Dalam Lelap Malam

Suatu malam di awal Nopember


Kabut tipis masih menyisakan dingin di malam itu

Titik hujan turun meleburkan dirinya ke bumi

Kau tidur di sisiku, berselimut bersama

Dengan kantuk kita berdua yang teramat sangat

 

Aku tidak pernah berharap ini segera berakhir

Walau kuingin kau segera beranjak remaja

Kutatap kelam matamu

Damai di wajahmu

Kau peluk leherku erat

 

Dalam kantukmu, kau buka kelopak matamu

Mama….aku ga mau nakal lagi

Jangan tinggalkan aku ya…

 

love you Mam




Ku Ingin Selamanya

Ku ingin selamanya bersama orang yang kita kasihi, siapa yang tidak ingin ? Ku ingin, sebagai manusia biasa, tentu kita menginginkan hal ini bukan? Aku ingin, aku juga yakin pembaca juga pasti ingin, namun begitukah yang selalu terjadi ?

Tak seorangpun mengetahui apa yang akan terjadi di kemudian hari, seseorang bisa ditinggalkan oleh kekasih hatinya, ntah karena kematian atau pun karena hal lain, yang merupakan bagian dari rencana Tuhan. Cinta adalah misteri Tuhan. Hamba Tuhan berkata bahwa pasangan yang telah menikah, hanya dapat dipisahkan oleh kematian saja. Jadi dalam keadaan apapun, Tuhan pun menginginkan kita untuk bertahan menghadapi apapun terjadi dalam pernikahan kita, tentu dengan terus memohon pada pertolongan Tuhan.

Sedangkan bagi pasangan yang belum menikah, perpisahan bisa saja terjadi karena ketidakcocokan, perbedaan pendapat, perbedaan keyakinan atau pun tidak adanya ijin orang tua.

Dalam tulisan ini, sambil mengenang usia pernikahan yang sudah mencapai usia 16 tahun ini, aku hanya ingin menuliskan bahwa aku ingin bersama suami kekasih hatiku selamanya, dalam suka dan duka, walau kadang kesibukan membuat ku mengabaikan dan tidak memperhatikannya. Sama seperti yang diungkapkan oleh UNGU dalam lirik lagunya,… cinta adalah misteri dalam hidupku yang tak pernah kutahu akhirnya…..kuingin selamanya mencintai dirimu sampai saatku akan menutup mata….

 

Kuingin Selamanya – UNGU

 

cinta adalah misteri dalam hidupku
yang tak pernah ku tahu akhirnya
namun tak seperti cintaku pada dirimu
yang harus tergenapi dalam kisah hidupku

Reff:
ku ingin slamanya mencintai dirimu
sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
ku ingin slamanya ada di sampingmu
menyayangi dirimu sampai waktu kan memanggilku

ku berharap abadi dalam hidupku
mencintamu bahagia untukku
karena kasihku hanya untuk dirimu
selamanya kan tetap milikmu

di relung sukmaku
ku labuhkan sluruh cintaku
di hembus nafasku
ku abadikan sluruh kasih dan sayangku

http://musiklib.org/Ungu-Ku_Ingin_Selamanya-Lirik_Lagu.htm

Renungan tiap akhir tahun untuk mensyukuri nikmat dan pimpinan Tuhan sepanjang tahun selalu aku buat, agar bukan hanya kedukaan yang menjadi hitungan kita tapi berkat Tuhan yang tidak putus-putusnya dan menyadari bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dalam setiap apapun kondisi kita (baca renungan tahun lalu disini)

Selamat Ulang Tahun Pernikahan yang ke 16, kiranya Tuhan senantiasa menolong aku dan suamiku untuk terus memelihara kasih kami yang mula-mula dan semakin menguatkan cinta kami bersama anak-anak. Amin.

 

 


BPK Serasi Rasa, Berastagi

Maap ini edisi non halal, tapi kalau ga di-sharing rasanya kok mubazir ya punya pengalaman enak, menyenangkan dan mengenyangkan kok tidak dibagi kepada sesama….bisa dosa juga kan ? Heee…. 🙂

Dalam perjalanan kami menuju Medan dari Berastagi, kami sudah bertanya-tanya kepada keponakan, rumah makan BPK mana yang paling maknyus saat ini, maklum di Berastagi dan sekitarnya, amat banyak namanya rumah makan dari level warung sampai restoran, atau restoran dengan cabang-cabang BPK ….ah iya lupa pulak kasi kepanjangan singkatan dari BPK ini, BPK itu singkatan dari Babi Panggang Karo, yang top markotopnya alias paling mantabs ya disini tempatnya menurut keponakan suami, Lisbeth,  yang merekomendasikan rumah makan BPK Serasi Rasa, yang terletak di sebelah kiri jalan menuju Medan dari Berastagi.

Menu di rumah makan ini tidak macam-macam, standar lapo-lapo yang lain, tapi ramainya minta ampun, belum kami selesai makan pun, orang sudah banyak berdiri menunggu kami, belum lagi orang yang datang untuk pesanan dibungkus dan dibawa pulang (take away), jangan-jangan adapula yang delivery order… Menu, bisa dilihat di foto-foto dibawah ini, ada menu 1. Panggang Rp 12.000,- (maksudnya ya tentu Babi Panggang … 🙂 ) 2. Sop Tulang Rp 12.000, – 3. Nasi Putih Rp 4.000,- 4. Nasi dan Panggang Rp 15.000,- 5. Nasi dan Sop Tulang Rp 15.000,- itu menu yang terpampang didalam rumah makan, tapi kita bisa memesan ikan mas arsik, B2 panggang, saksang, sayur singkong tumbuk, sup kaki babi plus aneka sambal cabe ijo dan sambal andaliman. Kalau minumannya hm bermacam-macam, termasuk jus martabe (markisa terong belanda)…mantabs kalipun…sluurrrp….

Oh ya sekalian menjelaskan, saat B2 panggang mau disajikan, pramusaji bertanya, pakai sambal gota? Gota? Gotcha kali ? eh ternyata gota itu…hm sekali lagi ini benar-benar non halal ya, karena buat kami yang menghalalkan pun kadang agak tidak berani memakannya walau rasanya enak karena sudah dicampur dengan aneka rempah, gota yaitu darah daging hewan tersebut, kalau B2 ya gota B2, yang terkenal enak juga ada Ayam Gota (kalau yang ini Eda dan Inang Mertua ku yang jago membuatnya).

Singkat kata, kami puas makan di RM BPK Serasi Rasa ini, semua masakan segar dan masih baru, masakan tidak berbau, rumah makan cukup bersih, pisang barangan tersedia banyak…. mantabs tabs….yuk kesana lagi yuuuk…. 🙂

 


United Hearts


God has brought you here together
To be united in His love
Joined in Holy Matrimony
With faith in God above

DonotHotlink

Let your faith guide your lives
With a measure of God’s grace
For this is what keeps love strong
Through whatever you may face

DonotHotlink

Keep building your marriage on
The foundation of Christ
It will not crumble or give way
Through the daily pressures of life

DonotHotlink

But it will stand the test of time
Growing stronger day by day
Just keep your hearts truly united
Joined as one when you pray

DonotHotlink

The cord that binds your hearts
Will not fray or break in two
When you build your lives on God
He will walk with you

© By M.S.Lowndes


Pasar Berastagi

Berkunjung ke Berastagi, rasanya kurang lengkap jika tidak mengunjungi Pasar  Berastagi di Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kami datang pagi-pagi,kira-kira pukul 7.00 pagi, udara masih terasa dingin, padahal matahari bersinar cerahnya saat itu. Pasar belum seluruhnya buka dan didatangi baik oleh pedagang maupun  pengunjung, jadi kami masih bisa leluasa mengamati pasar buah dan sayuran yang menjadi pusat wisata belanja bagi orang-orang yang berkunjung ke Kabupaten Karo, karena selain buah dan sayurannya segar, juga memiliki kualitas yang prima. Disamping itu, kadang pengunjung yang berasal dari Sumatera juga bisa menemui aneka buah dan sayuran yang tidak ada di kota asal, misalnya seperti terong belanda dan pepino.

Pasar ini berada tidak jauh dari pusat kota Berastagi. Untuk mencapai kota Berastagi, bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam  di hari biasa dan bisa lebih di hari libur dari kota Medan atau berjarak sekitar 60 kilometer dari kota Medan. Pasar yang terletak dekat Tugu Perjuangan Berastagi ini mempunyai luas sekitar 1 hektar. Pasar ini tampak bersih dan tertata rapi, buah-buah disusun menurut jenisnya secara teratur, demikian juga untuk sayuran dan tanaman hias.  Menurut pedagang yang berjualan disana, pasar ini telah ada sejak tahun 1984 dan pernah mengalami peremajaan di beberapa tempat. Selain buah, sayur dan tanaman, di pasar ini juga banyak dijual cenderamata, seperti kaos, gantungan kunci, ukiran kayu  dan kain-kain khas Sumatera Utara.

 

 

 

Selamat berwisata di Pasar Berastagi


Wisata Kuliner (Malam) di Jalan Jamin Ginting

Perjalanan panjang telah kami lalui sepanjang hari ini, hari ke-4 liburan mudik kami, yaitu dari Aek Paulak Hosa, Desa Silalahi, Tugu Silalahi, Tongging dan Air Terjun Sipisopiso, serta Kebun Jeruk di Kaban Jahe. Badan sudah lelah, mata sudah mengantuk, tapi rasanya kok ga seru ya kalau kami ga icip-icip di Jalan Jamin Ginting, Berastagi, yang semerbak mewangi dengan bau makanan dan masakana, yang berasal dari rumah makan, kedai dan tenda-tenda di sepanjang jalan itu.

Sebenarnya kami juga masih kenyang, ingat kan kami baru makan siang sekitar pukul 16 di Tongging ? Jadi ya seperti rencana semula, kami mulai dengan makan durian di depan Bank Mandiri, hmm sedapnya….lanjut …lihat apa yang kami nikmati sepanjang jalan ini, disamping aneka makanan seperti ikan nila goreng dan bakar, aneka chinese food, sate manis dan jajanan lain.

memilih durian

pedagang roti bakar yang tidak pernah sepi

roti bakar

sate padang

pedagang martabak india

tempat makan di sepanjang jalan Jamin Ginting

dan yang tak pernah sepi pengunjung sejak pagi

Jadi manakala kita kelaparan dan kedinginan akibat dinginnya udara di Berastagi dan sekitarnya, tidak perlu kawatir karena banyak tempat yang dapat mengenyangkan dan menghangatkan tubuh kita.



Petik Buah di Kaban Jahe

Kaban Jahe, 31 Agustus 2011, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Berastagi, hari memang sudah semakin sore, tapi langit masih cerah, waktu itu hampir menjelang pukul 18.00, sebenarnya badan kami, suami terutama dan anak-anak juga sudah cukup lelah, tapi di wilayah Kaban Jahe, banyak sekali pedagang yang menawarkan untuk memetik buah jeruk atau markisa di kebun mereka.

Tak tahan untuk tidak berhenti melihat buah yang ranum-ranum itu, akhirnya kami berhenti di kebun milik Bapak Sembiring, yang dijaga istrinya Ny Sembiring boru Ginting. Harga buah jeruk yang dipetik langsung dari pohonnya sekitar Rp 12.000,- per kg.

akhirnya kami berbelok kemari

kami turun dan tak tahan untuk tidak memetik buah-buah ini

dan lihatlah apa saja yang dijual selain jeruk yang manis itu ? ada markisa, ada terung belanda, ada salak, dan ada juga buah pepinos….rasanya semua segar dan manis

 

Jangan sampai menyesal tidak mampir dan menikmati buah-buahan di Kaban Jahe ini, yang merupakan salah satu potensi pertanian berupa buah dan sayur terbesar di Sumatera Utara.


Air Terjun Sipiso-piso

Dalam perjalanan kami dari Tongging menuju Merek, kami diingatkan teman untuk mampir ke Air Terjun Sipiso-piso, karena penasaran dengan informasi yang kami terima mengenai air terjun in, maka suami pun membelokkan mobil ke arah obyek wisata ini. Setelah membayar tiket tanda masuk, kendaraan pun diparkir. Saat itu kami tiba disana sekitar pukul 17, namun masih banyak pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan suasana disana, dan sekali lagi kami masih punya kesempatan berfoto dengan latar belakang pemandangan Danau Toba (lagi).

Lokasi Air Terjun Sipiso-piso ini tidak jauh dari desa Tongging, terlihat dari waktu yang kami gunakan dari desa Tongging ke lokasi ini. Hanya kalau desa Tongging berada di dataran rendah lebih dekat ke danau, maka untuk menuju ke air terjun ini kendaraan yang digunakan akan melalui lereng-lereng yang cukup tinggi. Jaraknya ke arah kota Berastagi juga hanya sekitar 35 kilometer saja. Selain pemandangan danau Toba, dari gerbang puncak menuju air terjun ini, kami bisa melihat derasnya air terjun ini mengalir dari dari atas bukit, sehingga oleh karena itu derasnya air yang menyerupai pisau ini, maka air terjun ini disebut Air Terjun Sipiso-piso (piso dalam bahasa Karo berarti pisau-red).

Untuk melihat air terjun ini dari dekat, disediakan jalanan berbatu yang harus ditempuh melalui anak tangga menurun kebawah. Melihat ketinggian air terjun, yang kabarnya mencapai 120 meter dengan kondisi kami yang sudah cukup lelah melakukan perjalanan sejak pagi tadi, ditambah lagi (alasan) hari sudah menjelang sore, rasanya kami menyerah dan tak sanggup untuk turun kebawah, kami hanya berfoto sebentar dan berjalan di sekitar obyek wisata, yang menjual aneka souvenir khas daerah setempat seperti kaos dan aneka kerajinan lain.

Air Terjun Sipiso-piso, obyek wisata yang masih patut untuk dikunjungi, walau kabarnya curah air yang mengalir sudah mulai berkurang.