Nikmatnya Blueberry Chizz

Hari ini adalah hari ulang tahun suamiku yang ke – …. (yang berbeda 7 tahun dari aku, nah itung sendiri ya). Sejak kecil aku memang tidak dibiasakan orangtuaku untuk mengadakan syukuran (baca : pesta) yang berlebihan dalam merayakan hari ulang tahun, selain karena kondisi keuangan, juga karena tidak diperlukan rasanya melakukan keriaan yang terlalu berlebihan. Namun, kuingat ibu selalu menjadikan hari ulang tahun sebagai sesuatu yang spesial buat kami dengan nasi kuningnya. Ini pun yang sebenarnya ingin kulakukan di hari ini, tapi hari ini jatuh di tengah minggu dan biasanya kesibukan membuat nasi kuning dan pernik-perniknya dilakukan di akhir minggu, yaitu hari Sabtu atau Minggu. Niatku, hari Sabtu saja kita rayakan ultah papa, kataku kepada si sulung, tapi anakku tetap memaksa, ga apalah ma, sekarang saja kita bikin. Anakku yang kebetulan sedang libur sekolah karena rapat guru menyanggupi untuk memesan kue ulang tahun suamiku.

Jadilah, kami merayakan ulang tahun suami-ku berlima saja (karena ibu sudah tidur) tanpa nasi kuning komplit dengan sederhana dan penuh rasa syukur, diawali dengan berdoa untuk mensyukuri pemeliharaan Tuhan pada suami dan papa dari ketiga anakku, serta memohon pimpinan NYA di sepanjang hidup suamiku dan merayakan syukuran sederhana ini sambil menikmati makanan pesanan kami dan nikmatnya lumeran lapisan cake blueberry cheesecake dari chizz …. terimakasih Tuhan sudah memimpin hidupnya hari lepas sehari dengan sempurna… 🙂

Foto menyusul ya


The Sunday 13 th

Hari Minggu, 7 Agustus 2011, adalah ulang tahun anakku yang kedua, Leona Aditia Arum Silalahi, yang biasa dipanggil dengan Arum, yang menginjak usia ke-13.

Sambil mengenang bagaimana proses ia dilahirkan karena posisinya yang sungsang, kepala diatas dan sudah berusia 10 bulan dalam kandungan, sehingga aku harus dirangsang agar dapat berkontraksi melalui obat dan induksi, membuat aku mensyukuri berkat Tuhan yang tak putus-putusnya memelihara Arum dari waktu ke waktu, kupersiapkan Makan Siang di hari Minggu itu untuk keluarga kami.

Nasi Kuning adalah menu wajib dan harus ada dalam setiap syukuran ulang tahun dalam tradisi keluarga kami, apapun lauknya, walau hanya dengan bawang goreng saja, tetap harus ada nasi kuning.

Seperti biasa, acara diawali dengan doa dan tiup lilin pada kue ulang tahun, juga Arum mengucapkan Make a Wish (yang hanya ia sendiri yang tahu, apa isi doa dan harapannya).

Setelah makan dan tiup lilin, waktunya foto bersama (tapi ternyata hanya sebagian ya, yang cowok-cowok pada main basket)

nah yang cowok-cowok nih pada main basket di taman

setelah itu …buka kado doong….

Foto bersama bude dan tante

 

dan….dicium mama….selamat ulang tahun ya Arum, kiranya Tuhan selalu menyertai setiap langkah hidupmu dan tercapai apa yang kau citakan, utk menjadi anak yang berbakti kepada Tuhan.

Selamat ulang tahun Arum

 


Renungan di Ulang Tahun Pernikahan

Hari ini, 28 Oktober 2010 adalah hari ulang tahun pernikahanku yang ke-15, tidak ada yang spesial pada hari ini, malah terjadi sedikit keributan mengenai anak anjing kami yang menggonggong sepanjang malam karena kucing tetangga melahirkan. Beh pagi-pagi sudah bertengkar karena suami ingin anak anjing kesayanganku dibuang saja 🙁

Yaa kembali membahas mengenai ulang tahun pernikahanku, membuat aku menjadi berkeinginan untuk sedikit melakukan introspeksi diri dan merenung sejenak, apakah yang sesungguhnya terjadi dalam 15 tahun usia pernikahanku dengan suamiku.

Iseng-iseng aku membuka Google dengan kata kunci “Menikah itu Mudah”, muncullah sekitar 1.200.000 hasil posting yang menyatakan bahwa Menikah itu Mudah. Lalu aku mulai membuka satu per satu postingan tersebut, secara acak saja, ternyata yang menyatakan bahwa Menikah itu Mudah kebanyakan adalah para event organizer wedding dan pre wedding….tentu saja mereka memberikan tawaran menarik serta mengganggap Menikah itu Mudah agar para calon pengantin menghubungi mereka. Wow tawaran yang menarik sekali. Malah mereka menambahkan dengan mengatakan Menikah itu Mudah dan Murah, hanya dengan sekian juta, anda sudah bisa menikah di hotel berbintang dan bla bla bla…

Betulkah Menikah itu Mudah? Apalagi Murah? Mungkin betul, tapi kemungkinan juga tidak. Aku sendiri merasakannya 15 tahun yang lalu. Setelah kata Cinta diucapkan dan sepakat berkomitmen unrtk Menikah, justru bukan hal yang mudah, banyak tahapan yang harus kami lakukan setelah komitmen itu dibuat, yang pertama aku lakukan tentu memberitahukan orang tua dan keluarga.Selesai pemberitahuan pada keluarga inti, ayah melanjutkan ke tahapan ke keluarga besar, yang tentu, tidak semulus yang dibayangkan (aku generasi pertama yang menikah dengan pria luar Jawa dalam turunan Eyang dan Eyang Buyut dari pihak ayah, apa iya, coba kita konfirmasikan lagi 😉 )

Selanjutnya kedua belah pihak sepakat bertemu, untuk berkenalan, pertunangan pada 17 April 1995 (pada hari ulang tahunku yang ke-27) dan persiapan pernikahan mulai dibuat. Mulai dari mengurus persyaratan pernikahan di Gereja, mencari gedung untuk acara adat dan resepsi dan terutama lagi tata cara adat pernikahan yang akan kami gunakan dan karena aku sendiri berasal dari keluarga Jawa sedangkan suami dari keluarga Batak, maka kedua adat itu kami ambil keduanya dan tentu dengan segala konsekuensinya.

wed2

Jadi, Menikah itu mungkin mudah, mungkin juga tidak. Sekarang, yang menjadi poin utama adalah bagaimana aku menjalani kehidupan pernikahanku ini. Tentu bukan suatu hal yang mudah. Memegang komitmen untuk bersedia Menikah dan mengucapkan Janji Nikah di hadapan Tuhan dan Jemaat di depan altar suci gerejaku pada pagi hari, 28 Oktober 1995, dimana aku mengucapkan..Aku akan mengasihimu, baik dalam suka maupun duka, saat kekurangan maupun kelimpahan, saat sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan kita….wah wah ga semudah itu memegang janji itu ternyata, aku harus bertanggungjawab kepada Tuhan jika mengingkarinya.

Perkawinan adalah sakramen yang menyatukan pria dan wanita Kristen sebagai suami dan istri. Suatu kontrak seumur hidup yang sakral, dimana dua manusia yang sudah dibaptis, laki-laki dan perempuan, mengambil keputusan untuk hidup bersama-sama dalam suka maupun duka sampai maut memisahkan mereka.

Awal pernikahan bukan dilalui tanpa masalah atau gesekan, kami berasal dari dua keluarga besar yang berbeda adat dan istiadat. Masing-masing memegang norma apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan seorang laki-laki dan perempuan. Belum lagi kebiasaan makan dan rasa makan. Aku yang biasa hidup sederhana walau keluarga kami cukup, namun karena kecukupan kami diperoleh oleh orangtuaku dari bekerja keras sejak masa mudanya, maka kami menjadi terbiasa hidup seadanya, sak madyo, kata bapakku. Kami biasa hanya makan nasi, tahu tempe dan sayur saja, namun tidak seperti ini menurut suami, bagi dia, tahu dan tempe bukanlah lauk, harus ada daging atau ikan dalam menu makan kami. Hmh..belum lagi urusan rasa sambal, aku suka sambal yang pedas manis sedangkan suami tidak suka sambal yang manis 😀

Belum lagi perbedaan antara harapan dan kenyataan terhadap pasangan, mungkin suami mengharapkan aku adalah seorang yang pandai memasak, ternyata kemampuanku untuk urusan masak memasak ini, hanya pas-pasan saja. Lalu suami mengharapkan menikah dengan seorang wanita Jawa yang penurut tapi ternyata aku paling suka memberi argumen dan ingin setiap jawaban memiliki alasan.

Penyesuaian dalam banyak hal terjadi, terutama dalam menghadapi masa-masa sulit seperti anak sakit, pasangan sakit, kematian anggota keluarga atau kerabat, perbedaan pendapat anak-anakku dengan kami, orangtuanya, masalah manajemen waktu di rumah kala tidak ada pembantu, pembagian kerja dalam rumahtangga, dan yang paling berat adalah saat kami tidak mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, seperti membeli beras dan membawakan bekal makanan untuk anak-anak ke sekolah, belum lagi kehadiran ibuku yang pada tahun 2008 mengalami stroke ringan dan kemudian berada di tengah-tengah keluarga kami. Bersyukur untuk kebaikan hati suami, turut menjaga dan merawat Ibu.

Banyak masalah, kalau itu dianggap sebagai masalah, atau sesuatu yang harus dibahas dan diselesaikan dan tentu saja, tidak selalu aku memiliki kepala yang dingin dan hati yang lapang, karena kelelahan di pagi hari mengurus ini dan itu sendiri, bekerja di kantor, pulang pergi dengan kendaraan umum, belum lagi mesti membimbing anak belajar, kembali ke rumah, mesti menyiapkan makan malam dan ini itu….oh tentu saja sekali lagi, tidak mudah, tidak mudah, namun juga bukanlah suatu hal yang sulit atau tidak bisa diselesaikan.

Pernikahan bukanlah hanya semata-mata mencintai dengan menggebu-gebu, namun menjaga api cinta itu agar tidak redup dan tetap menyala di tengah-tengah hubungan bersama pasangan dan dalam keluarga, hanyalah dapat dilakukan dengan kesadaran penuh bahwa aku dan pasangan telah berjanji di hadapan Tuhan, untuk selalu bersamanya dalam keadaan apapun dan akan selalu mengasihinya di sepanjang hidupku. Dengan dasar inilah, KASIH, aku yakin Tuhan akan selalu menyertai kehidupan pernikahan kami berdua. Kuatkan kami ya Tuhan, untuk tetap saling mengasihi dan mensyukuri penyertaanmu dengan kehadiran tiga anak kami, bukti dan buah cinta kasih kami berdua. 🙂 🙂 🙂

Perkawinan dinyatakan oleh TUHAN sendiri, dalam ayat berikut dibawah ini

“TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.'” Kejadian 2:18

“Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.” Kejadian 2:21-22

“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. ” Kejadian 2:24

“Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Matius 19:5-6

  • Indah Fajarwati waaaah….happy anniversary ya bu, ribut2 kecil itu cma bumbu dalam rumah tangga,hehe…
    moga langgeng ya bu mpe kakek nenek, amiiin….

    October 29 at 12:30pm · · 1 personLoading…
  • Diadjeng Laraswati H ?@ Indah..trims mb, kemarin, pas Sumpah Pemuda…

    October 29 at 12:32pm ·
  • Rosida Simanihuruk congrat ya kakakku. GBU.

    October 29 at 1:28pm ·
  • Barmen Brevis Lumbantoruan wah mantap bu, renungan ini tentunya bukan sebatas renungan tetapi refleksi perjalanan sebuah keluarga. mudah2an bermanfaat bagi yang membacanya. tuhan memberkati ibu & keluarga.

    October 29 at 1:31pm · · 1 personLoading…
  • Rayndra Prasat Selamat ya….mudah2an slalu rukun

    October 29 at 1:39pm · · 1 personLoading…
  • Triyunita Pakpahan Salamat ma di hamu berdua juga utk anak2 yg Tuhan hadirkan dlm rumah tangga kalian berdua

    October 29 at 1:44pm · · 1 personElrida Suryani Harahap likes this.
  • Whita Kutsuki happy anniversary ya mba..eh iyaa salam kenal yoo.. hehehe

    October 29 at 5:25pm · · 1 personLoading…
  • Anggar Santoso Happy Anniversary ke 15 ya Ajeng, Semoga Ajeng dan keluarga dalam lindungan Allah. Amin

    October 29 at 6:08pm · · 1 personLoading…
  • Anita Yustisia Jeng selamat yah sudah menempuh pernikahan dengan bahagia…semoga bisa langgeng selamanya…amin

    October 29 at 6:16pm · · 1 personLoading…
  • IDa Butet Selamat ya Edaaaaaaa ……. Tuhan berkati, Amin

    October 29 at 6:39pm · · 1 personLoading…
  • Aswanti Hartono itulah bumbunya…ribut..rukun…ribut…rukun… u/ ngrasain manis hrs pernah ngrasain hambar dulu spy manisnya terasa nikmat.. sama-lah maknanya dengan perkawinan… selamat ya Jeng…nikmatilah segala rasa itu…bersama2..pasti indah pada waktunya!! GBU all.

    October 29 at 11:51pm · · 1 personLoading…
  • Diadjeng Laraswati H ?@ all…trimksh atas doa dan perhatiannya..trimksh jg sdh mampir ke blogku di //laraswati.com..trimksh, sekali lg trimksh…hari gini, ndak mudah ya mnjalani hidup prnikahan, begitu bnyk hal yg hrs dihadapi, dr debur air yg mnyegarkan smp ombak yg mngayun-ayun bahtera rumahtangga…namun hny dgn PERCAYA sj pd Tuhan krn Tuhan yg mempertemukan kami berdua smp di dpn altar…jadi ya, smg kami berdua trus dipimpin utk jalan sama2 smp akhir…amin

    October 30 at 7:22am ·

Bandar Jakarta, Alam Sutera, Serpong

Hari Sabtu, 7 Agustus 2010, adalah hari ulang tahun anakku, Leona Aditia Arum, yang ke – 12. Anak yang dulu terlahir dalam keadaan sungsang, kaki keluar lebih dahulu ini dan satu-satunya yang membuat aku harus diinduksi beberapa jam, telah bertumbuh menjadi seorang anak remaja, yang sangat aktif dan tidak takut pada apapun dan siapapun, kecuali kepada Tuhan saja.

Biasanya, kami jarang sekali merayakan ulang tahun di luar rumah, tapi kali ini, kami berlima saja pergi makan di luar. Kami memilih hari Minggu, 8 Agustus 2010, setelah kebaktian hari Minggu siang. Kami memilih makan di Bandar Jakarta, Alam Sutera, karena letaknya tidak terlalu jauh, kami semua suka makanan laut dan yang ketiga, kami belum pernah ke Bandar Jakarta yang disini.

Siang itu, sedang terik-teriknya ketika kami tiba di BJ, dan karena jam makan siang, lahan parkir mulai penuh, sempat kami berputar 2 kali dan akhirnya Puji Tuhan, dapat parkir mobil di tempat yang lumayan sejuk, dibawah pohon. Kami menuju resto BJ yang board nya terpampang dan tampak terlihat jelas dari luar. Sampai disana, ada pelayan yang menanyakan berapa jumlah orang dalam rombongan kami dan kemudian mengarahkan kami ke tempat yang bernama Pasar Ikan. Eits jangan bayangkan Pasar Ikan yang jorok ya? Pasar Ikannya bersih dan tertata dengan rapi, ada kelompok ikan, udang, kepiting, kerang, dalam berbagai jenis.

Mulailah kami bersama-sama, berjalan dan memilih, mula-mula kami memilih Ikan Kakap Merah seberat 0.32 kg dengan harga Rp 87.000,- per kilogram, yang menurut saran pelayan, cocok dimasak dengan cara tim dengan saus Hongkong, ok kami setuju, namun akhirnya ikan ini kami bawa pulang untuk oleh-oleh Eyang di rumah. Berikutnya kami memilih Kerang Hijau seberat 0.71 kg dengan harga Rp 17.000,- per kilogram, kerang ini kami minta dimasak saus tiram. Udang Pancet ukuran sedang, dengan harga Rp 78.000,- per kilogram, sebanyak 0.58 kg, kami pesan untuk dimasak dengan goreng saus mentega. Kakak Dita juga memilih seekor kepiting jantan (kata pelayan, kepiting banci, karena bertelur sedikit) dengan berat 0,61 kg seharga Rp 68.000,- per kilogram nya, dimasak saus Padang. Terakhir, suamiku, memilih Ikan Kuwe berdaging tebal untuk dibakar, tidak pedas. Selesai memilih ikan dan kawan-kawan, aku ikut ke bagian penimbangan dan pemesanan makanan lain, seperti sayur cah kangkung. Sementara suamiku dan anak-anak mencari tempat duduk.

Maklum karena jam makan siang dan hari Minggu pula, tempat penuh dan banyak yang sudah dipesan, akhirnya kami mendapat tempat duduk yang cukup hangat seperti suasana di pantai (hahaha) karena tidak dapat tempat di saung-saung. Okelah, kami duduk dan mulai memesan minuman. Nah ternyata disinilah letak ‘keseimbangan’ resto ini, sebelumnya nampak harga bahan makanan tidaklah terlalu mahal, juga dengan cooking charga sekitar 10% dari total pembayaran, namun harga minumannya yang tidak tanggung-tanggung, muahaal nyaa…..1 gelas jus alpukat seharga Rp 22.500,-, 1 gelas jus orange yang rasanya asam (biar sudah minta ditambah gula) harganya Rp 25.000,- , es kelapa muda dengan batoknya diberi harga Rp 22.000,- dan 1 mangkuk es campur dengan nama cantik Cocktail Tazmania Float diberi harga Rp 22.000,-. Selain itu 1 porsi kangkung cah polos diberi harga Rp 12.000,- sedangkan bakul nasi pertama untuk 5 orang gratis, bakul kedua kena harga 5 x Rp 7.000,- per porsi.

Total untuk acara makan siang kami hari itu, kami mengeluarkan dana sebesar Rp 391.000,- Harga yang cukup lumayan, karena makanan dimasak dengan enak dan kami puas. Terimakasih Tuhan untuk kenikmatan di hari ulang tahun Arum dan perlindungan Mu untuk nya.