Minggu Pra Paskah IV dalam Karantina

Minggu Pra Paskah IV. Kebaktian dengan getar yang berbeda. Apa yang berbeda. Bukankah Gereja bukan hanya soal gedungnya. Bahkan justru tubuh kita ini adalah bait Allah? Ya, justru karena itu.

IMG-20200322-WA0014

Walau kami bertiga di rumah tapi pagi ini aku melakukannya sendiri karena suami sudah lebih dulu dengan liturgi yang berbeda. Ndak masalah.

Hanya…. itu semakin membuat kebaktian pagi ini begitu menyentuh. Apalagi dihubungkan situasi saat ini, belum lagi si sulung dan si tengah yang tidak bersama kami. Jujur, agak ndak fokus, karena ingin nangis. Siapalah aku ini, apa hebatku. Tuhan berkuasa atas segala sesuatu di semesta ini, apalagi atas diriku, yang bukan siapa-siapa, hanya butiran debu di mata NYA.

Perlu kujelaskan di sini karena bisa saja postingan ini akan dibaca orang beberapa tahun lagi. Jadi saat aku menulis ini, aku sedang dalam masa karantina mandiri. Memenuhi himbauan pemerintah agar kami melakukan social distancing, yang artinya menjaga jarak dalam setiap kegiatan. Dihimbau untuk berada di rumah, bekerja dari rumah dan ibadah di rumah selama 14 hari, mulai dari tanggal 16 Maret 2020. Himbauan ini bertujuan agar dapat memutus rantai penyebaran virus corona covid 19 yang menjadi pandemi dunia.

Tema Kotbah “Diutus untuk Melihat, yang Tidak Terlihat” (Yohanes 9:1-11) mengajak kita untuk merenungkan dan melihat pekerjaan Allah, yang tidak terbatas secara fisik material tapi juga mampu melihatnya secara spiritual.

Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin

#socialdistancing
#dirumahaja
#wontengriyamawon
#prapaskahkeempat
#masaadvent
#kamipatuh
#ibadahdirumah


Empon-empon Cegah Corona

Sejak wabah Corona merebak dan sementara orang masih belum menemukan obatnya, maka banyak orang memilih untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan bergaya hidup sehat (menjaga kebersihan dan melakukan tindakan pencegahan).

Salah satu resep tradisional yang banyak dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi flu adalah empon-empon. Empon-empon adalah umbi-umbian yang juga disebut rimpang, seperti jahe, lengkuas, kencur, kunyit dan beberapa lainnya.

20200316_082826

Bagaimana mengolah empon-empon ini sangat mudah sekali. Empon-empon yang akan digunakan, dicuci bersih, lalu bisa dipotong-potong atau dimemarkan atau diparut dan diambil airnya, direbus bersama air, tambahkan sereh yang dimemarkan dan gula aren atau gula batu.

Aku sendiri menggunakan bahan yang ada di rumah, yaitu jahe, kencur, sereh, kayumanis, cengkeh, gula merah, daun sirih dan ketumbar serta jeruk nipis. Rebus semua bersama air hingga mendidih. Saring. Hidangkan selagi hangat.

20200316_090349

Minuman tradisional memang berbeda dengan obat, efeknya tidak langsung terlihat tapi jika telaten mengkonsumsi maka akan memberikan pengaruh yang baik buat tubuh. Selamat mencoba. Salam sehat selalu dan semoga pandemi ini cepat berlalu. Amin.

 

 

 


RIP Tamba Tua Sidabariba

“Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong, sebab itu beria-ria hatiku dan dengan nyanyianku, aku bersyukur kepada-Nya” (Mazmur 28)

Telah berada bersama Bapa di Surga, adik bungsu kami, Tamba Tua Silalahi Sidabariba (Ap Kevin) pada hari Selasa, 21 Januari 2020 di RS Budi Asih Cawang Jakarta Timur.

WhatsApp Image 2020-01-22 at 17.33.50Tamba Tua Silalahi Sidabariba, yang biasa kami sapa dengan Ue, adalah Uda (Bapak Uda/Paman) dari anak-anak kami. Almarhum adalah anak laki-laki ke-7 (anak laki-laki bungsu) dari 11 bersaudara. Ue adalah anak ke-10. Lahir pada 31 Juli 1965 dan menamatkan kuliahnya di Universitas Gunadarma sebagai sarjana Teknik Komputer. Sempat bekerja di Indosat sebelum akhirnya memutuskan membuat proyek sendiri.

WhatsApp Image 2020-01-21 at 17.13.51Kami mengenang almarhum sebagai sosok yang keren, cool, selalu memperhatikan penampilan, ramah walaupun pendiam (sama seperti abang-abang nya yang lain 🙂 ) Sebelum menikah, sangat akrab dengan keponakan-keponakannya, dengan kelakarnya yang lucu. Mungkin sibuk dengan pekerjaan dan hidup barunya sehingga tidak lagi hadir berjumpa kami. Ia juga suka memelihara ayam dan tanaman, seperti yang dilakukan sebelum menikah.
.
Selamat jalan, Tuhan sudah mengangkat sakit dan dukamu. Kiranya Tuhan menguatkan kami bersaudara dan Inang, yang ditinggalkan. Maafkan kesalahan kami selama kami berinteraksi ya, Ue, beristirahatlah dengan tenang.

WhatsApp Image 2020-01-23 at 14.01.08Rumah Duka bertempat di Ruang Serba Guna Gereja Lahai Roi Cijantung
Kebaktian Penghiburan dan Tutup Peti dilayani Majelis dari HKBP Menteng Jalan Jambu, pukul 18.00 tanggal 21 Januari 2020 di Rumah Duka dan Pemakaman hari Rabu, 22 Januari 2020 di TPU Pondok Rangoon


Suatu Masa, Kamu Akan Mengerti

30 Desember 2019 (malam)

 

Ngobrol panjang dengan si Tengah…setelah sekian lama.

poohBelajar tentang kehidupan, tidak harus di kelas, tidak harus dengan dosen ternama dan tidak selamanya harus dengan Hamba Tuhan.

Belajar tentang kehidupan, bisa dari bayi kita yang sudah jadi wanita dewasa, dia yang dulu aku susui dan aku ajar berjalan.

Anak-anak kita adalah belahan jiwa, tempat untuk saling bertukar pikiran, rasa dan cerita, juga kisah hidup ini ? Kita bisa saling mengingatkan tentang baik benar betul salah dan keliru..

IMG-20200102-WA0004-1Ini bukan sebuah pembelaan tapi mungkin ini yang bisa sedikit pas, yang bisa aku sampaikan pada kakak Tengah, bahwa kebahagiaan itu bukan di tangan siapa-siapa, tapi di diri kita dan sebisa mungkin bahagia diri itu tidak menyakiti siapapun, sekalipun jika mungkin kita sudah tersakiti (seperti katamu, itu belum apa-apa, dibanding banyak orang lain alami).
.
Bersyukur kali ini, kita diminta duduk diam di rumah oleh Tuhan, dengan segala situasi dan kondisi yang kita hadapi di akhir 2019 ini. Hidup ini bukan hanya soal kuliner, belanja, wisata dan pesta, di saat-saat seperti ini, saat kita “mesti” duduk diam di rumah, ada hal yang bisa kita syukuri, kita bisa saling bicara….

Temui Hulu (Coffee) Di (Bendungan) Hilir

Good coffee is a pleasure and Good friends is a treasure. So a cup of gourmet coffee shared with a friend is happiness tasted and time well spent. Coffee and friends are perfect blend.

Gabungan quote di atas itu sangat pas menurutku. Secangkir kopi yang enak itu merupakan sebuah kenikmatan sedangkan teman-teman yang baik adalah sebuah harta karun. Menikmati kopi yang enak bersama teman adalah perpaduan yang sempurna karena menghabiskan waktu dan mencicipi kenikmatan kopi sebagai suatu kebahagiaan.

2019-11-10 18.10.42Kadang tempat tidak selalu menjadi penting, tapi bisa berada di sebuah tempat yang cozy dan asyik, tentu semakin meningkatkan kenyamanan dan kualitas waktu bertemu kan? Bagaimana kalau kita tiba di suatu tempat dan tempatnya ga nyaman, pasti ada sesuatu yang mengusik kan?

WhatsApp Image 2019-11-10 at 17.59.34(1) WhatsApp Image 2019-11-10 at 17.59.34Kemarin, Minggu, 10 November 2019, dalam waktu perencanaan yang cukup singkat, akhirnya kami berenam berjumpa di Hulu Coffee, yang berlokasi di Jalan Danau Limboto C1 No 2 di wilayah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Lokasinya mudah ditemukan dengan fasilitas Maps Google.

WhatsApp Image 2019-11-09 at 21.11.35Tempatnya cozy, adem, enak buat ngobrol. Aku pulang saat menjelang magrib, yang ternyata suasana jadi berbeda, ada lampu-lampu, plus pohon berbunga kecil berwarna pink keunguan, yang membuat suasana jadi agak romantik, gimana gitu. Pelayanannya bagus, cukup cepat. Walau mereka terbatas tapi ga rese dengan pengunjung yang ga pulang-pulang seperti kami (ga berani ngusir kali ya…. 🙂 )

Hulu Coffee sendiri dirintis oleh dua orang muda (perempuan), yaitu Euodia dan Heni. Menu minumannya cukup bervariasi, ada kopi dan non kopi. Buat pengunjung yang datang bersama orang yang bukan penikmat kopi, ada beberapa pilihan minuman yang lain di sini, seperti teh leci, yang segar atau susu coklat.

Aku sendiri kemarin menikmati es kopi susu, yang pas racikannya dan seger adem mak nyes, maklum berada di Jakarta yang sedang panas-panasnya (plus…. baru turun dari ojol).

20191110_163305

20191110_163223Untuk makanannya, masih seputar makanan ringan, ada rujak cireng dan indomie serta beberapa yang lain tertera di daftar menu. Aku akan mengusulkan roti bakar, singkong goreng atau pisang keju. Tapi memang makanan jangan terlalu bervariasi ya, supaya tetap terfokus pada sajian kopinya.

WhatsApp Image 2019-11-10 at 18.02.13(1)Tentang harga, okelah, masih terjangkau untuk kalangan mahasiswa atau pekerja kantoran. Rasanya enak kok, pas aja dan penampilan juga oke. Masukan lagi, agar ditambah gelas-gelas yang semakin bervariasi, gelas jadul atau gelas berlogo kopi, mungkin dengan quote-quote khas Hulu Coffee, seperti misalnya,

“Jangan ke kantor dulu, sebelum ngopi di Hulu”

atau

“Ojo kesusu turu, yuk nyuruput ning Hulu”.

WhatsApp Image 2019-11-10 at 18.02.13Tempat masih bisa disulap bertahap, supaya semakin instagramable, ada spot-spot yang masih bisa dikembangkan, dengan gambar atau grafiti atau dipasang poster-poster menarik dan foto atau tandatangan pengunjung di salah satu sudutnya.

Buat teman-teman yang sudah berkumpul, terima kasih untuk luang waktunya, terima kasih untuk Klara yang sudah membawa siomay (ndak sempat terfoto karena …. you know lah), Eltri yang membawa pempek dari Jambi, Iwien dengan ilmu nutrisinya, Ririen dan bung Maxie untuk firman Tuhan yang sudah dibagikan dan Mega untuk sharingnya. Sepakat untuk jumpa lagi ya, jaga kesehatan….

20191110_164032

Yuk nikmati kopi di sini, dengan teman atau tidak, tempat ini asik kok, terutama kopinya. Sesuai dengan tagline mereka, Temui Hulu di Hilir, yang artinya temui Hulu Coffee di Bendungan Hilir.

Instagram Hulu Coffee, klik di sini ya


Kaji Rasa dan Bodo Amat

Aku termasuk orang yang sangat berhati-hati dalam berbicara maupun mengungkapkan perasaan, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Bapak selalu mengajarkan pada kami untuk bertenggang rasa dan tidak asal bicara. Untuk itulah Bapak sangat membatasi kami dalam bergaul. Apalagi di masa Bapak menjadi pejabat tahun 1980. Lingkungan pekerjaan Bapak disebut sebagai lingkaran ring satu dari orang nomer satu di negeri ini. Kami tidak boleh asal bicara, kalau tidak, bisa-bisa Bapak kehilangan pekerjaan.

balloon

Singkat cerita, kami menjadi orang yang sangat berhati-hati dalam berbicara, berpikir dulu baik-baik, baru bicara. KAJI RASA. Aku terutamanya. Yang akhirnya malah berakibat menjadi takut berbicara dan berpendapat. Belakangan, setelah makin dewasa (baca : tua), saat berbicara atau berpendapat, kadang ada efek tidak percaya diri, apalagi jika seseorang yang kita ajak bicara, tidak memberi respon. Itu menjadi beban pikiran yang cukup mengganggu, semua bayang “jangan-jangan” bermunculan, jangan-jangan perkataan saya salah, jangan-jangan aku menyinggung perasaannya, jangan-jangan orang itu sakit hati, jangan-jangan aku sudah lancang. Nah, nah, akibatnya jadi terbawa perasaan, baper? mungkin ya, yang pasti, jadi kepikiran.

Biasanya, kalau pada saudara atau teman dekat, yang sudah kenal baik, aku akan mengkonfirmasi, aku salah ya, kenapa ga balas chat nya, dan seterusnya. Semuanya hanya bertujuan untuk menjaga perasaan orang lain. Belajar menyampaikan pendapat, tidak semudah yang kita pikir. Padahal pendapat yang merupakan bentuk dari ungkapan pemikiran atau perasaan, harus disalurkan bukan?

Berjalan dengannya waktu, dengan kaji rasa yang kerap aku lakukan, akhirnya aku sampai pada satu titik puncak kelelahan, dan dengan sangat terpaksa mengatakan dua kata ini yaitu BODO AMAT. Punya pendapat atau mengatakan dua kata ini tak pernah aku lakukan sebelumnya, sungguh. Setiap selesai melakukan sesuatu, aku selalu melakukan kaji rasa, seperti yang aku ceritakan di awal. Berulang-ulang aku memikirkan tindakanku pada orang lain atau orang lain padaku. Walau sebenarnya hanya untuk menjaga agar tindakan atau perkataanku tidak melukai orang lain. Memikirkan atau mengkaji rasa itu ternyata membuatku lelah dan sakit lahir batin. Namun apa yang terjadi, ketika bisa melepaskan perkataan itu, walaupun hanya dalam hati aku berkata “bodo amat, aku capek” wow ternyata efeknya sangat luar biasa, jiwaku menjadi sehat dan tenang.

Betul kata pepatah, jangan semua dipikirin dan dibawa dalam perasaan, sekali-kali lepaskan saja. Jiwa ini punya batas dan perlu dijaga kesehatannya, tanpa harus mengatakan “bodo amat”

Selamat berakhir pekan…..