Titik Finish

Rafting bukan hanya soal mencapai tujuan titik finish pertama kali, namun juga mencapai tujuan dengan boat nya dan penumpang lengkap, selamat sampai tujuan.

IMG-20191129-WA0049 IMG-20191129-WA0050

IMG-20191205-WA0053Percuma kan boat sampai hanya dengan dua tiga orang dan nahkoda tidak tahu awak nya tertinggal dalam arus jeram.

IMG-20191205-WA0055IMG-20191205-WA0054I love rafting, kita belajar banyak hal, menikmati alam, bercanda bersama teman, namun harus tetap waspada karena ada titik-titik seperti pusat arus dan batu besar serta arus yang deras yamg mesti kita lalui.Sebelum rafting pun, banyak hal yang mesti kita persiapkan, seperti pemanasan dan memahami prosedur keselamatan.

IMG-20191205-WA0057IMG-20191129-WA0061

IMG-20191129-WA0055IMG-20191205-WA0056#raftingsungaiserayu

Foto : Pribadi dan BTP

Jumat, 29 Nov 2019


Selamat Jalan Eyang BJ Habibie

Bangsa Indonesia kembali kehilangan seorang Putra Bangsa terbaiknya, Bapak (Eyang) BJ Habibie (Presiden Republik Indonesia yang ke-3).
hab

Aku tidak mengenal beliau secara pribadi. Namun sebagai salah seorang pegawai di lingkungan lembaga yang beliau bentuk, aku banyak mendengar dan mengenal beliau melalui cerita dari teman-teman dan pegawai senior.

Pernah beberapa kali mendengar pidato beliau pada acara-acara HUT BPPT. Pidato beliau selalu menginspirasi dan memberi semangat. Selalu. Kadang membuat kita, yang muda-muda, menjelang madya, ini menjadi malu dengan sang Founding Father yang terus semangat, berjalan dan berbicara di depan podium, di hadapan ribuan pegawai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Beliau tidak pernah kenal lelah dan otaknya selalu berpikir mengenai kondisi bangsa ini.

Pak Habibie adalah sosok yang cerdas dan itu diakui oleh banyak orang. Beliau juga sosok yang pemberani, berani mengatakan ya dan bertindak tanpa rasa takut kalau hal itu memang benar adanya. Pak Habibie sangat amat peduli pada perkembangan dan kemajuan pembangunan bangsa Indonesia. Bukan hanya infrastrukturnya tapi juga manusianya. Banyak sekali kata-kata yang membangun dari beliau untuk anak bangsa ini, agar mau belajar dan tidak bermalas-malasan, salah satunya.

Kecerdasan juga tidak cukup, harus diseimbangkan dengan cinta (kasih) dalam bentuk kepedulian. Bisa jadi kita cerdas tapi kita tak melakukan apa-apa untuk bangsa ini. Tidak ada gunanya bukan. Begitu kira-kira aku menerjemahkan pernyataan beliau ini, karena demikian sudah bentuk nyata beliau sebagai bapak bangsa.

Cinta dan Kecerdasan Harus Seimbang

“Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup”

Ada dua makna yang terkandung dalam tulisan di atas, yang pertama, kecerdasan akan menjadi berbahaya, bila tidak dinyatakan dalam bentuk kepedulian. Cerdas hanya untuk diri sendiri. Cerdas yang tak memberi dampak. Sedangkan yang kedua, segala sesuatu pasti ada ilmunya, bahkan cinta-pun apabila tidak ada ilmunya akan terasa hampa

Hanya Anak Bangsa Indonesia yang Berhak Membangun Indonesia

“Kalau bukan anak bangsa ini yang membangun bangsanya, siapa lagi? Jangan saudara mengharapkan orang lain yang datang membangun bangsa kita.”

Kepedulian ini beliau buktikan dengan banyaknya Program Pendidikan
Dalam dan Luar Negeri, yang beliau prakasai di masa lalu, seperti Beasiswa IPTN, Program Overseas Fellowship Program (OFP), Program Science and Technology for Industrial Development (STAID) dan masih banyak lagi.

Peluang-peluang mengenyam pendidikan untuk mencerdaskan dan memintarkan anak bangsa dilakukan beliau dalam satu karya nyata.  Anak bangsa berhak membangun bangsa. Berhak berarti memperoleh kesempatan, bukan hanya wajib. Karena suatu yang wajib, akan menyusul kemudian ketika seseorang yang telah dibiayai untuk bersekolah ke luar negeri dengan biaya Pemerintah, kembali ke tanah air atau berkarya dari mana pun, membangun untuk bangsa ini.

Beliau telah tiada di alam nyata, tapi semangatnya selalu ada memenuhi relung sanubari orang yang mengenal dan terinspirasi oleh beliau. Seorang teman, Indy Hardono,mengatakan dalam update statusnya pagi ini

“Orang besar adalah orang yang tidak mengenalmu tqpi ia mengubah hidupmu. Ia tak mengenalmu tqpi ia memgantarkammu menjemput mimpi mu. Semua memang berawal di akhir dan berakhir di awal. Seperti sering kau katakan. Selamat jalan Pak Habibie. Selamat kembali Ke Titik Awal”

Seorang teman yang lain bertanya, mengapa ia merasa begitu sedih, padahal tidak mengenal beliau, lalu aku menjawab :

Karena yang kita pelajari adalah softside beliau pak. Saya juga ga pernah ketemu langsung. Melihat juga dari jauh. Beliau di podium, saya di kursi auditorium. Kenal beliau dari teman2 lama dan pegawai senior, tapi rasanya beliau menginspirasi sekali dan selalu kena di hati. Selain itu, karena kita adalah karyawannya, kita berada di institusi yang beliau bangun, dari nol.

20190912_133628

Semoga Eyang (Bapak) Prof Habibie mendapat tempat terbaik di surga. Aamiin.. (11 September 2019)


Satu Tim, Satu Pikiran

Idealnya, seyogyanya, seharusnya…..sebuah tim ya seperti ini, tim merupakan kumpulan dari banyak orang (banyak tangan, banyak anggota tubuh), namun mempunyai satu pikiran, layaknya TUBUH.
 
Seluruh anggota tubuh dikendalikan oleh satu pikiran, menuju pada satu tujuan. Anggota tubuh tidak bergerak sendiri-sendiri. Bayangkan apa jadinya dengan anggota tubuh yang bergerak bersama, pada saat yang sama, tapi menuju ke tempat tujuan yang berbeda, atau bahkan tak tahu akan menuju kemana?
 
Inikah yang namanya sebuah tim mengalami “PERUBAHAN” ? 
Perubahan dengan bergerak bersama menuju satu arah tujuan, demikian sejatinya perubahan yang memberi manfaat pada organisasi dan anggotanya
 
“Change is worthless if it’s going in the wrong direction or may be there is no direction”
 
mind
#selfreminder thank you for the pict..

Pura Poten, Pura Masyarakat Suku Tengger Bromo

Setelah melihat sunrise di Pananjakan sejak subuh tadi, dilanjutkan ke Pasir Berbisik dan Padang Savana, perjalanan dilanjutkan ke lokasi wisata terakhir yaitu menuju Kawah Bromo. Di pelataran parkir beberapa ratus meter menuju kaki kawah, jeep sudah dilarang memasuki kawasan. Untuk mendekati kaki kawah dapat ditempuh dengan naik kuda dengan uang sewa sebesar Rp 100.000,- sampai dengan Rp 125.000,- tergantung kesepakatan dengan pemilik kuda.

Larangan kendaraan memasuki kawasan itu juga beralasan karena di kaki gunung tersebut terdapat Pura Luhur Poten, pura yang diagungkan menjadi tempat sembahyang masyarakat Tengger Bromo yang penduduknya mayoritas beragama Hindu.

Sebagai tempat ibadah, Pura ini mencapai puncaknya setiap tahun pada Perayaan Kasada. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa. Diawali dengan tata upacara di Pura, yang kemudian dilanjutkan ke Kawah Gunung Bromo. Setiap tahunnya, Upacara ini mengundang perhatian baik wisatawan asing dan domestik.


Padang Savana Bromo, Riwayatmu Kini

Setelah berpuas menikmati lautan pasi di Pasir Berbisik, kami melanjutkan perjalanan dengan konvoi jeep kami ke Padang Savana Bromo, yang lebih dikenal dengan sebutan Bukit Teletubies. Mengapa disebut Bukit Teletubies tokoh kartun yang digemari banyak anak, mungkin karena Padang Savana Bromo ini sama juga kondisinya yaitu berupa padang rumput dengan bukit-bukit pepohonan di sekitarnya, kebanyakan pohon cemara dan pohon lamtoro.

Kesan pertama saat tiba disana yang kurasakan adalah padang savana ini sangat kering, namun memang bagus digunakan untuk mengambil gambar karena suasananya yang berbeda. Beberapa waktu setelah aku kesana (18 Oktober 2014) disiarkan dalam berbagai mass media terjadi kebakaran seluas 400 hektare yang dapat dibaca disini salah satunya dari Metro TV News. Sayang sekali ya. Dugaan sementara kebakaran terjadi karena ketidakpedulian pengunjung terhadap lingkungan dengan membuang puntung rokok di padang ini.

Padahal menurut informasi yang kuperoleh, dulu Padang Savana merupakan padang rumput hijau yang dipenuhi dengan tanaman jenis pakis, lavender, ilalang dan tanaman lain yang biasa tumbuh di wilayah tropis dan sub tropis.

Tanaman yang kutemui disana

Berfoto di Padang Savana

Setelah masing-masing meninggalkan jejak di Padang ini, kami pun melanjutkan perjalanan ke lokasi terakhir yaitu Kawah Bromo,

Padang Savana yang gersang dan kering ku tinggalkan dengan kesan yang dalam, sebelum mengetahui bahwa padang ini terbakar lagi minggu lalu, yang ternyata kasus kebakaran pada 2007-2011 sudah terjadi sebanyak 61 kali seluas 1.688,05 ha di Resort Tengger laut pasir, Ranupani, Ngadas, Senduro, Pasrujambe, Pananjakan, dan Coban Trisula. Kebakaran dan kerusakan wilayah ini tidak hanya merusakkan flora tapi juga kepunahan fauna, ditambah lagi kurangnya curah hujan di wilayah ini, menambah keprihatinan melihat wilayah ini.


Bisikan Pantai Berbisik di Keheningan

Sekitar 30 menit berkendara dalam guncangan mobil jeep sewaan, akhirnya aku dan rombongan tiba di salah satu obyek wisata Gunung Bromo yang dinamakan Pasir Berbisik. Konon sebutan ini memang benar adanya, karena saat angin bertiup maka akan terdengar bisikan dari pasir yang ikut beterbangan.

Selain terpukau dengan hamparan pasir Bromo yang berbeda dengan pasir di pantai yang hitam keabuan, aku juga terpukau dengan keheningan yang dapat kurasa di tempat itu, sekalipun kami datang beramai-ramai dan teman sibuk saling berfoto dan mengambil gambar untuk mendokumentasikan keindahan alam disana.

Wilayah seluas 5.920 meter ini sesungguhnya sudah ditata agar bagian tengah tidak dilewati kendaraan wisatawan untuk tidak merusak hamparan pasir yang ada, apalagi jumlah kendaraan jeep yang keluar masuk wilayah ini bisa mencapai 400 an kendaraan setiap harinya

Lautan Pasir Berbisik dengan latar belakang Gunung Batok, menjadi pusat untuk pemotretan atau pengambilan gambar

Walau hanya merupakan lautan pasir diantara bukit-bukit pasir, namun menurut aku tempat ini unik dengan keindahannya tersendiri.


Menikmati Detik Terbitnya Matahari di Pananjakan Bromo

Pananjakan Bromo adalah lokasi strategis di Bromo untuk melihat matahari terbit. Ada beberapa jalur wisata yang bisa ditempuh untuk menuju ke lokasi ini. Jalur yang aku gunakan bersama teman-teman adalah jalur dari Kota Malang, karena kami sudah menginap di Malang.

Berangkat dari Hotel kami di Malang, pukul 24.00 menuju lokasi tempat mobil Jeep yang kami sewa karena tanpa mobil Jeep, maka lokasi menuju Pananjakan tak mungkin dicapai. Alternatif lain dengan sewa kendaraan bermotor.

Persiapan menuju Pananjakan yang cukup dingin adalah menggunakan baju dan celana yang cukup tebal, tutup kepala, masker muka, sarung tangan dan kaos kaki serta sepatu yang cukup tebal. Selain itu tentunya makanan dan terutama minuman hangat.

Saat kami datang ke Pananjakan, hari masih menunjukkan pukul 03.00 sehingga kami masih bisa bebas memilih tempat duduk, beberapa fotografer dengan kamera dan lensa yang canggih juga sudah memilih posisi yang baik agar dapat menangkap dan mendapat gambar yang bagus

Namun makin lama makin banyak orang berdatangan tanpa bergeming menikmati detik terbitnya matahari walau pagi menggigit dengan suhu dingin yang mampu membuat badan menggigil

Antuasisme pengunjung tidak hanya dari wisatawan lokal saja, banyak wisatawan asing yang datang dan menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan yang Maha Agung ini

Pengunjung mulai banyak berdatangan ke Pananjakan Bromo, waktu menunjukkan pukul 04.40

Pengunjung masih enggan meninggalkan lokasi meskipun sinar matahari mulai berpendar dan tertutup awan. Mereka masih asyik berfoto baik untuk mengikuti geraknya bumi maupun berfoto dengan teman dengan latar belakang keindahan panorama ini

Aku sendiri karena kulihat matahari mulai tinggi, aku mulai beranjak meninggalkan titik Pananjakan itu, menuruni tangga untuk kembali ke tempat mobil jeep kami di parkir. Pada perjalanan turun, banyak pedagang mulai berdatangan menawarkan dagangan mereka seperti jagung bakar, pisang atau kentang goreng. Warung di sekitar Pananjakan juga siap menyajikan minuman panas penghangat tubuh.

Setelah puas menikmati detik-detik terbitnya Matahari di Pananjakan, mari kita lanjutkan lokasi wisata berikutnya di Bromo yang tak kalah indahnya yaitu Pasir Berbisik


Keelokan Wisata Gunung Bromo

Gunung Bromo yang terletak di Tengger Semeru, Ngadas, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, menjadi salah satu obyek wisata yang terkenal di Jawa Timur karena keindahan panorama alamnya. Keindahan ini salah satunya dikarenakan letusan gunung berapi Bromo yang boleh dikata masih aktif ini, sejak tahun 1767 sampai dengan yang terakhir tahun 2011.

Bromo yang berasal dari Bahasa Sansekerta, yang berarti Brahma, Dewa Agama Hindu, dianggap sebagai Gunung Suci. Sebagian besar penduduk di wilayah ini adalah Suku Tengger yang memeluk agama Hindu. Setiap setahun sekali, suku Tengger akan memperingati Upacara Kasada. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Sebagai obyek wisata, Bromo mempunyai 5 titik obyek yang wajib dikunjungi yaitu :

Untuk menuju lokasi wisata ini, hanya bisa ditempuh dengan mobil Jeep 4×4 karena sulitnya medan yang juga berbatu dan berpasir.

Saat ini sudah banyak agen wisata yang menawarkan jasa ini, untuk empat sampai dengan lima orang, wisata ke wilayah ini sudah termasuk mobil sewa Jeep dan pengemudi, BBM,  tiket wisatawan lokal, snack selama di Penanjakan, air mineral dan biaya retribusi. Dengan kesepakatan harga, wisatawan bisa dijemput di tempat menginap.

Harga yang disepakati biasanya tidak termasuk dengan sewa kuda saat menuju ke Kawah Gunung Bromo karena harga bisa berubah menyesuaikan musim liburan.

Setiap lokasi wisata di wilayah Bromo dapat disimak dalam link-link postingan diatas. Selamat membaca, selamat berwisata, jadikan Gunung Bromo sebagai salah satu destinasi yang wajib dikunjungi 🙂