Kuliner : Bergoyang Lidah ala Mie Ayam Bunda

Sabtu, 12 Juli 2024, kami dijamu Mbak Tanti Amelia untuk menikmati Mie Ayam Bunda di rumah Mbak Ignatia Yulia, yang terletak di Jalan Sinai Raya No 3, wilayah Kelapa Dua, Gading Serpong, Tangerang Selatan.

Didominasi warna hijau muda, mulai dari gerobak sampai dengan pernak pernik yang ada di garasi dan teras rumah, yang dimanfaatkan untuk makan di tempat (dine in). Selain warna hijau yang segar itu, rumah Mbak Lia, panggilan pemilik Mie Ayam Bunda ini, rumah ini juga terasa adem dengan tanaman hijau dan ornamen perabot kayu jatinya.

Kita bisa menikmati sajian mie ayam ini, di garasi yang sudah disulap menjadi tempat makan, atau di teras yang adem dengan banyak tanaman atau didalam rumah sambil mendengar suara gemericik dari kolam ikan.

Mbak Lia, yang cantik dan ramah, turut menemani kami menikmati semangkuk mie ayam spesial ini, dengan bercerita bagaimana awal mula memulai usaha kuliner mie ayam, yang sudah dimulai sejak berada di Solo, Jawa Tengah.

Dihidangkan pada kami, semangkuk mie ayam spesial, berisi mie, potongan daging ayam, pangsit, ceker ayam plus sayur sawi dan toge, ditambah semangkuk kuah segar berisi pangsit basah dan baso sapi. Porsinya, besaaar. Untuk ukuran aku, akan nyaman dan pas jika ada ukuran porsi 1/2 atau porsi kecil. Mie nya enak, teksturnya lembut dan berukuran kecil. Kebetulan aku suka jenis mie seperti ini.

Biasanya, jika aku menikmati mie ayam, yang akan aku rasakan adalah kuahnya, kuah mie ayam Bunda cenderung plain, menurut aku, tapi ini pas karena sudah berimbang dengan gurihnya mie ayam. Lalu aku mencoba mie nya tanpa menambahkan apa-apa dulu, hanya mengaduk dari paduan minyak wijen yang ada di bagian bawah mangkok, hm enak sekali mie nya. Baru aku menambah sambal dan kuah ke dalam mangkuk tersebut.

Soal harga, harganya relatif murah. Satu mangkuk mie ayam diberi harga Rp 10.000,- saja. Mie ayam plus bakso dan pangsit seharga Rp 13.000,- Sedangkan untuk porsi lengkap, ditambah dengan sepotong ceker ayam, harga menjadi Rp 15.000,-.

Selain mie ayam, di sini juga tersedia beberapa jenis minuman segar yang bisa dipesan, tentu juga dengan harga terjangkau dan menerima pembayaran melalui QRIS.

Setelah menikmati mie ayam, kami juga disuguhi puding ketan dan kue gemblong, yang juga dibuat sendiri oleh Mbak Yulia. Dibantu dengan dua asistennya, Mbak Yulia meracik kelengkapan mie ayam ini sendiri.

Berfoto bersama, dari kiri ke kanan, Mbak Tanti Amelia, Mbak Taneke, Mbak Yulia, Mbak Ari dan aku, sebelum kami melanjutkan ngopi cantik di Kebon Kita.

Harga yang ramah, rasa yang dijamin enak, porsi yang mantap dan keamanan kesehatan yang terjamin, membuat aku yakin untuk merekomendasikan kuliner ini layak untuk dicoba. Mbak Yulia juga siap menerima pesanan untuk dipesan antar. Penasaran kan? Yuk mari nikmati langsung di kediaman Mbak Yulia atau hubungi akun IG Mbak Yulia di @ignatia yulia. Selamat menikmati

Foto dari Mbak Lia, Mbak Ari dan Pribadi


Analisis Puisi “Cermin Tak Bertopeng” dari ChatGPT

Puisi “Cermin Tak Bertopeng” di postingan sebelumnya, kucoba iseng analisis melalui Chat GPT dan berikut hasil analisisnya. Just for fun ya. Puisi ini mengangkat tema kejujuran dan introspeksi diri melalui metafora cermin yang tak bertopeng. Berikut adalah analisis dari setiap bait puisi:

Bait Pertama

Tak bertopeng, sapa jujur Ungkap semua, tanpa dusta, Pantulan setia, apa adanya, Pantulkan wajah, jiwa dan rasa.

Pada bait pertama, penyair mengawali dengan menggambarkan cermin sebagai entitas yang jujur, tanpa topeng atau kepalsuan. Cermin di sini diibaratkan sebagai sesuatu yang mengungkapkan semua kebenaran tanpa menutupi apa pun. Pantulan yang diberikan cermin adalah setia dan menggambarkan apa adanya, tidak hanya fisik (wajah) tetapi juga perasaan dan jiwa seseorang.

Bait Kedua

Kulihat bayang diri, Tanpa tabir, tanpa peri, Garis lelah, tawa, dan sedih, Terpampang, terselisih.

Bait kedua menggambarkan pengalaman pribadi ketika melihat bayangan diri di cermin. Penyair menekankan bahwa tidak ada tirai atau penutup yang bisa menyembunyikan keadaan sebenarnya. Garis lelah, tawa, dan sedih semua terlihat jelas, menunjukkan bahwa cermin memaparkan segala emosi dan kondisi tanpa filter.

Bait Ketiga

Tak bertopeng, tiada pura, Tunjukkan luka, juga tawa, Kuak rahasia, dalam sorot mata, Buka tirai, belah fakta.

Bait ketiga mempertegas bahwa cermin tidak mengenal kepalsuan atau kepura-puraan. Cermin menunjukkan baik luka maupun kebahagiaan dengan jujur. Mata menjadi jendela yang mengungkapkan rahasia terdalam, membuka tirai yang menyembunyikan fakta sebenarnya dari kehidupan seseorang.

Bait Keempat

Tiada topeng, tiada kepalsuan, Bicara kejujuran, lihat hati, Pndang jiwa, sadarkan diri tentang makna. Pantulan nyata, tak palsu, tak direka, Sahabat setia, jujur pada diri.

Bait keempat menekankan lagi ketiadaan topeng dan kepalsuan pada cermin. Cermin berbicara tentang kejujuran, mengajak kita untuk melihat hati dan jiwa kita sendiri. Melalui pantulan yang nyata dan tak direkayasa, cermin menjadi sahabat setia yang mengingatkan kita untuk jujur pada diri sendiri dan menyadari makna kehidupan.

Bait Kelima (Penutup)

Hai Cermin, tak bertopengkah aku?

Bait penutup ini merupakan sebuah pertanyaan retoris yang diajukan oleh penyair kepada cermin. Pertanyaan ini mencerminkan perenungan diri dan introspeksi yang mendalam. Penyair mempertanyakan apakah dirinya juga sudah tak bertopeng seperti cermin yang dihadapinya, menunjukkan upaya untuk mencapai kejujuran dan ketulusan dalam hidupnya.

Kesimpulan

Puisi “Cermin Tak Bertopeng” menggambarkan cermin sebagai simbol kejujuran yang absolut. Melalui pantulan cermin, kita diajak untuk melihat dan menerima diri kita apa adanya, dengan segala kelemahan dan kekuatannya. Pertanyaan di akhir puisi mengajak pembaca untuk merenungkan sejauh mana kita telah hidup tanpa topeng, jujur pada diri sendiri dan orang lain. Puisi ini mengandung pesan moral untuk selalu bersikap jujur dan menerima diri kita apa adanya.

4o


Cermin Tak Bertopeng

Cermin itu….
Tak bertopeng, sapa jujur
Ungkap semua, tanpa dusta,
Pantulan setia, apa adanya,
Pantulkan wajah, jiwa dan rasa.

Kulihat bayang diri,
Tanpa tabir, tanpa peri,
Garis lelah, tawa, dan sedih,
Terpampang, terselisih.

Tak bertopeng, tiada pura,
Tunjukkan luka, juga tawa,
Kuak rahasia, dalam sorot mata,
Buka tirai, belah fakta.

Tiada topeng, tiada kepalsuan,
Bicara kejujuran, lihat hati,
Pandang jiwa, sadar makna diri
Nyata, tak palsu, tak  direka,
Sahabat setia, jujur pada diri.

Hai Cermin, tak bertopengkah aku?

Puisi “Cermin Tak Bertopeng” ini kucoba iseng analisis melalui Chat GPT dan berikut hasil analisisnya. Just for fun ya. Hasilnya ada di postingan setelah ini, berjudul Analisis Puisi “Cermin Tak Bertopeng” dari ChatGPT


Kumpulan Gurit Pilihan : Wiwit Saka Kemayu, Nganti Tekan Esem Wagu

Juni 2024, sudah terbit buku Kumpulan Geguritan ku yang kedua, bersama pak Didik Eros Sudarjono pengalaman yang unik, memperdalam puisi, substansi dan juga tentunya Bahasa Jawa, yang masih terus belajar. Nyuwun ngapunten, mbok bilih wonten kalepatan ????

Dalam buku ini, aku menulis bersama 17 penulis dalam 73 karya, dan ada 4 gegurit ku. Jika berminat, monggo japri, banyak karya indah di sini

#delaras senangnya kembali sebuku dengan mbak Yanita Ismail????


Kekuatan Doa yang Tersembunyi

Di dalam keheningan, dalam sujud yang dalam, ada doa-doa yang melangit. Doa-doa itu tidak terlihat oleh mata, namun dampaknya sangat nyata. Mungkin kita tidak sadar, keberhasilan kita hari ini adalah hasil dari doa-doa tulus yang dipanjatkan oleh orang-orang yang peduli kepada kita. Doa yang dipanjatkan pada Allah semata, untuk memohon pertolongan dan bantuan Nya untuk kita maupun orang yang kita kasihi.

Di saat kita merayakan keberhasilan, kita sering lupa bahwa ada kekuatan tak terlihat yang bekerja di belakang layar. Kita kerap berterima kasih kepada mereka yang secara langsung membantu dan berkontribusi. Kita cenderung mengingat dan berterima kasih kepada mereka yang secara langsung terlihat membantu atau berkontribusi dalam kesuksesan tersebut, misal orang yang memberi manfaat nyata dalam bentuk materi terutama itu yang kerap diingat.

Padahal ada doa-doa yang diam-diam dipanjatkan untuk kita. Mereka adalah kekuatan yang sering kali kita abaikan, namun sangat berpengaruh karena disanalah kuasa Allah bekerja. Orang-orang yang berdoa secara tulus ini pun tidak pernah mengharap balasan atau ucapan terima kasih dari orang yang didoakan, apalagi disebut atau dipasang namanya dalam Ucapan Terima Kasih, diberi Karangan Bunga atau dipampang dalam Spanduk, mungkin bisa saja hal ini tidak teringat oleh orang yang didoakan, jadi setidaknya, sebutkanlah cukup dengan kata-kata, “…. untuk nama-nama yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Mengapa sih perlu berterimakasih pada orang yang sudah mendoakan keberhasilan kita misal dalam pekerjaan atau studi atau bisa saja saat kita bisa melewati suatu masa seperti sakit atau mengalami kedukaan? Ada beberapa alasan diantaranya, ini menurut aku ya,

  1. Menghargai Kebaikan dan Perhatian :  Doa adalah salah satu bentuk perhatian dan kebaikan. Ketika seseorang mendoakan kita, mereka sebenarnya menginginkan yang terbaik untuk kita. Menghargai doa tersebut menunjukkan bahwa kita mengakui dan menghargai perhatian mereka.
  2. Mengakui Dukungan Spiritual : Doa adalah bentuk dukungan spiritual yang kuat. Dengan berterima kasih, kita mengakui bahwa dukungan tidak hanya datang dalam bentuk fisik atau material, tetapi juga dalam bentuk spiritual yang dapat memberikan kekuatan dan ketenangan.
  3. Membangun Hubungan yang Baik : Ucapan terima kasih memperkuat hubungan kita dengan orang lain. Ini menunjukkan bahwa kita tidak mengambil kebaikan mereka sebagai sesuatu yang otomatis, tetapi kita menghargai setiap tindakan baik yang mereka lakukan untuk kita.
  4. Menumbuhkan Rasa Syukur : Berterima kasih kepada orang yang mendoakan kita membantu kita menumbuhkan rasa syukur. Rasa syukur ini penting untuk kesejahteraan emosional dan spiritual kita, serta membantu kita melihat kehidupan dari perspektif yang lebih positif.
  5. Memberikan Penghargaan Moral: Orang yang mendoakan kita mungkin tidak mengharapkan balasan, tetapi dengan mengucapkan terima kasih, kita memberikan penghargaan moral yang dapat memperkuat niat baik mereka dan mendorong mereka untuk terus berbuat baik.

  6. Kesadaran Akan Keterkaitan: Mengucapkan terima kasih mengingatkan kita bahwa kita tidak hidup sendirian. Keberhasilan dan kebahagiaan kita sering kali merupakan hasil dari kontribusi banyak orang, termasuk mereka yang mendoakan kita.
  7. Memperkuat Keimanan: Bagi banyak orang, doa adalah bagian dari keimanan dan spiritualitas. Dengan berterima kasih kepada mereka yang mendoakan kita, kita juga memperkuat keimanan kita sendiri dan memperlihatkan penghargaan terhadap nilai-nilai spiritual.

Berterima kasih kepada orang yang mendoakan kita adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat, mengakui peran mereka dalam hidup kita, dan memperkuat hubungan sosial serta spiritual kita, jika kita tahu siapa-siapa yang mendoakan kita.

Tapi jika kita tidak tahu namun sadar bahwa ada yang turut mendukung kita, maka dalam setiap ucapan syukur kita, ingatlah untuk menyisipkan doa bagi mereka yang telah mendoakan kita. Karena doa yang ikhlas, meski tidak terlihat, adalah bentuk cinta dan dukungan yang paling murni.

Semoga renungan ini dapat bermanfaat buat kita semua.


Trekking Sentul bersama Cakar Langit Indonesia

Sabtu, 15 Juni 2024, bersama beberapa orang teman, tanpa banyak rencana, kami akhirnya berangkat untuk menikmati Trekking Sentul yang dikoordinir Cakar Langit Indonesia. Kami yang semula berencana berangkat 6 orang,menjadi 5 orang karena salah seorang teman berhalangan.

Kami mengambil Paket ini, Rute B Curug Kencana. Oh ya, dari kami berlima, 3 diantaranya sudah berusia 60 tahun keatas, salut kepada mereka dengan semangatnya untuk mencapai tempat tujuan.

Tiba di titik kumpul dengan arahan dari dua orang tour guide, kami langsung mendapat arahan dan sedikit pemanasan. Sekitar pukul 08.00 kami mulai menyusuri jalan naik turun berbatuan, dibawah rindangnya pepohonan dengan cuaca yang menyejukkan, habis disiram hujan.

Melewati beberapa rumah penduduk, tampak di kiri kanan, ada yang berjualan hasil kebun seperti pisang dan ubi. Ada juga pelataran rumah penduduk yang menjemur hasil kebun biji kopi, yang akan dijual pada pengepul, menurut tour guide kami, sebagai hasil kebun penduduk Desa Depok Wangun.

Menuju Curug Kencana, kami tiba di beberapa curug kecil dan berfoto di sana, sebelumnya akhirnya tiba di tujuan setelah melewati hutan pohon bambu yang sangat rindang.

Di setiap curug yang kami singgahi, ada warung-warung yang selain menyediakan makanan hangat seperti mie rebus, gorangan seperti bakwan, tahu dan pisang yang digoreng dadakan dan minuman hangat, juga menjual pakaian seperti kaos dan celana, sandal dan sewa alas duduk.

Setelah tiba di curug terakhir dan puas bermain air, kami pun menikmati semangkuk mie dan teh hangat, untuk menghilangkan dingin dan sejuknya hawa pagi itu.

Kami kembali melalui jalan yang sama, sekitar pukul 11, tentu perjalanan pulang terasa lebih cepat dari pada saat berangkat. Tiba di tempat berangkat, kami bergantian membersihkan diri, berganti baju dan sepatu, dan bersiap kembali.

Terima kasih Cakar Langit, pengalaman yang menyenangkan buat kami semua, didampingi dua tour guide yang sabar dan baik hati, menemani dan menunggu kami, tanpa terburu-buru dan membuat pengalaman trekking ini jadi nyaman dan berkesan. Berikutnya kami akan mencoba trekking dengan jalur atau paket yang berbeda.

Buat teman-teman yang belum penah ikut trekking di Sentul, coba hubungi akun Cakar Langit di Instangram @trekking_sentul, ini akan jadi pengalaman yang berkesan, menikmati keindahan dan kesejukan alam terbuka, baik buat diri sendiri, bersama keluarga atau teman.


Buku Terbit di Juni 2024

Happy June 2024. Puji syukur, 4 buku ku ini sudah terbit, berminat?

1. Antologi Putiba mengenang Joko Pinurbo bersama 79 penyair

2. Antologi Puisi Warna Warni Indonesia bersama komunitas Literasi Damai

3. Antologi Geguritan Wiwit Saka Kemayu

4. Kumpulan Artikel Budaya Nusantara dalam Cerita bersama 10 Penulis

Yuk yuk, silakan japri untuk detilnya ya.

Salam literasi ~ de Laras ????