak Aryani Tina Sitio.

Pak Kurnia Effendi dan Pak Iksaka Banu, mengawali pembacaan dengan menyampaikan latar belakang penulisan Bab Penangkapan Dipanegara.

Seperti kita ketahui dalam Catatan Sejarah bahwa Dipanegara dianggap sebagai pemberontak oleh Pemerintah Belanda sehingga ia ditangkap dan diasingkan.

Diponegoro (1785-1855), keturunan Sultan Yogyakarta dan putra tertua Hamengkubuwono III, dilewati dalam suksesi takhta tetapi tidak melepaskan klaim kepemimpinannya di kalangan priyayi. Dengan deklarasi perang suci melawan penjajah dan proklamasi dirinya sebagai Ratu Adil, ia memberontak melawan sultan yang berkuasa dan pemerintah kolonial Belanda.

Dalam perang yang berlangsung 5 tahun berikutnya di sebagian besar wilayah Jawa Tengah, lebih dari 200.000 tentara Jawa dan 15.000 tentara Belanda tewas. Setelah serangkaian kemenangan besar, sebagian besar pemimpin pemberontakan ditangkap dan peperangan mencapai titik balik yang menguntungkan Belanda. Pada tanggal 28 Maret 1830, Diponegoro diundang oleh Letnan Hendrik Merkus de Kock ke wisma karesidenan di Magelang untuk menandatangani perjanjian perdamaian dan mengakhiri permusuhan. Ia ditangkap karena kebuntuan dalam negosiasi setelah menolak untuk mengakui statusnya sebagai pemuka agama umat Islam se-Pulau Jawa.

Kemudian ia dimasukkan ke dalam kereta ke Batavia (nama lama dari Jakarta), dari mana dikirim ke Manado di pulau Sulawesi; kemudian dipindahkan ke Makassar, di mana ia meninggal dalam pengasingan dua dekade kemudian. Diponegoro meninggalkan sejarah pemberontakan Jawa yang ditulis secara pribadi beserta autobiografinya

Pembacaan Bab Penangkapan Dipanegara kali ini, moderator memilih dua orang untuk membacakan satu halaman, dengan improvisasi pembacaan diserahkan pada tiap pasangan.

Lukisan Penangkapan Pangeran Dipanegara ini menjadi sangat begitu dikenal di dunia karena kemampuan Raden Saleh melukiskan peristiwa itu tersebut dari sisinya sebagai seorang pribumi, berbeda dengan karya seniman Belanda Nicolaas Pieneman dalam lukisan berjudul Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock (1830-1835).

Saleh melukis lukisan itu pada tahun 18561857, setelah itu ia secara pribadi menyerahkannya kepada Raja Willem III dari Belanda. Pada tahun-tahun berikutnya, kanvas ini disimpan di Istana Het LooDen Haag. Pada tahun 1978, lukisan itu disumbangkan kepada pemerintah Indonesia yang sudah merdeka, setelah itu dipamerkan di Museum Nasional Indonesia dan Istana Kepresidenan di Jakarta. Karena lukisan tersebut berada dalam keadaan yang buruk, lukisan tersebut sepenuhnya direstorasi pada tahun 2013. Kini lukisan tersebut menjadi bagian dari koleksi Museum Kepresidenan.

Salut pada duo penulis, yang menurut aku berhasil menghadirkan peristiwa Penangkapan Dipanegara ini dalam narasi sepanjang 10 halaman, dengan dialog dan gambaran peristiwa yang membuat aku semakin memahami gambaran peristiwa tersebut.

Kegiatan Membaca Raden Saleh bersama pembaca yang hadir ini, selalu kuusahakan untuk kuhadiri karena seperti disampaikan Pak Kurnia Effendi, pemilihan tempat penyelenggaraan diusahakan sedekat mungkin berhubungan dengan sang tokoh, yaitu Raden Saleh. Selain Bincang Batik dan Pembacaan Bab dari novel sejarah ini, kami juga bertemu dengan para pembaca yang lain, sesama pecinta sejarah dan pembaca buku tentunya, sehingga dalam acara ini juga diadakan Book War, agar kita juga terus menambah wawasan dan mau membaca banyak buku dari perbagai genre.

Acara ini tak terlepas dari kebaikan hati Mbak Endah Sulwesi, yang rajin menginformasikan kegiatan, mencatat peserta, mengurus konsumsi, mencatat registrasi dan banyak hal lain, yang kadang tak terpikirkan oleh peserta.Terima kasih Mbak Endah, sehat selalu ya.

Salam literasi, sampai jumpa di kegiatan MRS berikutnya.

Sumber Foto : Pribadi dan Teman2 di WAG Reading PDT


Peluncuran Buku Kumpulan Cerpen ASMARALOKA

Puji syukur LAUNCHING Antologi/Kumcer Roman Asmaraloka, 7 Mei 2023 di Baca Di Tebet.

Launching atau peluncuran sebuah buku baru, buat seorang penulis adalah sebuah pesta atau hajatan. Dan mungkin juga bagi penerbit. Mungkin terkesan berlebihan kalau mengatakan hal ini sebagai sebuah hajatan tapi memang demikian adanya. Di sana ada sebuah kegembiraan yang mesti dan atau bisa dirayakan. Seperti semacam sebuah pembuktian bahwa oh ternyata aku bisa juga menghasilkan sebuah buku.

Menulis sebuah antologi atau nulis bareng (nubar) buat aku pribadi menimbulkan semacam kegairahan tersendiri, beda rasanya dengan menulis buku solo, walau di satu sisi mempunyai buku solo juga suatu pencapaian yang pastinya membanggakan setiap penulis. Nubar itu berbeda, di sana kita berpacu bersama dengan banyak teman penulis, saling memberi semangat, saling menghargai satu sama lain, semua diputuskan berdasarkan kata sepakat, mulai dari ide sampai pemilihan cover bukunya. Seru kan?

Jadi menurut aku, penulis solo pun sekali waktu ikut nubar itu ada serunya karena selain belajar dari sesama penulis juga berinteraksi dalam banyak hal. Dalam satu buku antologi itu melibatkan banyak pihak, tentu ada mentor, PJ, penulis dari yang pemula sampai dengan senior. Kerap ada pertanyaan ide itu apa, sinopsis itu bagaimana membuatnya, yang dimaksud POV itu apa dan bagaimana contohnya. Buat yang senior ini merefresh, buat yang pemula ini tentu menambah wawasan. Yang senior itu mesti sabar mendengar pertanyaan yang terkesan, ah masak penulis ga ngerti yang seperti ini.

Singkat cerita, seru deh nulis bersama banyak orang. Nah, pada hari yang sudah beberapa minggu, aku nantikan, akhirnya tibalah waktunya peluncuran buku antologiku yang ke-5 di tahun 2023 ini. Dan buat aku, ini pertama kalinya hadir dalam peluncuran buku antologi karena jarang sekali penerbit mengadakan launching buku antologi, walau yang kali inipun launching berbayar.

Sempat ragu untuk datang karena pada pagi hari ada kegiatan HUT kantorku, BRIN, yang ke-2, namun puji syukur, semuanya bisa diatur, sangat sayang melewatkan kesempatan bertemu dengan penulis buku antologi ASMARALOKA, mentor, PJ dan penerbit.

Pk 15.00 aku sudah tiba di perpustakaan publik di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, yang bernama Baca DI Tebet. Acara dipandu langsung oleh Kak Naomi Kanaya. Diawali dengan makan sore sesuai pilihan, yaitu Nasi Goreng atau Spagethi Carbonara dan kopi susu atau es teh. Dimulai dengan sambutan dari Bu Fakhriah Ilyas dari Penerbit Elfa Mediatama. Lalu mentor Kurnia Effendi dan dari pihak Perpustakaan.

Acara mengalir sederas air hujan di luar ruang, sore itu. Diskusi dan tanyajawab yang disampaikan kak Naomi pada pak Kurnia berkaitan hal penyusunan urutan penulis pada Daftar Isi, julukan pak Kurnia sebagai pakar naskah roman dan banyak lagi. Selain itu ada pembacaan potongan bab dari beberapa penulis, yaitu kak Maria M Lapian,, Tomi Bustomi dan kak Fitrika Purnama Dewi. Acara dilanjutkan dengan peniupan lilin kue ulang tahun kak Jane Ardaneshwari yang juga merupakan penulis yang menjual buku terbanyak. Pembagian give away dan hadiah kuis, yang diantaranya dimenangkan Mbak Endah Sulwesi. Penandatanganan pada flyer dan pada buku oleh para penulis dan tentu foto bersama.

Terima kasih juga untuk Mbak Vincentia Anna yang sudah membawakan bolu batik buat semua yang hadir, yang tentu enak rasanya. Oh ya pengumuman review terbaik ditunda karena ada perpanjangan waktu sampai dengan 12 Mei 2023. Yuk bagi yang berminat membuat review, akan ada hadiah menarik dari kami.

Rasa bahagia berbuncah di dada, walau pulang dibawah rintik hujan. Senang bertemu teman penulis, senang dengan karya yang bisa dibawa pulang. Sampai berjumpa lagi, terus berkarya, jangan hanya sampai di sini, tetapkan tujuan pada siapa tulisan kita akan dibaca. Salam literasi

Foto : pribadi dan teman2

#delaras #asmaraloka #launchingasmaraloka #cintatakpernahsalah


Review : PERTEMUAN TAK TERDUGA YANG MENINGGALKAN JEJAK DI HATI

Memilih satu judul untuk diulas dari 34 tulisan yang keren, syahdu dan menyentuh hati, buat aku bukan hal yang mudah. Jujur, belum semua tulisan aku baca, semenjak buku ini kuterima pada tanggal 27 April 2023. Namun karena ada review challenge dari Kak Naomi selaku PJ, mau tak mau, aku harus menetapkan tulisan mana yang harus aku ulas. Dan akhirnya pilihan yang sulit, jatuh pada sebuah judul yang mengingatkanku pada kenangan 31 tahun yang lalu (1992). Kenangan berada di Jepang, yang masa itu saja sudah terkenal dengan teknologi dan hiruk pikuknya tapi masih menanamkan nilai budaya dengan amat kental dalam keseharian. Ya betul, tulisan dari Mbak Aprilia Nurmala Dewi yang berjudul “Tengah Malam di Kabukicho”, membuatku jatuh hati untuk mengulasnya.

Menurut aku, pemilihan judulnya sudah sangat menggoda. Siapa yang tidak mengenal salah satu area wisata terkenal di Jepang ini? Ya, Kabukicho. Tempat ini adalah satu-satunya tempat yang diingatkan pada kami, peserta wanita dalam pelatihan yang aku ikuti, oleh Group Coordinator kami masa itu, Michi-san. Mengapa? Karena Kabukicho adalah distrik hiburan yang sangat populer, khusus orang dewasa. Di sana, bukan hanya ada tempat makan, tapi juga pub, bar, diskotik, tempat hiburan dan host club atau bahkan love hotel. Michi-san menasehati kami yang berasal dari berbagai negara ini, untuk tidak pergi sendirian ke sana, sebaiknya berombongan dan dengan teman peserta pria, juga membawa uang tunai dan menghindari keributan serta saling menjaga satu sama lain.

Kabukicho, yang terletak di Shinjuku, merupakan lokasi yang selalu aku dan teman-teman lewati dalam perjalanan kami pulang dari pelatihan di Akebonobashi ke TIC Hatagaya, setiap hari dari Senin sampai dengan Jumat karena pergantian line/jalur subway menuju tempat tinggal.

Lalu ada apa dengan Tengah Malam di Kabukicho, yang diangkat kisahnya oleh Mbak Aprilia? Jujur, aku tersentuh, ada cinta yang tak biasa dari Keisuke, seorang host boy. Pertemuan di tengah malam yang tak disengaja itu membangkitkan rasa penasaran Keisuke pada Saryu, wanita yang berada di Kabukicho. Rasa penasaran itu membuat Keisuke menguntit Saryu yang juga tidak sengaja ditemui kembali dalam perjalanan dari Shinjuku ke Kasumigaseki.

Saryu membuat Keisuke jatuh hati dan ingin terus bertemu dengan Saryu setiap malam di Kabukicho. Hal lain yang sesungguhnya menjadi tujuan Saryu datang ke Kabukicho.

Mbak Aprilia berhasil menyampaikan kisah ini dengan menarik, bagaimana pertemuan antara Keisuke bersama Saryu berjalan begitu manis, demikian juga kebaikan hati Saryu mengajak Keisuke ke Kuil Hanazono untuk mencari peruntungan agar Keisuke dapat menjadi host boy kaya dan dapat menjadi seorang shimeisha.

Alur yang jelas dan dialog yang dalam tapi tidak terkesan “biasa” membuat tulisan ini menyenangkan untuk dibaca walau pada bagian akhir ada pesan yang ditinggalkan oleh Saryu untuk Keisuke, tapi itu menjadi sebuah harapan dan semangat bagi Keisuke. Pesan yang ditinggalkan, bagi sebagian orang, kadang membuat kita menjadi berduka tapi tidak bagi Keisuke.

Tulisan ini mengingatkan aku pada sebuah quote yang mengatakan bahwa “mature friendship are special kinds of friendships that last even when you don’t talk often. They are built on trust, respect and understanding”. Mungkin Keisuke dan Saryu tidak akan berjumpa lagi, tapi kekuatan keyakinan itu membuat Keisuke percaya suatu hari nanti akan ada malam lain bersama Saryu, yang juga telah mendoakan Keisuke pada pesan terakhirnya.

Keren Mbak Aprilia, salam literasi dan terus berkarya.

Segera miliki buku ASMARALOKA ini buat pembaca ulasan ini. Ada 33 kisah menarik lainnya, yang patut dibaca dan akan menguatkan kita dalam menjalani kehidupan ini. CINTA TIDAK PERNAH SALAH.

#reviuasmaraloka #cintatakpernahsalah #DeLaras


Kumpulan Puisi Dunia “The MIST”

Sesuatu yang menghalangi penglihatan, kerap juga menutupi hati, sehingga kita tak mampu meraih apa yang ada di depan kita, yang sesungguhnya sangat dekat

The MIST, yang diprakarsai mbak Rini Valentina telah terbit, antologi puisi dari penyair dunia dan terselip seorang saya, penulis yang sedang belajar bersyair. Bersyukur satu karyaku berjudul Kehilangan Di Balik Kabut, dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan satu karyaku berbahasa Inggris, terlambat submit.

Ada 89 penyair dalam dan luar negeri, yang luar biasa dalam buku ini, diantaranya ada Andreyna Herrera dari Bolivia, Paromita Mukherjee dari India, Ynes Carpinter dari Venezuela dan Zana Coven dari Italy.

Prolog disampaikan oleh Edita Lorena Almarza dari Chile dan Esmeralda Mendez dari Costa Rica.

Buku terbitan Harfa Creative, setebal 242 halaman, dibalut cover berwarna kebiruan yang sejuk dengan cover depan bukit yang berkabut. Cetakan pertama bulan Maret 2023 dalam ukuran buku 14×20 cm. Mudah dibawa kemana-mana, ditambah ukuran dan jenis font yang pas di mata.

Menutup postingan ini, mengutip yang disampaikan Edita Lorena, potongan bait karya Charles Bukowski,

Cinta adalah kabut yang membara dengan matahari sebagai realitasnya

Salam literasi


ASMARALOKA, Cinta Tak Pernah Salah

ASMARALOKA Cinta Tak Pernah Salah, buku antologi cerpen dengan penanggungjawab Kak Naomi Kanaya dan bimbingan pakar cerita romans pak Kurnia Effendi di kelas menulisnya Elfa Mediatama

Penyusunan buku antologi ini diawali dengan keikutsertaanku dalam kelas Menulis Cerita Romans, yang diselenggarakan oleh Elfa Mediatama. Kelas berlangsung dalam WAG dengan Pak Kurnia sebagai pematerinya, hanya satu hari, pada tanggal 1 Februari 2023 mulai pukul 19.00 sd 21.00. Selama Pak Kurnia menyampaikan materi, kelas dikunci namun peserta dapat mempersiapkan pertanyaan untuk ditanyakan.

Di akhir kelas, ada tugas yang mesti dikerjakan terkait cerpen yang akan ditulis. berupa penyampaian ide/premis dan sinopsis. Prosesnya cukup singkat menurutku, karena pada tanggal 3 Februari 2023, aku sudah submit sinopsis dan pada tanggal 12 Februari 2023, aku sudah mengirimkan naskah cerpen. Tanggal 13 Februari 2023, aku sudah menerima masukan atau feedback baik dari Pak Kurnia maupun dari Kak Naomi selaku PJ dan Editor. Walau terkesan agak ketat, aku suka dengan grup yang tepat waktu dan cenderung gercep – gerak cepat.

Tepat sebulan kemudian, kami sudah diminta melakukan pembayaran dan pemesanan. Seingatku, aku melakukan pembayaran pada tanggal 1 April 2023 dan pada hari Kamis, 27 April 2023, aku sudah menerima buku cantik setebal 348 halaman ini.

Ada satu tulisanku berjudul Melebur Hening, dengan setting lokasi di Ubud Bali dan tak ketinggalan secangkir kopi robusta. Pilihan cover yang pas dengan naskahku. Selain itu, ada 33 cerita lain yang tak kalah keren, dari para penulis jempolan. termasuk tulisan dari sang guru.

Oh ya bagi yang berminat, bisa menghubungi aku atau langsung ke Penerbit, buku cantik berwarna hijau sage ini diberi harga Rp 122.000,- nilai yang sesuai untuk kualitas naskah romans yang tidak murahan dan bukan abal-abal, dan juga sudah melalui proses editing dan kurasi. Selamat membaca dan salam literasi.


RASINA, sebuah Novel Sejarah karya Iksaka Banu

RASINA – sebuah novel, karya Iksaka Banu

Novel sejarah ini akan jadi PR yang harus segera diselesaikan, disamping dua novel lainnya yang juga hampir rampung dibaca yaitu Clavis Mundi nya @cdonnaw dan Pangeran dari Timur nya pak @kef_batik dan pak Banu.

Novel keren yang berkisah tentang Rasina ini, risetnya dilakukan sejak 2017, menurut pengakuan Pak Banu. Blurbnya sudah bikin penasaran bukan.

Selamat Pak Banu, novel seperti ini membuat orang awan seperti saya, yang lahir sekiarn ratus tahun dari masa itu, termangu-mangu sampai terkagum-kagum dengan hati yang bergejolak membacanya.

“Sejarah adalah masa lalu, yang tak mungkin kita ubah. Tapi dari sejarah, kita dapat memperbaiki masa depan” ~ de Laras

novelsejarah #rasina #iksakabanu @penerbitkpg