Event Suara Serumpun, Festival Puisi Tiga Negara

19.09.2025 Puji syukur. Haleluya. Alhamdulillah. Tiga puisiku berjudul 1. Tiga Negeri Satu Tenunan, 2. Tiga Perempuan Serumpun, 3. Arti Serumpun, yang kukirimkan, lolos kurasi dalam Event Suara Serumpun Festival Puisi 3 Negara (Indonesia, Malaysia dan Singapura).

Catatan dari Tim Kurator : Dari total 4.054 judul puisi yang ditulis 2.106 peserta, terpilih 3.371 judul puisi karya 2.033 peserta yang berhasil lolos kurasi.

Terima kasih Panitia dan selamat kepada semua penulis yang sudah berkontribusi. Salam literasi.


Langkah Kecil di Jalur Setapak Papandayan

30.08.2025 Mencapai 2.185 mdpl saja, demi apa seumur aku (baca : pra lansia) naik gunung? bukan, bukan untuk mengejar puncak, tapi untuk merayakan hidup, melatih kemampuan fisik, menjaga keseimbangan kesehatan jiwa raga, kebahagiaan, kebersamaan (saling memberi semangat) dan rasa syukur saat memandang keindahan alam.

Jujur, karena sesuatu dan lain hal, kami terlambat 2 jam keberangkatan, sehingga ini yang bisa kami capai karena hari mulai gelap dan badan kami mulai letih. Bersyukur bisa melangkah sampai sejauh ini.

Apakah aman untuk mencapai ketinggian ini, bagi amatiran seperti aku? Menurut sumber yang aku baca, ketinggian antara 2.000 sampai dengan 2.500 mdpl masih aman tetapi sebaiknya dengan persiapan fisik, jalan pelan, hidrasi cukup, dan evaluasi kesehatan sebelum berangkat. Dan kuncinya adalah titk memaksakan diri saat berada di lapangan, jika sudah tidak kuat, bisa beristirahat atau kembali.

Pada keberangkatan menapaki jalan setapak Gunung Papandayan ini, aku hanya melakukan persiapan fisik rutin jalan pagi selama 30 menit atau kurang lebih 3 kilometer setiap hari. Persiapan ini tidak bisa dibilang cukup karena usiaku, mestinya ada persiapan fisik yang lain yang lebih menunjang, bahkan perlu pemeriksaan kesehatan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi acute mountain sickness. Mendaki gunung tidak hanya bermodal nekat atau keinginan besar tapi juga mesti didukung dengan persiapan, agar menjadi pengalaman yang asik.

Ada beberapa gunung yang menjadi rekomendasi Hiking Aman untuk Lansia (< 2.000 mdpl) di daerah Jawa yaitu :

Gunung Andong (1.726 mdpl, Magelang, Jawa Tengah)
Jalur relatif singkat (1–2 jam).
Pemandangan indah, sunrise populer.
Cocok untuk pemula & lansia dengan kondisi sehat.
Gunung Telomoyo (1.894 mdpl, Jawa Tengah)
Bisa ditempuh dengan kendaraan hingga dekat puncak.
Cocok untuk lansia yang ingin menikmati pemandangan tanpa trek berat.
Bukit Panguk Kediwung (±400 mdpl, Bantul, Yogyakarta)
Spot foto dengan view lembah & kabut pagi.
Jalan singkat dan aman.
Gunung Panderman (2.045 mdpl, Batu Malang, Jawa Timur – sedikit di atas 2.000)
Jalur tidak terlalu ekstrem, tapi butuh stamina.
Aman jika dilakukan perlahan.


Puisi : Belenggu Nurani Diatas Kursi

“Demokrasi adalah panggilan hati nurani, memahami bahwa setiap suara memiliki kekuatan yang sama.” — Tan Malaka

kursi bukan singgasana emas/dipahat dari peluh rakyat/rapuh dipikul keserakahan/tegak ditopang keadilan

duduk bertelinga jadi mata air/tangkap isak hujan hari kemarau/biarlah hati jadi jendela terbuka/suara rakyat berhembus tanpa sekat

jangan jadikan takhta meninggi/kursi itu lahir dari bumi/dari tanah basah harapan dan doa/dari suara yang tak boleh sia-sia

duduk tanpa nurani diguncang/kursi bara bakar lidah khianati rakyat/duduk jiwa bening tuntun jalan/cinta rakyat bukan karena kuasa


Antologi Pentigraf SMARDHYARI Jilid I

Antologi Pentigraf SMARDHYARI Jilid I, 246 penulis, 530 halaman, bagian dari 2.222 pentigraf, saat ini dalam proses penerbitan di Dandelion Publisher

Ada yang bertanya-tanya apa itu “pentigraf”, nah ini yang dimaksud dengan pentigraf, pentigraf adalah akronim dari “cerita pendek tiga paragraf,” yaitu sebuah bentuk cerita pendek yang terdiri dari tiga paragraf saja.

Pentigraf dikembangkan oleh Dr. Tengsoe Tjahjono, dan ciri khasnya adalah setiap akhir cerita memiliki plot twist yang menarik. Tujuan utama pentigraf adalah menyampaikan cerita secara singkat dan padat, sehingga pembaca dapat menikmati cerita tanpa harus menghabiskan banyak waktu.

Ini buku antologiku yang ke-3 di tahun 2025, ada satu kisahku dalam buku ini, siap dipesan ya. Khususnya bagi pembaca yang ingin belajar menulis kisah dalam bentuk pentigraf. Nikmati keseruan pentigraf yang seru dengan plot twist nya. Salam literasi.


Pertemuan Penyair Nusantara XIII

Flyer ini muncul di beranda bu Ewith Bahar, dengan caption, Penerbitan buku antologi puisi yang bertema “Perdamaian dan Persaudaraan” adalah bagian dari acara Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) ke XIII, yang akan diikuti oleh 8 negara (Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Timor Leste, Filipina, Brunei Darussalam, dan Indonesia). Acara akan berlangsung di Jakarta 11 – 14 September 2025.

dan aku merasa tertantang untuk ikut. Masih ada waktu, segera aku membuat 3 buah puisi pendek tentang Perdamaian dan Persahabatan. Sederhana saja dan tidak rumit. Yang pertama berjudul Lelagon Tanah Jawi, lalu yang kedua berjudul Peluk Damai Pelataran Ibu Pertiwi dan yang terakhir berjudul Ulos Kasih Di Pusuk Buhit. Semoga ada yang lolos kurasi dan dapat menjadi bagian dari Penyair Nusantara, yang meramaikan event yang akan diselenggarakan bulan September 2025 di Jakarta.

Apakah teman-teman sudah ikut serta, masih ada waktu dua hari lagi? Yuk bersama kita mengukir sejarah literasi Nusantara melalui event ini. Salam literasi.


Membuat Komik ala ChatGPT

Kemajuan teknologi, terlepas apakah ini layak dipublikasikan, tapi aku cukup menikmati keseruan ini. Belajar membuat komik melalui ChatGPT, aku peroleh dari berbagi dalam WAG Penulisan 2222 Pentigraf, dengan PJ Kak Lies Hendrawan.

Kak Lies mengajarkan langkah-langkahnya melalui pendetilan prompt dalam ChatGPT itu. Masih dalam rangka mempromosikan event penulisan 2222 Pentigraf untuk menjadi rekor MURI.

Tentu tidak terlepas dari ketidaksempurnaan. Perhatikan dengan baik, walau sudah diulang sampai dengan 4 kali, tetap tidak menjadi lebih baik dan inilah tampilan terbaik, justru yang pertama yang keluar sebagai hasilnya.

Selamat mencoba


Happy World Book Day 2025

Buku bukan hanya Jendela Dunia tapi juga jendela hati. Dari membaca buku, aku bisa memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan sang tokoh. Dari membaca, aku bisa mengurai isi pikiranku, solusi apa yang mungkin bisa aku berikan jika jumpa dengan sang tokoh. Selain itu, dengan membaca, aku jadi mengerti bahwa tidak selalu semua orang punya pemahaman, persepsi dan pendapat sama dengan aku.

23.04.2025 Happy World Book Day, yuk membaca, yuk menulis

Foto : buku solo Halusinasi Kopi, terbit di Stiletto, September 2020


Buku Antologi PAPI : dan Selalu Terindah

Buku Antologi ini adalah buku antologi ke-6 yang diterbitkan Pondok Antologi Penulis Indonesia (PAPI), namun ini merupakan buku ke-4 yang aku ikuti di PAPI. Satu judul yang aku kirim dalam buku ini, berjudul “Kenangan Masa Kecil, Saat Dunia Terasa Sederhana”

Ketika mendapatkan tema ini dari founder Pondok Antologi Penulis Indonesia (PAPI), yang terbayang oleh saya adalah masa kecil yang sederhana, masa yang tidak rumit dan yang tidak perlu pusing memikirkan ini dan itu seperti saat ini, masa saat sudah menjadi dewasa. Masa kecil adalah masa yang terindah, masa bahagia. Namun, semakin saya menghayati tema tulisan ini, hati saya bergejolak, betulkah demikian? Apakah betul masa kecil adalah masa terindah buat saya di masa itu? Bagaimana dengan orang lain, anak seumur saya dengan masa kecilnya, apakah juga mereka sebahagia dan menjadikan itu sebagai masa terindah dalam hidupnya?

Saat ini, buku dalam proses terbit (sedang antri ISBN) buku antologi pertama di 2025 dan merupakan buku antologi artikel ke-6 dari Pondok Antologi Penulis Indonesia. Ada sekitar 15 penulis berkontribusi di sini, tentu dengan tulisan dan kisah menarik lainnya.