Macaroni Panggang, Jalan Salak 24, Bogor

Kami berangkat menuju Bogor pada hari Sabtu, 26 Desember 2010, sekitar pukul 8 pagi. Jalanan masih lancar dan sepi menuju kesana. Semula kami merencanakan untuk pergi ke Tajur, tapi karena masih pagi, kami menyusuri jalan mengikuti petunjuk, menuju lokasi the Jungle. Tiba disana, ternyata, walau belum masuk ke lokasi, kami kurang sreg dengan banyaknya orang, beraneka rupa, selain itu kami memang tidak ada persiapan untuk berenang atau bermain air. Jadi kami lanjutkan perjalanan, mencari sarapan di Macaroni Panggang, yang beralamat di Jalan Salak 24, Bogor.

Bagaimana menuju kesana ? sangat mudah sekali, cukup ikuti petunjuk dibawah ini, keluar dari pintu tol Jagorawi (arah Bogor), belok ke kanan, menuju Jalan Raya Pajajaran, terus lurus, melewati rumah makan KFC dan setelah melewati Hotel Permata (yang terletak di sebelah kanan jalan), ambil jalan di sebelah kiri, masuk ke Jalan Jalak Harupat, dan setelah melewati Jalan Pangrango, ada Jalan Salak di sebelah kanan. Rumah Makan ‘Macaroni Panggang’ tepat ada di ujung jalan Jalan Salak tersebut.

Tempatnya cukup luas, berlantai dua, sepertinya dulu merupakan tempat tinggal, yang dijadikan tempat usaha. Ada beberapa rumah makan sejenis di sekitarnya, seperti Home of Cup Cakes dan Apple Pie. Setelah memarkir kendaraan, kami turun dan mata serta hidung kami mulai disuguhi dengan sesuatu yang sedap disana, dengan pajangan bertuliskan ‘pizza meteran’ wah sedap keliatannya, ketika kami tanyakan berapa harganya per porsi, kira-kira ukuran 8 x 15 cm untuk sepotong pizza, diberi harga Rp 18.000,- oh lumayan juga, tapi nanti dulu ya, kami mau mencoba macaroni dulu. Kami masuk melalui teras, yang sudah mulai terisi beberapa meja pagi itu, kemudian kami juga naik ke lantai dua, yang ternyata tempatnya lebih sumpek dan sempit, akhirnya kami turun ke bawah dan memilih salah satu sudut, di depan piano, yang tak bisa dipakai, depan dapur dan meja kasir.

Kami mulai memesan. Menurut pelayan, macaroni panggang disini disediakan dalam 3 ukuran, yaitu personal, sedang dan besar. Menurutnya, yang ukuran personal hanya bisa untuk 1 orang saja, salah kami tidak melihat display makanan yang ada, karena ternyata setelah kami memesan yang berukuran sedang, pesanan itu tidak habis untuk kami berempat (ya, berempat karena Daniel memesan makanan yang lain). Kami yang biasa membuat sendiri macaroni schotel (dan datang kesini hanya karena penasaran) menganggap rasa macaroni disini ‘B’ aja alias biasa aja. Makaroni yang digunakan adalah macaroni ukuran sedang, panjang kurang lebih 5 cm, seperti biasa ada rasa susu, terigu dan juga campuran daging, namun menurut kami, selain di topping, keju kurang terasa dalam campuran adonan panggangan itu. Keju yang ada di topping memang banyak tapi terlalu kering, jadi saat kami memakannya seperti mengelupas masker kering dari wajah, hehe…..maap yaa. Secara keseluruhan, yaa itu tadi B aja. Untuk ukuran sedang, diberi harga Rp 48.000,- ukuran sedangnya cukup besar juga, tidak habis untuk kami berempat, jadi kami bawa pulang juga.

Menu makanan lain yang kami pesan, dipesan Daniel adalah Fried Potato and Sosis, alias kentang goreng dan sosis ukuran besar, yang rasanya untuk sosis seperti sosis yang biasa kami pesan, merk Bulaf, ada rasa pedas dan gurih. Untuk pesanan sepiring kentang dan sepotong sosis ini, kami diberi harga Rp 28.000,-

Satu lagi makanan yang dipesan Arum dan mengecewakan dirinya adalah Pancake ala Mode. Pancake nya tipis, hanya seperti dibuat dari sebuah telur, susu dan terigu saja, plain tanpa rasa, diberi susu kental manis coklat dan diberi topping es krim vanilla. Hm maaf lagi….Arum (bukan saya lho) membandingkannya dengan pancake di Melrimba Kitchen, katanya rasanya jauuuh. Untuk Pancake ala Mode ini kami dikenakan harga Rp 17.000,-.

Sedangkan untuk minumannya, kami memesan 2 gelas susu murni dingin dan panas @ Rp 9.000,-, 1 gelas Hot Chocolate seharga Rp 12.000,- dan Hot tea seharga Rp 3.000,- Total seluruh biaya pengembangan mulut dan perut ini kami menghabiskan sebanyak Rp 129.000,-. Oh ya sebelum pulang,kami membeli blunder tape ukuran sedang seharga Rp 29.000,- yang kami pesan untuk Ompung, yang akan kami kunjungi sepulang dari Bogor ini. Rasanya lumayan, cakenya lembut dan tidak bau amis.

Sedangkan untuk suasana wah nyaman sekali, karena suasananya rumahan sekali, teduh, banyak pohon, ada ayunan untuk anak-anak bermain sambil menunggu pesanan makanan.


Macaroni and Mashed Potato Schotel

Laper…laper…dingin…dingin…bikin apa ya? Yang mudah dan cepat, tentu harus buka lemari es dan lihat ada apa disana ya? Hm, anak-anak ingin schotel. Di lemari es, ada keju, tuna kalengan dan telur. Oke sip, kita buat macaroni schotel dan supaya mantap ditambah kentang ya. Mulailah kita mempersiapkan bahan-bahannya,

bahan :

  • makaroni, 250 gram direbus, taburi garam secukupnya
  • ikan tuna kalengan (bisa juga corned beef atau daging cincang)
  • 2 butir telur, dikocok lepas
  • kentang 500 gram, dikukus dan dihaluskan
  • susu cair kurang lebih 750 ml
  • 1 buah bawang bombay, iris halus panjang
  • garam, merica, pala halus, secukupnya
  • keju parut untuk topping

Cara membuat :

  • tumis bawang bombay yang sudah diiris halus dengan mentega secukupnya
  • masukkan tuna yang sudah ditiriskan
  • tambahkan garam, merica dan pala halus secukupnya
  • tuangkan susu
  • masukkan kentang dan macaroni
  • masak sampai rata dan matang
  • masukkan telur yang sudah dikocok
  • pindahkan ke pinggan tahan panas, kukus sampai matang
  • angkat, taburi keju parut, panggang dalam oven
  • potong-potong, siap disajikan selagi hangat

Lembur Kuring, Cibeureum-Cugenang-Cianjur

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari perjalanan kami berjalan-jalan dari Taman Wisata Cibodas, ya betul, kami akhirnya makan siang di Rumah Makan Lembur Kuring, di Cibereum-Cugenang-Cianjur, lokasinya sudah melewati Istana Cipanas dan Vila kami dulu di Segunung, Pacet, memang cukup jauh, tapi lumayan, masakannya cukup enak dan kami bisa istirahat sejenak di saung lesehan, seperti permintaan anakku, Arum.

Kami tiba pada jam makan siang, jadi memang tempat parkir dan tempat makan penuh, tampak pelayan yang hanya beberapa orang berlari kesana kemari, membawa nampan berisi makanan atau piring gelas kotor, belakangan aku tahu bahwa sebagian besar pelayan ada di dapur, termasuk sang pemilik, untuk memastikan pesanan tersaji cepat dan tidak ada kesalahan.

Beruntung kami dapat saung paling ujung, dekat tempat parkir, jadi tidak jauh untuk berlari ke dapur untuk memesan makanan. Kami memesan ikan Gurame Goreng seberat 1.2 kg (memang cukup banyak untuk ukuran keluarga kami, tapi ya tinggal itu yang ada, yang lain lebih besar-besar lagi), yang dipatok dengan harga Rp 102.000,- hm harga yang cukup mahal ya, padahal 1 kg ikan gurame di pasar paling mahal hanya Rp 30.000,- saja. Selain itu kami memesan 1/2 ekor ayam bakar kecap seharga Rp 35.000,-, nasi putih tentu saja, lalab, sambal, tahu, tempe, es kelapa muda, jus alpukat dan teh manis hangat. Makanan yang sederhana tapi sangat kami nikmati karena enak dan lapar…hehe…oh ya sebelumnya kami bermaksud memesan sup ayam, namun disini sup disajikan per ekor, dengan harga Rp 76.000,- ah terlalu mahal rasanya, jadi kita nikmati saja makanan yang sudah kami pesan, sambil menikmati pemandangan dan suasana di rumah makan Lembur Kuring, dibawah saung kami ada puluhan ikan mas berenang-renang dalam ukuran yang besar-besar.


Yasai Donburi

Gara-gara melihat postingan teman, yang baru aja makan di restoran Jepang. Aku jadi ingin juga membuat salah satu yang paling mudah dan ada bahannya di rumah. Nama masakan ini disebut Donburi. Nama dibuat berdasarkan toppingnya, disini karena toppingnya sebagian besar sayuran, maka disebut Yasai Donburi.

Untuk penggemar hidangan Jepang, bisa mencoba donburi ini. Toppingnya bisa apa saja, yang ada di kulkas. Sekilas, nampak seperti nasi Capcay, versi Chinese Food, yang biasa kita kenal. Sajikan hangat-hangat. Sangat menyehatkan buat siapa saja, tua dan muda. Slurrp…

Bahan:
300 g nasi putih
2 sdm nori, iris halus

Topping
2 sdm minyak sayur
1/2 sdt minyak wijen
2 siung bawang putih, cincang halus
1 batang daun bawang, potong 3 cm
sawi hijau, wortel iris, kasar miring
150 g daging sapi sukiyaki
1 sdm kecap Jepang
2 sdm kecap asin
1/2 sdt merica bubuk
1/2 sdt garam
100 ml air

bila suka, tambahkan telur

Cara membuat:

  • Topping: Tumis bawang putih hingga kuning dan harum.
  • Tambahkan wortel, sawi, dan daun bawang, aduk hingga layu.
  • Masukkan irisan daging selembar demi selembar sambil aduk hingga berubah warna.
  • Tambahkan bumbu dan air. Masak dengan api kecil hingga air mengering.
  • Oh ya, jika ingin kuah agak mengental, bisa tambahkan larutan tepung maizena 1 sendok makan dan air
  • Bila suka, tambahkan telur diatasnya, bisa matang atau setengah matang, angkat.
  • Penyajian: Taruh nasi putih dalam 3 mangkuk.
  • Taburi nori, beri toppingnya.
  • Sajikan segera.

Selamat Mencoba

  • Untuk 3 orang

Melrimba Kitchen, Puncak Km 87

Akhirnya kami tiba di Melrimba pada pukul 16:54, itupun antara yakin dan tidak, sehingga kami harus bertanya kepada petugas. Setelah kami perhatikan, memang betul ternyata board penunjuk Melrimba bisa tampak jelas, jika kita datang dari arah Cipanas dan agak menyusahkan untuk dilihat jika kita datang dari arah Puncak. Tapi sudahlah mari kita cari tempat parkir dulu….Melrimba, yang terdiri dari Melrimba Kitchen dan Melrimba Garden, tampak damai dan menyegarkan.

Kami turun dari mobil, disambut oleh hujan dan petugas yang berlari-lari membawa payung untuk kami, dan karena udara sangat dingin dan hujan sudah mulai turun, kami memilih duduk didalam Melrimba Kitchen lebih dahulu, ga mungkin kan hujan-hujanan ke Melrimba Garden? Interior didalam, sesungguhnya cukup menarik, tapi entah kenapa kok remang-remang, apakah hemat listrik atau dibuat sedemikian rupa supaya orang menjadi betah dan privacy terjaga? Ntahlah, yang mengherankan, karena di luar kan sedang hujan, kenapa lampu tidak ditambah, supaya didalam jadi terasa lebih hangat?

Kami duduk di bagian dalam, tapi menghadap keluar, karena baru makan siang yang agak terlambat, kami memesan makanan ringan saja, seperti French Fries, Pancake ala Mode, Pisang Goreng Kipas, Hot Coffee, Hot Chocolate dan Poci Tea, semuanya kami pesan dalam 1 porsi dan mengeluarkan biaya yang cukup terjangkau Rp 119.543,- termasuk pajak service dan PB 1.

French Fries nya disajikan dalam piring persegi panjang, kentangnya dipotong kotak-kotak, agak lebih besar dari korek api, renyah, garing, dinikmati bersama saus tomat dan saus sambal, sudah tentu ini menjadi pilihan si bungsu Daniel. Harga untuk FF ini seharga Rp 14.000,-

Pancake ala Mode, juga ga kalah menarik dan nikmat, disajikan dalam piring bulat, ada dua tumpukan pancake, bersama vla dan es krim, hmm…sedap, harganya hanya Rp 20.000,- kata anakku, sajian yang sama di Teras Kota, BSD, dibandrol dengan harga yang jauh lebih mahal. Jadi menurut anakku, harga segitu itu cukup murah.

Pesanan berikutnya, Pisang Goreng Kipas, dikenakan harga Rp 18.500,- pisangnya agak asam, menurut aku, ntah karena masih muda atau memang jenis pisangnya, karena selain teridiri dari dua pisang dibentuk kipas dan digoreng tepung, gorengan ini dilengkapi dengan gula palem, mentega dan susu, yang membuat ini semua menjadi manis. Aku tidak terlalu suka yang seperti ini, karena yang aku inginkan ya pisang gorengnya, bukan aksesorisnya. Tapi okelah untuk menghilangkan rasa dingin dan ditemani dengan the poci hangat dan gula batu.

Secangkir kopi hitam dengan harga Rp 17.000,- dan secangkir susu coklat hangat dengan harga Rp 19.000,- juga menemani seluruh sajian yang kami pesan bersama-sama.


Bandar Jakarta, Alam Sutera, Serpong

Hari Sabtu, 7 Agustus 2010, adalah hari ulang tahun anakku, Leona Aditia Arum, yang ke – 12. Anak yang dulu terlahir dalam keadaan sungsang, kaki keluar lebih dahulu ini dan satu-satunya yang membuat aku harus diinduksi beberapa jam, telah bertumbuh menjadi seorang anak remaja, yang sangat aktif dan tidak takut pada apapun dan siapapun, kecuali kepada Tuhan saja.

Biasanya, kami jarang sekali merayakan ulang tahun di luar rumah, tapi kali ini, kami berlima saja pergi makan di luar. Kami memilih hari Minggu, 8 Agustus 2010, setelah kebaktian hari Minggu siang. Kami memilih makan di Bandar Jakarta, Alam Sutera, karena letaknya tidak terlalu jauh, kami semua suka makanan laut dan yang ketiga, kami belum pernah ke Bandar Jakarta yang disini.

Siang itu, sedang terik-teriknya ketika kami tiba di BJ, dan karena jam makan siang, lahan parkir mulai penuh, sempat kami berputar 2 kali dan akhirnya Puji Tuhan, dapat parkir mobil di tempat yang lumayan sejuk, dibawah pohon. Kami menuju resto BJ yang board nya terpampang dan tampak terlihat jelas dari luar. Sampai disana, ada pelayan yang menanyakan berapa jumlah orang dalam rombongan kami dan kemudian mengarahkan kami ke tempat yang bernama Pasar Ikan. Eits jangan bayangkan Pasar Ikan yang jorok ya? Pasar Ikannya bersih dan tertata dengan rapi, ada kelompok ikan, udang, kepiting, kerang, dalam berbagai jenis.

Mulailah kami bersama-sama, berjalan dan memilih, mula-mula kami memilih Ikan Kakap Merah seberat 0.32 kg dengan harga Rp 87.000,- per kilogram, yang menurut saran pelayan, cocok dimasak dengan cara tim dengan saus Hongkong, ok kami setuju, namun akhirnya ikan ini kami bawa pulang untuk oleh-oleh Eyang di rumah. Berikutnya kami memilih Kerang Hijau seberat 0.71 kg dengan harga Rp 17.000,- per kilogram, kerang ini kami minta dimasak saus tiram. Udang Pancet ukuran sedang, dengan harga Rp 78.000,- per kilogram, sebanyak 0.58 kg, kami pesan untuk dimasak dengan goreng saus mentega. Kakak Dita juga memilih seekor kepiting jantan (kata pelayan, kepiting banci, karena bertelur sedikit) dengan berat 0,61 kg seharga Rp 68.000,- per kilogram nya, dimasak saus Padang. Terakhir, suamiku, memilih Ikan Kuwe berdaging tebal untuk dibakar, tidak pedas. Selesai memilih ikan dan kawan-kawan, aku ikut ke bagian penimbangan dan pemesanan makanan lain, seperti sayur cah kangkung. Sementara suamiku dan anak-anak mencari tempat duduk.

Maklum karena jam makan siang dan hari Minggu pula, tempat penuh dan banyak yang sudah dipesan, akhirnya kami mendapat tempat duduk yang cukup hangat seperti suasana di pantai (hahaha) karena tidak dapat tempat di saung-saung. Okelah, kami duduk dan mulai memesan minuman. Nah ternyata disinilah letak ‘keseimbangan’ resto ini, sebelumnya nampak harga bahan makanan tidaklah terlalu mahal, juga dengan cooking charga sekitar 10% dari total pembayaran, namun harga minumannya yang tidak tanggung-tanggung, muahaal nyaa…..1 gelas jus alpukat seharga Rp 22.500,-, 1 gelas jus orange yang rasanya asam (biar sudah minta ditambah gula) harganya Rp 25.000,- , es kelapa muda dengan batoknya diberi harga Rp 22.000,- dan 1 mangkuk es campur dengan nama cantik Cocktail Tazmania Float diberi harga Rp 22.000,-. Selain itu 1 porsi kangkung cah polos diberi harga Rp 12.000,- sedangkan bakul nasi pertama untuk 5 orang gratis, bakul kedua kena harga 5 x Rp 7.000,- per porsi.

Total untuk acara makan siang kami hari itu, kami mengeluarkan dana sebesar Rp 391.000,- Harga yang cukup lumayan, karena makanan dimasak dengan enak dan kami puas. Terimakasih Tuhan untuk kenikmatan di hari ulang tahun Arum dan perlindungan Mu untuk nya.


Sausage Cheezy Pizza n Tanjung Favourite Pizza.

Mama…udah lama ga bikin pizza nih,” kata bungsuku. Iya ya dah lama juga ga ngublek-ngublek di dapur dengan oven kesayanganku. Ok lah, mulai cicil beli bahan dulu, nanti hari Sabtu ya kita bikin sama-sama.

Jadilah hari Sabtu siang, kita membuat adonan dasar roti pizza, tapi ternyata Sabtu tanggal 22 Mei ini, BSD mati lampu dari jam 10 an sampai jam 15 an, wadoh…adonanku sudah mengembang kemana-mana nih.

Ini nih adonan dasar buat pizza, resep aku

500 gr terigu
1 sdm ragi instan
1 btr telur
2 sdt gula pasir
30 ml olive oil (minyak zaitun, aku pakai minyak sayur aja)
250 ml air
garam secukupnya

Saus:
1-2 sdm minyak zaitun
1/2 bh bawang bombay,cincang kotak2
1 siung bawang putih, cincang halus
250 gr tomat kaleng/pasta tomat(bisa diganti tomat 5-7 buah, direbus trus diparut)
1 sdt garam
1/2 sdt gula
1/2 sdt basil
1 sdt oregano
(tapi kalau tidak mau repot, seperti aku kali ini, saus bisa dari saus tomat botolan saja)

Topping:
50 gr daging cincang/smoked beef
sosis sapi goreng

1/4 bh bawang bombay, iris bulat tipis
1 bh paprika hijau potong kotak bulat tipis
1 bh keju mozarella, parut

1 bh keju Kraft, parut

Cara Membuat:
Roti:

  1. ayak tepung, lalu campurkan garam dan ragi instan.
  2. masukkan air hangat dan minyak zaitun sambil diuleni selama -/+ 10 menit(sampai kalis). lalu bulatkan adonan.
  3. diamkan adonan selama -/+ 15 menit.
  4. taburi talenan dan adonan dgn sedikit tepung, lalu giling adonan sesuai bentuk loyang,
  5. oles loyang dgn minyak zaitun.
  6. taruh adonan yg sudah dibentuk ke dalam loyang.

Saus :

  1. panaskan minyak zaitun. tumis bwg bombay dan bwg putih sampai layu.
  2. masukkan pasta tomat. masak sampai kental dan meletup2(sambil diaduk).
  3. masukkan garam, gula, oregano dan basil.
  4. masukkan daging cincang/ daging ayam/ ikan tuna. masak sampai matang, lalu diangkat.

Tapi, kalau tidak mau repot, panaskan minyak, tumis bawang, masukkan daging atau sosis, setelah setengah matang, masukkan saus tomat, masak sampai matang, lalu diangkat.

Penyelesaian:

  1. taruh saus-nya diatas adonan roti pizza, yg sebelumnya telah diolesi minyak zaitun pada permukaannya.
  2. taburkan bawang bombay, paprika, daing cincang/ayam/tuna, jamur dan keju mozarella.
  3. oven selama 20 menit dlm suhu 200 derajat celcius.

Kali ini kami membuat dua loyang pizza, pizza yang pertama ditaburi keju, sosis dan daging asap saja, yang kami sebut Sausage Cheezy Pizza. Sedangkan loyang kedua ditaburi keju, sosis, daging asap, paprika dan bawang bombai, yang kami beri nama Tanjung Favourite Pizza.

Tips :

  • Jika terlalu basah adonannya, maka tambahkan tepung(sedikit2) dan bila terlalu kering kaku, tambahkan air(sedikit2).
  • resep ini akan menghasilkan roti pizza dgn ketebalan sempurna, bila menggunakan ukuran loyang bundar diameter 24-26cm.
  • bila ingin membuat 2 loyang pizza, dgn ukuran loyang lebih kecil dari 24-26cm, tambahkan bahan2 diatas, sesuai perbandingan besar loyangnya.
  • ketika menaruh saus, jangan sampai ke tepi adonan roti pizza. sisakan sekitar 1cm. untuk menghindari saus keluar dari adonan(krn roti pizza akan mengembang ketika di oven) yang menyebabkan proses pematangan pizza lebih lama lagi.
  • taburan keju digunakan pada topping paling akhir, yang gunanya selain untuk penambah rasa juga utk merekatkan semua topping.
  • untuk mengecek apakah pizza sudah matang atau belum, tusuk adonan pizza dgn tusuk gigi/garpu/ujung pisau. tusuk pada bagian tepi luar (yang tidak terkena saus), lalu lihat apakah roti sudah mengembang sempurna ato belum. kalo masih lembek berarti belum matang.

Bebek Presto Goreng

Pertama kalinya nyoba makan bebek goreng cabe hijau di Bebek SBY, yang ada di Pasar Modern. Penasaran banget pengen buat, kok bisa ya bebek yang katanya alot itu jadi empuk dan ga bau amis. Lupa banget kalau aku punya panci presto yang belum pernah dipakai karena takut jebluk alias meledak. Hehe payah ya, belum pernah coba, kok takut.

Ini dia resepnya,

Bebek Presto Goreng

Bahan :
1 ekor Bebek, bersihkan
50 ml Air Jeruk Nipis
1.5 Liter Air
2 cm Lengkuas, memarkan
3 lembar Daun Jeruk
2 batang Serai, memarkan
1 cm Jahe, memarkan
Minyak untuk menggoreng secukupnya

Bumbu Halus :
8 butir Bawang Merah
4 siung Bawang Putih
4 butir Kemiri
1/2 sdt Ketumbar
2 cm Kunyit, bakar
1 sdt Merica Bubuk
1 sdm Garam
1 sdt Gula Pasir

Cara Membuat :
1.Lumuri bebek dengan air jeruk, diamkan selama + 30 menit hingga bumbu meresap. Cuci bersih dan tiriskan.
2.Campur bebek dengan bumbu halus, lengkuas, daun jeruk, serai dan jahe hingga harum. Diamkan selama + 45 menit.
3.Masukan bebek kedalam panci presto, tuang air dan tutup rapat. Masak diatas api sedang hingga bebek lunak dan bumbu meresap + 45 menit. Angkat dan sisihkan.
4.Goreng bebek dalam minyak panas hingga matang dan berwarna kecoklatan.
5.Sajikan bersama sambal dan lalapan.

Catatan :

  • Pilih bebek, bisa yang muda atau tidak, karena toh bebek akan dipresto, jadi tidak masalah. Malah kalau terlalu muda, daging bisa hancur atau dipresto dengan waktu lebih singkat
  • Bersihkan bebek dengan baik, buang ekornya karena ini juga akan mempengaruhi bau dan rasa. Setelah dilumuri air jeruk, bersihkan kembali bebek, demikian juga bila ingin memasukkan jerohan bebek ke dalam masakan
  • Masukkan air kedalam panci presto sampai bebek terendam. Aku lebih suka mencampurkan air dengan air kelapa, agar daging bebek nantinya lebih terasa manis.
  • Jika ingin daging bebek terasa manis, seperti ayam kalasan, gunakan gula merah, tapi jika tidak (ingin lebih terasa asin), tidak perlu ditambah gula
  • Untuk sambal, bisa dibuat sesuai selera, suka sambal dari cabe merah atau cabe hijau. Sambal cabe hijau, bahan : bawang merah, cabe hijau besar, cabe rawit hijau, tomat sayur, garam, sedikit terasi dan gula (jika suka manis), rebus atau goreng semua bahan, haluskan sesuai selera.

Selamat mencoba resep dasar bebek presto ini, yang nantinya bisa divariasikan menjadi bebek kremes atau bebek panggang.

(Maaf, gambar asli menyusul, sementara foto diperoleh dari Google)